WASHINGTON – Sebagai pemimpin baru, Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama sukses melakukan gebrakan, dengan memilih beberapa kebijakan yang berseberangan dengan pendahulunyaNamun, tidak semua
BACA JUGA: Sarkozy Pecat Menteri Muslim
Sejumlah kebijakan lama yang sering membuat AS dikritik justru tetap dipertahankan.Salah satunya adalah kebijakan untuk menjauhkan diri dari Hamas, yang mereka cap sebagai kelompok teroris
BACA JUGA: Menkes Desak WHO Seriusi Gaza
Justru, dia membela agresi 22 hari yang dilancarkan Israel ke Jalur Gaza”Perdamaian abadi butuh lebih dari sekedar gencatan senjata jangka lama, dan itulah sebabnya saya akan mempertahankan komitmen aktif untuk mengupayakan kedua negara hidup berdampingan dengan aman dan tenteram,” papar Obama seperti dikutip Associated Press kemarin (23/1)
BACA JUGA: Ketua MA AS Salah, Obama Ulangi Sumpah
Dua negara yang dia maksudkan Israel dan PalestinaTerkait misi damainya untuk Timur Tengah, terutama Israel-Palestina, presiden ke-44 itu menunjuk George JMitchell sebagai utusan khususAgenda utama mantan ketua mayoritas Senat AS itu adalah mengawasi gencatan senjata di GazaMitchell harus bisa memastikan, gencatan senjata itu terjaga seiring dilancarkannya misi damai Israel dengan dunia Arab.
Dalam kesempatan itu, Obama menyatakan simpatinya kepada penduduk Gaza atas agresi yang memorakporandakan wilayah merekaLebih-lebih, dalam serangan udara dan invasi darat pasukan Zionis itu, tidak kurang dari 1.300 warga Gaza tewasSebanyak 400 diantaranya anak-anakSementara, kerugian fisik yang ditanggung ditaksir mencapai USD 2 miliar (sekitar Rp 22,7 triliun).
Bersamaan dengan itu, Reuters melaporkan kepercayaan diri Israel bahwa AS di bawah komando Obama tetap tidak akan berdialog dengan Hamas”Saya tidak yakin pemerintahannya akan bersepakat atau berdialog dengan Hamas,” ujar penasihat senior Perdana Menteri (PM) Israel Ehud Olmert kemarin (23/1)Pernyataan itu dipublikasikan setelah Obama dan Olmert berbincang via telepon
Lebih lanjut, Jubir yang merahasiakan identitasnya itu mengatakan bahwa berdialog dengan Hamas hanya akan membukakan gerbang kehancuran bagi Palestina”Jika masyarakat internasional mulai membuka diri kepada Hamas, mereka pasti akan mengesampingkan pemerintahan yang moderat,” terangnya mengacu pada kepemimpinan Mahmoud Abbas.
Sementara itu, Hamas yang merasa diabaikan Obama, melancarkan kritiknya atas pemerintahan baru AS”Alun harapan yang memuncak di hari Anda terpilih (sebagai presiden) terhempas begitu saja karena Anda hanya diam menyaksikan pembantaian yang terjadi di Gaza,” seru deputi pimpinan politik Hamas, Mussa Abu Marzuk, seperti dilansir Bloomberg(hep)
BACA ARTIKEL LAINNYA... UGD Terbakar, 600 Pasien Dievakuasi
Redaktur : Tim Redaksi