jpnn.com, JAKARTA - Direktur Eksekutif Migrant Care Wahyu Susilo menilai kinerja Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) dalam membenahi tata kelola TKI belum sepenuhnya menunjukkan hasil positif. Karena itu, mencabut moratorium pengiriman TKI ke Timur Tengah akan menjadi kebijakan yang percuma selama pengelolaannya masih berantakan.
Wahyu mengatakan, harus ada evaluasi menyeluruh atas tata kelola penempatan TKI di Timur Tengah. "Audit kinerja terhadap BNP2TKI," tegas Wahyu, Jumat (22/9).
BACA JUGA: BNP2TKI Punya Solusi Jika Moratorium Pengiriman TKI Dicabut
Menurut Wahyu, selama ini BNP2TKI setengah hati dalam mengevaluasi perusahaan penyalur TKI atau Pelaksana Penempatan Tenaga Kerja Indonesia Swasta (PPTKIS). Padahal, berdasarkan catatan MIgrant Care, banyak perusahaan yang diduga masih melanggar aturan tentang penempatan TKI.
Karena itu Wahyu meminta BNP2TKI harus tegas mengaudit kinerja PPTKIS. "Selama ini belum ada pernyataan resmi BNP2TKI tentang PPTKIS," sesalnya.
BACA JUGA: Terapis Spa Wafat di Nigeria, Disnaker Gianyar Tak Berdaya
Wahyu juga menyoroti masalah perlindungan TKI di luar negeri. Dia menilai kekuatan diplomasi yang dilakukan pemerintah belum cukup kuat memberikan perlindungan bagi TKI. "Harus diaudit juga kinerja kualitas diplomasi perlindungan TKI," ujarnya.
Menurut dia, memang moratorium tersebut harus dibuka. Namun akan lebih baik bila pengelolaannya diberesi terlebih dahulu.
BACA JUGA: Kasihan, Sriani Terapis Spa asal Bali Meninggal di Nigeria
"Selama dimonopoli PPTKIS tetap menimbulkan kerentanan. Harusnya modelnya goverment to goverment dan langsung dikelola negara," tuntasnya.
Sebelumnya, BNP2TKI memperkirakan ada 30 ribu TKI ilegal yang berhasil lolos ke luar negeri setiap tahun. Akibatnya, banyak masalah yang ditimbulkan TKI ilegal itu.
"Jadi diperkirakan 30 ribu orang yang tidak tercatat oleh negara alias ilegal per tahunnya," kata Kepala BNP2TKI Nusron Wahid.(boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Golkar Belum Tutup Pintu Buat Ridwan Kamil
Redaktur : Tim Redaksi