SANAA - Presiden Yaman Ali Abdullah Saleh akhirnya menurunkan posisi tawar terhadap tekanan demonstranDia berjanji mengubah sistem pemerintahan menjadi parlementer
BACA JUGA: Janji Tak Sadap Telepon Pribadi
Namun, oposisi merespons sinis dengan menyatakan bahwa keputusan tersebut terlambat.Dalam pidato di depan ribuan warga di sebuah stadion Kota Sanaa, Saleh berjanji mereferendum konstitusi pada akhir tahun
BACA JUGA: 28 TKI Gangguan Jiwa Dipulangkan
"Saya mengusulkan wacana baru untuk menghindari pemakzulan," serunya dalam pidato yang juga disiarkan melalui televisi nasional tersebut
Pernyataan terbuka tersebut selang sehari setelah polisi membubarkan demonstrasi di kampus Universitas Sanaa Rabu (9/3) yang menewaskan satu orang demonstran anti pemerintah
BACA JUGA: Prancis Akui Pemerintahan Oposisi Libya
Saleh berjanji, referemdum untuk mengubah konstitusi tersebut terlaksana sebelum akhir tahunNanti ada pembagian kekuasaan antara presiden dan pemerintah.Konstitusi baru tersebut akan menciptakan rezim parlementer, yaitu pemerintah akan dipilih oleh parlemenPernyataan tersebut menjadi perubahan mendasar dalam sistem pemerintahan yang sudah dipertahankan oleh rezim Saleh selama 32 tahun terakhirNamun, Saleh menyatakan, tawarannya tersebut mungkin ditolak oleh oposisiMinggu (6/3) pihak oposisi menegaskan bahwa pintu dialog sudah tertutup dan menyerukan kepada demonstran untuk memperkuat tekanannya setelah Saleh menolak mundur tahun ini.
Dalam waktu satu jam setelah pidato presiden, seorang juru bicara oposisi di parlemen menegaskan penolakannya atas tawaran tersebutMohammad al-Sabri menyatakan, tawaran itu terlambat"Usul presiden tersebut terlambat dan justru menggambarkan bahwa rezim Saleh sudah sekarat," tegas SabriYaman adalah sekutu penting Amerika Serikat dalam memerangi Al Qaidah di Semenanjung ArabKelompok militan yang dicap teroris internasional tersebut banyak merencanakan serangan yang menarget Amerika dari wilayah Yaman.
Yaman juga bermasalah dengan kekerasan sektarian dan upaya beberapa kelompok tertentu untuk merdekaFakta tersebut mengganggu stabilitas keamanan dan program pembangunan di salah satu negara miskin di dunia Arab itu
Keterlibatan Amerika Serikat di Yaman, termasuk sejumlah penasihat pasukan khusus untuk memerangi teroris, sangat bergantung pada kekuasaan Saleh karena dominasi Saleh yang naik takhta dalam sebuah kudeta militer pada 1978Dia menjadi presiden Yaman bersatu pada 1990
Republik Yaman adalah penyatuan antara Yaman Utara dan Selatan pada 1990Saleh berkuasa di Republik Yaman Arab atau Yaman Utara sejak 1978Pemilihan presiden secara langsung untuk kali pertama dihelat pada 1999.
Washington telah menyatakan keprihatinan atas jatuhnya korban di pihak demonstranNamun, Presiden Barack Obama tidak pernah menekan Saleh untuk turun dari jabatannyaTidak seperti dalam kasus Mesir ketika Washington dengan jelas meminta Hosni Mubarak turunJuru Bicara Departemen Luar Negeri Mark Toner mendesak pemerintah Yaman menginvestigasi adanya pengerahan massa dalam jumlah besar saat menghadapi demonstran di kampus Universitas Sanaa Rabu (9/3).
Sementara itu, Selasa (8/3) Juru Bicara Gedung Putih Jay Carey menyatakan, Washington berharap presiden Yaman fokus untuk mereformasi politik yang bisa merespons aspirasi rakyatnyaYaman adalah salah satu negara yang ikut terimbas pengaruh revolusi di beberapa negara di Afrika Barat dan Timur Tengah(cak/c6/dos)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Gempa 5,4 SR, Dua Lusin Tewas
Redaktur : Tim Redaksi