Nyamar Jadi Tukang Becak, Wiranto Kagetkan Widodo

Rabu, 26 Maret 2014 – 14:16 WIB

jpnn.com - CILACAP -- Ribuan massa memadati Lapangan Krida Nusantara Kelurahan Kumilir Kecamatan Cilacap Utara, Cilacap, Jawa Tengah, Rabu (26/3) siang.

Kehadiran mereka di lapangan itu adalah menantikan kehadiran Ketua Umum yang juga calon presiden Partai Hanura Jenderal (Purn) H. Wiranto.

BACA JUGA: KPK Periksa Staf Keuangan PT Bali Pasific Pragama

Begitu turun dari mobil, Wiranto langsung dikerumuni  simpatisan yang sudah sejak pagi memadati lapangan. Teriakan 'Wiranto Presiden' pun membahana di tengah cuaca yang mendung itu.

Sontak saja, warga berebut untuk bersalaman dengan Wiranto. Dalam orasi politiknya, mantan Panglima TNI, KSAD, Pangkostrad, itu mengingatkan untuk menghargai jasa pahlawan yang merebut kemerdekaan.

BACA JUGA: Marzuki Cemburut Jika Anas Dapat Uang Harrier dari SBY

"Kemerdekaan yang diwariskan para pahlawan harus diisi dengan mensejahterahkan rakyat, dengan cukupkan sandang papan, pendidikan murah, kesehatan terjamin," kata Wiranto yang disambut gemuruh teriakan Wiranto Presiden oleh massa seisi lapangan.

Ia yakin semua itu bisa diwujudkan karena negeri ini telah dianugerahkan sumber daya melimpah dan sumber daya manusia terbesar keempat di dunia serta budaya yang tinggi. "Tapi, itu tergantung para pemimpinnya. Yakni pemimpin yang tahu apa penderitaan rakyatnya," katanya.

BACA JUGA: Mantan Sekjen Kemenlu Terancam Hukuman Seumur Hidup

Untuk mengetahui penderitaan rakyat, Wiranto dalam sebuah kesempatan mengaku pernah menyamar sebagai tukang becak, pedagang asongan, bahkan orang cacat. "Saya ingin rasakan apa yang akan dirasakan rakyat kecil se-Indonesia," ungkapnya.

Dalam satu kesempatan Wiranto bercerita pernah menemui seorang tukang becak bernama Widodo. Menurutnya, Widodo itu sudah 32 tahun memimpikan membeli becak, yang harganya hanya Rp 1,2 juta. "32 tahun menunggu tak bisa karena setiap hari harus menyetor sama juragan," ceritanya.

Akhirnya, Wiranto yang nyamar tadi memberikan becak kepada Widodo. Namun, Widodo malah tak percaya ada yang memberinya becak. "Widodo bilang kok sama-sama melarat mau ngasi becak," kata Wiranto.

Namun, setelah mendengar keluhan dan penderitaan Widodo, bekas ajudan Presiden Soeharto itu pun membuka caping, kacamata dan menunjukkan diri yang sebenarnya.

"Ternyata Widodo bilang aduh Pak Wiranto, Alhamdulillah. Widodo langsung sujud syukur tak bangun-bangun," kata Wiranto.

Menurutnya, masih banyak Widodo-Widodo lain di Indonesia yang membutuhkan perhatian pemerintah. "Pak Wiranto tahu nasib rakyat saat ini. Pak Wiranto tak butuh apa-apa tapi hanya butuh berterima kasih kepada rakyat yang membuat Wiranto besar," ungkapnya disambut tepuk tangan dan teriakan Wiranto Presiden.

Wiranto menegaskan, 2014 harus ada perubahan di Indonesia. Menurunya, itu semua tergantung pemimpin apakah mau berubah atau tidak. "Pemimpin yang matanya, hatinya hanya tertuju untuk rakyat. Tidak butuh terkenal, harta, tapi hanya butuh satu melihat rakyatnya tertawa. Itu yang diinginkan Pak Wiranto," kata Wiranto.

Pada akhir orasi Wiranto menantang calegnya untuk siap mensejahterahkan, membela kepentingan dan tak berkhianat dengan rakyat. Jika korupsi, Wiranto bersama-sama rakyat beramai-ramai siap menurunkan caleg yang nanti sudah menjabat.

Kemudian, Wiranto bertanya kepada masaa apakah ingin mendapat pemimpin yang berakhlakul karimah atau yang murka tertawa, membela kepentingan rakyat atau kepentingan pribadi.

"Maka nanti 9 April 2014 bahwa saudara yakin kader Hanura selalu mengedepankan hati nurani, apakah akan milih Hanura?" tanya Wiranto. Massa menjawab siap untuk memilih Hanura. Usai berorasi Wiranto menyumbangkan sebuah lagu berbahasa Jawa dan melakukan simulasi pencoblosan. (boy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Prabowo: Demi Allah, Saya tak Pernah Korupsi


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler