jpnn.com, JAKARTA - Terjawab sudah teka-teki tentang pihak yang membekukan rekening Front Pembela Islam (FPI) di bank.
Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) mengaku telah membekukan rekening milik ormas terlarang itu pada 30 Desember 2020.
BACA JUGA: Ternyata Ada 2 Rekening FPI yang Diblokir Pemerintah
Juru Bicara PPATK M Natsir Kongah menyatakan, lembaganya berwenang membekukan aktivitas rekening FPI. Hal itu sesuai dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang (UU TPPU) dan Undang-undang Nomor 9 Tahun 2013 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pendanaan Terorisme.
"PPATK telah melakukan penghentian sementara transaksi dan aktivitas rekening Front Pembela Islam (FPI) berikut afiliasinya," kata Natsir dalam keterangannya yang diterima JPNN.COM, Selasa (5/1).
BACA JUGA: Duit Umat di Rekening FPI Lenyap, Mabes Polri Hanya Merespons Begini
Menurut Natsir, langkah PPATK membekukan rekening FPI berikut afiliasinya dalam rangka pelaksanaan fungsi analisis dan pemeriksaan laporan serta informasi transaksi keuangan yang berindikasi TPPU atau pidana lain.
Natsir menjelaskan, langkah PPATK itu sebagai tindak lanjut atas Surat Keputusan Bersama (SKB) Menteri Dalam Negeri RI, Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia RI, Menteri Komunikasi dan Informatika RI, Jaksa Agung RI, Kepala Kepolisian Negara RI, dan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme tentang Larangan Kegiatan, Penggunaan Simbol dan Atribut serta Penghentian Kegiatan FPI.
BACA JUGA: FPI Ogah Menjadi Parpol, Alasannya pakai Kata Zalim, Bengis, Kejam
Lebih lanjut Natsir menjelaskan, PPATK sebagai lembaga intelijen keuangan memiliki beberapa kewenangan, salah satunya meminta penyedia jasa keuangan (PJK) menghentikan sementara seluruh atau sebagian transaksi yang diketahui atau dicurigai merupakan hasil tindak pidana sebagaimana diatur dalam Pasal 44 ayat (1) huruf i UU TPPU.
"Saat ini, sesuai dengan tugas, fungsi, dan kewenangan yang diberikan oleh Undang- Undang tersebut, PPATK tengah melakukan penelusuran terhadap rekening dan transaksi keuangan," tambah Natsir.
Natsir memerinci, PPATK sampai dengan 5 Januari 2021 telah menerima 59 berita acara penghentian transaksi dari beberapa PJK terkait rekening FPI. "Termasuk pihak terafiliasinya," sebutnya.
Mantan wartawan itu menegaskan bahwa PPATK akan menindaklanjuti pembekuan rekening FPI itu dengan menyampaikan hasil analisisnya kepada penyidik.
"Untuk dapat ditindaklanjuti dengan proses penegakan hukum oleh aparat penegak hukum yang berwenang," kata Natsir.(cuy/jpnn)
Jangan Lewatkan Video Terbaru:
Redaktur & Reporter : Elfany Kurniawan