Obama Cs Minta Kadhafi Mundur

Senin, 28 Februari 2011 – 07:07 WIB

TRIPOLI - Pemimpin Libya Muammar Kadhafi makin terjepitTak hanya mendapat perlawanan dari rakyat dan mantan pejabatnya yang membangkang, tokoh yang telah berkuasa lebih dari 41 tahun itu juga menjadi sasaran kecaman komunitas internasional

BACA JUGA: Oposisi Libya Duduki Pinggiran Tripoli

Sejumlah pemimpin dunia secara kompak mendesak Kadhafi agar mengundurkan diri.
 
Malah Presiden AS Barack Obama minta Kadhafi mundur sekarang juga
Obama menuturkan bahwa Kadhafi sudah kehilangan hak untuk memerintah setelah terbukti menyerang dan membantai ribuan warganya yang menentang pemerintahannya.

Tuntutan langsung Obama agar Kadhafi mundur itu disampaikan dalam komunikasinya lewat telepon dengan Kanselir Jerman Angela Merkel kemarin (27/2)

BACA JUGA: Saif al Islam, Penerus Kegarangan Muammar Kadhafi

Kedua tokoh tersebut merespons krisis Libya dan berupaya melakukan koordinasi terkait apa saja tindakan yang mesti diambil.

"Presiden menyatakan bahwa ketika satu-satunya cara yang digunakan pemimpin untuk tetap berkuasa adalah penggunaan kekerasan masal atas warganya, dia telah kehilangan legitimasi
Jadi, yang harus dia lakukan adalah mundur saat ini juga," kata Gedung Putih mengutip pernyataan Obama.

Sikap Merkel juga senada

BACA JUGA: Pasca-Kadhafi Diprediksi Bakal Kacau Balau

Dia kemarin mendesak supaya tokoh yang berkuasa di Libya lewat kudeta pada 1969 itu mengundurkan diriMenurut Merkel, keputusan Dewan Keamanan (DK) yang menentang rezim Libya merupakan sinyal bagi semua penguasa sewenang-wenang atau tiran.

"Waktunya sudah tiba bagi dia (Kadhafi) untuk mundurKeputusan aklamasi DK PBB merupakan sinyal kuat bagi Kadhafi dan rezim tiran lain bahwa pelanggaran atas hak asasi manusia (HAM) tak akan diterima," papar Merkel dalam pernyataannyaDia juga memuji komunitas internasional yang telah mengutuk tindakan kekerasan Kadhafi.

Sebelumnya, DK PBB melakukan pemungutan suara (voting) terkait krisis di LibyaLebih dari 2 ribu orang warga Libya diperkirakan tewas akibat pembantaian tentara KadhafiHasilnya, 15 negara anggota secara mutlak menyetujui investigasi terkait kejahatan terhadap kemanusiaan di Libya

DK PBB juga menyetujui embargo senjata atas LibyaSelain itu, para tokoh, keluarga, dan pejabat rezim Kadhafi dilarang ke luar negeriSeluruh asset terkait dengan Kadhafi, keluarganya, dan semua kroninya di luar negeri dibekukan.

Resolusi DK PBB juga mengutuk pelanggaran HAM secara sistematis, termasuk penindasan atas para demonstran yang berunjuk rasa secara damaiTetapi, resolusi itu tidak sampai menuntut Kadhafi turun dari kekuasaan.

Sebelumnya, Menlu AS Hillary Rodham Clinton mengritik kekejaman rezim yang berkuasa di Libya"Muammar Kadhafi telah kehilangan kepercayaan rakyatnyaDia harusnya pergi tanpa melakukan aksi kekerasan dan pertumpahan darah lebih banyak," kata Clinton"Rakyat Libya layak memiliki dan membentuk pemerintahan yang responsif terhadap aspirasi mereka serta juga melindungi HAM secara universal," lanjutnya.
 
Selain itu, AS juga telah mengambil tindakan lainMisalnya, Obama telah meneken instruksi yang tegas melarang warga dan institusi AS melakukan transaksi dengan LibyaPemerintah AS juga membekukan aset milik keluarga Kadhafi di negara tersebutInggris dan Swiss juga telah membekukan aset dan rekening milik keluarga Kadhafi di sejumlah bank negara itu.

Sejumlah pemimpin dunia lainnya, terutama dari Barat, menyuarakan sikap yang samaPemerintah Inggris, melalui Menlu William Hague, kemarin juga mendesak agar Kadhafi mundurSikap yang sama juga disampaikan Presiden Prancis Nicolas Sarkozy dan Perdana Menteri (PM) Italia Silvio Berlusconi.

Tindakan tegas PBB dan sikap sejumlah pemimpin dunia langsung mendapat respons positif dari mantan pejabat LibyaMantan Wakil Dubes Libya di PBB yang telah mundur Ibrahim Dabbashi memuji bahwa langkah DK PBB akan memberikan dukungan moral bagi rakyat Libya"(Resolusi DK PBB) itu akan membantu mengakhiri rezim fasis yang saat ini masih bertahan di Tripoli," tegasnya.(Rtr/AP/AFP/dwi)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Fakta Lain Tentang Kadhafi


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler