NEW YORK - Keseriusan Presiden Mahmoud Abbas untuk mewujudkan Palestina merdeka dan mengupayakan negaranya mendapat status anggota penuh di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengundang perhatian Presiden AS Barack ObamaDi sela pertemuan Majelis Umum (MU) PBB di New York kemarin (21/9), pemimpin 50 tahun itu menemui Abbas sekaligus Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu
BACA JUGA: AS Siapkan Syria Masa Depan Pasca-Assad
Obama dijadwalkan bertemu dengan Abbas alias Abu Mazen sekitar pukul 18.00 waktu setempat atau sekitar pukul 05.00 WIB hari ini (22/9)
BACA JUGA: Enam WNI Ditangkap Malaysia, Kemenlu Belum Tahu
Rencananya, Abbas akan mengajukan permohonan resmi keanggotaan Palestina kepada DK PBB besok (23/9)Menjelang pertemuan, sejumlah diplomat AS justru sibuk menyampaikan sikap Obama tersebut kepada Abbas
BACA JUGA: DPR Dorong Bahasa Indonesia jadi Bahasa Resmi ASEAN
Namun, sejauh ini tokoh 76 tahun tersebut tetap bertahan pada pendapatnya"Presiden (Obama) akan mengatakan secara langsung dan terang-terangan bahwa aksi (Abbas) di PBB bukanlah cara yang tepat untuk mewujudkan Palestina merdeka," kata Ben Rhodes, penasihat keamanan nasional AS.Menurut Washington, cara paling tepat guna mengakhiri konflik Palestina dan Israel adalah lewat negosiasiKarena itulah, Obama lebih suka agar kedua negara melanjutkan perundingan damai yang macet sejak September 2010Beberapa waktu lalu, pemerintahan Netanyahu juga telah kembali mengajak Palestina untuk berundingTetapi, pada waktu sama, Israel melanjutkan pembangunan permukiman Yahudi di wilayah sengketa
Pemerintahan Obama menegaskan bahwa sengketa Tepi Barat dan Jalur Gaza serta Jerusalem Timur hanya bisa dirampungkan lewat jalur perundinganPatokannya adalah ketetapan 1967 yang menyebutkan bahwa Tepi Barat dan Jalur Gaza adalah bagian dari wilayah PalestinaNamun, Israel keberatan dengan patokan tersebut karena merasa dirugikan
Pendapat yang sama juga dipaparkan Uni Eropa (UE)Bersama AS, Rusia, dan PBB, UE tercatat sebagai anggota Kuartet Timur TengahSejauh ini, organisasi tersebut tetap berusaha untuk menyelesaikan konflik Palestina dan Israel lewat jalur negosiasiTetapi, beberapa waktu lalu, Rusia telah menyatakan dukungannya terhadap Palestina dan niat Abbas untuk mewujudkan negara merdeka
Sayang, dukungan Rusia berbenturan dengan pendapat tiga elemen lain Kuartet Timur TengahKabarnya, Sekjen PBB Ban Ki-moon juga tidak akan langsung menyerahkan surat Abbas ke DK PBB setelah lebih dulu menerimanya besok"Kami yakin, masih ada beberapa jalur diplomatik lain yang bisa meredam konflik dua negara selain lewat DK PBB," papar seorang pejabat Eropa
Untuk memenangkan dukungan dari DK PBB, Palestina membutuhkan sembilan suara dari total 15 negara anggota (lima anggota tetap dan 10 anggota tidak tetap)Saat ini, Abbas baru mengantongi satu suara dari RusiaSebagai anggota tetap DK PBB, dukungan dari Rusia memang pentingTapi, AS yang juga anggota tetap DK PBB telah berjanji bakal memveto keinginan Abbas tersebut
Di luar PBB, Palestina sudah mendapatkan dukungan dari sekitar 120 negaraSecara sepihak, negara-negara itu mendeklarasikan dukungan mereka atas berdirinya negara Palestina serta mendukung upaya untuk mewujudkannyaKemarin, puluhan ribu warga Palestina di Tepi Barat turun ke jalan untuk menunjukkan dukungan mereka terhadap AbbasDukungan serupa disampaikan warga di beberapa negara Timur Tengah lain dalam pawai terpisah kemarin.
Bersamaan dengan itu, Menlu Israel Avigdor Lieberman meyakini bahwa upaya Palestina tidak akan membuahkan hasil"Pemerintahan kami memiliki cukup banyak sarana untuk menghentikan upaya Palestina lewat jalur PBB," ujarnya dalam wawancara dengan stasiun radio militer IsraelDia juga mengatakan, pembangunan permukiman Yahudi di Tepi Barat akan terus berlanjut(AFP/AP/hep/dwi)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Beber Negosiasi Blair-Kadhafi soal Tragedi Lockerbie
Redaktur : Tim Redaksi