jpnn.com - BENGKULU – Penetapan turunnya tarif ongkos angkutan dalam kota (angkot) di Kota Bengkulu sebesar 8 persen, menuai penolakan. Para sopir angkot mendesak penetapan tarif dikaji ulang.
Pasalnya tarif turun hingga Rp 500 per penumpang baik umum maupun mahasiswa, dinilai terlalu tinggi. Untuk itu sopir berencana menggelar aksi demo ke Kantor Walikota dan DPRD. Selain itu juga mogok beroperasi.
BACA JUGA: Operasi Bersinar Kapuas Sukses Besar, Ini Datanya
Gani (37) sopir angkot hijau mengatakan bahwa pihaknya tidak akan menurunkan tarif. Walaupun yang turun hanya umum dan mahasiswa. Sebab dengan kondisi ongkos tarif lama saja, para sopir banyak tidak mendapatkan keuntungan. Jika kembali diturunkan, maka akan banyak angkot berhenti operasi.
“Dampak penurunan harga BBM Rp 500 itu tidak seberapa. Terbukti semua spare part tidak ada yang turun. Tidak menutup kemungkinan kami akan mogok dan demo kalau masih akan diberlakukan penurunan yang tidak adil,” ujar Gani diamini sopir lainnya di Panorama kepada RB (Jawa Pos Group), Rabu (6/4).
BACA JUGA: Sungai di Banjarmasin Gawat Darurat
Dikatakan Gani, saat ini pihaknya jangankan mencari keuntungan. Untuk setoran Rp 60 ribu per hari saja, sulit. Sehingga sering tidak mendapatkan upah. Kalaupun ada, hanya Rp 15-25 ribu per hari. Untuk itu pihaknya meminta agar besaran penurunan tarif dikaji ulang sebelum dituangkan di Surat Keputusan (SK) Walikota.
“Sepinya penumpang kini karena sudah banyaknya kendaraan pribadi baik motor dan mobil. Jadi kalaupun mau di turunkan tapi jangan disamakan dengan turunnya harga BBM. Sebab BBM juga masih diatas Rp 5.450 per liternya. Sedangkan dalam satu hari butuh BBM 30-40 liter,” terangnya.
BACA JUGA: Istri Sakit Diabetes, Sekretaris Cantik dan Seksi Pun Jadi...
Sementara Wakil Ketua I Organda Kota Bengkulu Tarmizi menegaskan bahwa penetapan penurunan tarif Rp 500 untuk angkot atau 8 persen dari tarif dasar lama itu sudah kesepakatan. Semua sopir dan mahasiswa dan pelajar termasuk penumpang umum sudah menyepakati.
Dimana untuk umum dari Rp 3500 turun menjadi Rp 3000. Lalu penumpang mahasiswa Rp 2500 turun menjadi Rp 2000 dan pelajar yang tetap Rp 1500. Usulan dari kesepakatan bersama Dinas Perhubungan dan Komunikasi (Dishubkominfo) Kota sudah disampaikan ke Walikota.
“Tinggal lagi apakah dikeluarkan SK-nya atau masih dikaji ulang lagi. Intinya penurunan 8 persen itu sudah termasuk dalam pengkajian harga spare part dan biaya pemeliharaan kendaraan serta pendapatan para sopir itu sendiri,” pungkas Tarmizi.(che/ray/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Walah, Sekretaris Desa Punya Tempat Hiburan Malam Ilegal
Redaktur : Tim Redaksi