jpnn.com - JAKARTA – Indeks keyakinan konsumen pada Oktober meningkat 6,8 poin daripada September.
Selain itu, indeks kondisi ekonomi dan indeks ekspektasi konsumen bertumbuh 7,2 poin dan 6,4 poin.
BACA JUGA: Izin Pendirian Rumah Khusus MBR Dipangkas Jadi 11
Data dari survei Bank Indonesia itu menunjukkan bahwa konsumen masih optimistis dengan kondisi perekonomian.
Artinya, masyarakat meyakini kondisi perekonomian nasional membaik.
BACA JUGA: KKP Luncurkan e-Payment PNBP
Demikian pula halnya dengan tingkat pendapatannya.
Positifnya ekspektasi publik membuat bank meyakini kredit konsumsi terus meningkat.
BACA JUGA: Tim Bentukan Kemenhub Periksa Kapal Bantuan dari KKP, Hasilnya?
Presiden Direktur Bank OCBC NISP Parwati Surjaudaja menyatakan, permintaan kredit dari konsumen masih bagus.
Terutama permintaan kredit pemilikan rumah (KPR).
’’Permintaan rumah masih bagus ya. Suku bunga untuk KPR juga turun terus,’’ ujarnya.
Bank OCBC NISP memberikan suku bunga sekitar delapan persen buat kredit KPR untuk kondisi tertentu.
Parwati mengakui, mayoritas bank kini memberikan bunga kredit KPR kurang dari sepuluh persen per tahun.
Hal itu sejalan dengan tren penurunan suku bunga pendanaan dan penurunan bertahap suku bunga kredit.
’’Di kredit konsumer, yang paling cepat pertumbuhannya, yang paling banyak demand-nya ya memang KPR,’’ tambahnya.
Menurut Parwati, daya beli masyarakat membaik berkat kenaikan upah minimum regional kabupaten/kota.
Selain itu, Bank Indonesia telah melonggarkan kebijakan uang muka melalui revisi loan to value (LTV) KPR dan kredit kendaraan bermotor (KKB).
Bukan hanya itu, pemerintah juga telah menaikkan batas penghasilan tidak kena pajak (PTKP) dari Rp 36 juta per tahun menjadi Rp 54 juta per tahun.
Hal itu turut mendorong permintaan KPR. Terutama KPR rumah pertama. (gen/noe/jos/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Hadapi Natal 2016 dan Tahun Baru, Sriwijaya Air Siapkan 190 Ribu Kursi Tambahan
Redaktur : Tim Redaksi