jpnn.com - BENGKULU – Warga Bengkulu dalam beberapa hari terakhir kesulitan mencari gas bersubsidi atau gas kilogram (kg).
Saking sulit ditemukan, harga Elpiji 3 kg pun melonjak dua kali dari harga di pangkalan.
BACA JUGA: Berusaha Tolong Abangnya, Adik Kembar Malah Ikut Tewas di Kolam Galian
Di tingkat pangkalan naik berkisar Rp 1.200 per tabungnya dari Rp 15.300 menjadi Rp 16.500.
Sedangkan di tingkat penecer harganya melangit dari Rp 17 ribu menjadi tembus Rp 30 ribu per tabung.
BACA JUGA: 11 Jenazah Korban Kapal TKI Tenggelam Diserahkan ke Keluarga
Sejak Pertamina mengedarkan elpiji 5,5 kg langsung membuat elpiji 3 kg di masyarakat langka.
Tak hanya di Kota Bengkulu, di 10 Kabupaten/kota juga sulit didapat bahkan kelangkaannya semakin parah.
BACA JUGA: Asyiik! Tahun Depan, Surabaya Punya Kereta Gantung
Padahal PT Pertamina mengklaim, pendistribusian tidak dikurangi bahkan ditambah. Akan tetapi di beberapa pangkalan tetap banyak kosong.
‘’Sulit cari elpiji 3 kg kini. Kami menjual Rp 30 ribu per tabung kini. Sebab kami mengambilnya dari penjual Rp 25 ribu.”
“Sekarang bisa dicek, kalaupun ada tabungnya di warung-warung itu isinya kosong,’’ ujar Rustianto pengecer di Kelurahan Pagar Dewa seperti diberitakan Rakyat Bengkulu (Jawa Pos Group) hari ini.
Sementara Advokad Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Drs. H. Ahmad Nurdin mengakui masyarakat miskin sulit mendapatkan elpiji 3 kg.
Untuk itu pihaknya mendesak agar aparat penegak hukum mengusut kelangkaan tersebut. Apakah ada permainan di kalangan agen atau pangkalan atau ada oknum yang menimbun.
Tak hanya itu, juga pengguna elpiji besubsidi seperti rumah makan itu juga harus ditindak.
‘’Sekarang kita juga heran, kenapa pemerintah daerah sendiri diam. Aparat juga ikut tidak ada yang bertindak. Disisi lain masyarakat menjerit sulitnya mendapatkan elpiji 3 kg. Harusnya persoalan kebutuhan masyarakat ini harus ditindaklanjuti dengan cepat. Bukan malah dibiarkan,’’ ujarnya.
‘’Di Kota Bengkulu kan HET-nya Rp 15.300 di pangkalan. Tapi sudah ada yang menjual di atas itu. Apalagi di eceran sudah di atas Rp 20-30 ribuan. Artinya sama saja elpiji yang dibeli masyarakat itu tidak bersubsidi lagi,’’ paparnya.
Sementara Executive LPG I Rayon Bengkulu-Jambi Rahma Ramadhan ketika dikonfirmasi mengatakan pendistribusian elpiji 3 kg tidak ada pengurangan.
Akan tetapi penggunanya yang meningkat. Tak hanya rumah tangga, tetapi masih banyak restroran yang masih ikut menggunakan elpiji 3 kg.
Seharusnya untuk pengawasannya itu dilakukan pemerintah daerah.
“Untuk pangkalan yang menjual di atas HET itu kami langsung sanksi dikurangi jatahnya 50 persen. Bahkan beberapa hari ke depan agen diminta terus melakukan operasi pasar.”
“Tapi banyak juga masyarakat yang ketika membeli itu dalam jumlah banyak. Alasannya karena takut kurang dan khawatir elpiji 3 kg dicabut subsidinya,” ujarnya.(che/ray/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Setiap TKI Ilegal Tertangkap, Statusnya akan Dilegalkan dengan Syarat...
Redaktur : Tim Redaksi