Ogah ke Puskesmas, Warga Perbatasan Pilih Berobat ke Malaysia

Selasa, 15 Agustus 2017 – 10:46 WIB
Infus. Foto: dok JPG

jpnn.com, NUNUKAN - Minimnya fasilitas pelayanan kesehatan di wilayah perbatasan membuat warga harus berobat hingga ke negeri tetangga.

Pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) yang tersedia di seluruh kecamatan dan dibangunnya Rumah Sakit (RS) Pratama belum mampu mengakomodasi persoalan kesehatan di perbatasan.

BACA JUGA: Merah Putih Harus Terus Berkibar di Ujung Perbatasan

Salah seorang warga Sebatik yang prihatin dengan kondisi di perbatasan, khususnya di bidang kesehatan, Aulia Rahman SKM MKes mengatakan, selama ini Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Nunukan hanya fokus melengkapi alkes di RSUD Nunukan.

''Agar masyarakat tidak dirujuk ke Nunukan, seharusnya alkes di puskesmas dilengkapi," kata Aulia kepada Radar Nunukan (Jawa Pos Group).

BACA JUGA: Lulusan IPDN Angkatan 24 Bakal Bertugas di Daerah Perbatasan

Menurut dia, khusus untuk masyarakat Sebatik, saat ini masih ada yang memilih berobat ke negara tetangga dibanding ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Nunukan.

Warga pun tidak mempertimbangkan persoalan biaya, tetapi lebih melihat jarak tempuh yang dilalui.

BACA JUGA: Wadoouuww, Banyak PNS Tertipu Investasi Pulsa Elektrik

Untuk tiba di Rumah Sakit Tawau, Malaysia, warga Sebatik hanya membutuhkan waktu 15 hingga 20 menit menggunakan speedboat atau perahu.
Sementara itu, jika dirujuk ke RSUD Nunukan, warga harus menggunakan mobil atau perahu.

''Jika dibandingkan jarak antara Rumah Sakit Tawau dan RSUD Nunukan, lebih dekat jika warga ke Tawau, Malaysia,'' ujarnya.

Untuk itu, Aulia memberikan solusi agar masyarakat lebih memilih dirawat di dalam negeri.

Maka, yang harus diperhatikan adalah alkes harus lengkap, khususnya di puskesmas.

Apalagi, di Sebatik tidak lama lagi didirikan Rumah Sakit Pratama.

Alkesnya harus lengkap agar pasien tidak lagi pergi ke Tawau, Malaysia.

Aulia menambahkan, tak hanya di Sebatik, Rumah Sakit Pratama di Kecamatan Krayan dan Sebuku hingga saat ini belum difungsikan.

Harus menjadi perhatian serius Pemkab Nunukan agar masyarakat tidak kesulitan mendapatkan pelayanan kesehatan.

''Yang bisa menikmati layanan RSUD Nunukan dengan cepat hanya warga yang tinggal di Pulau Nunukan. Untuk masyarakat di wilayah lain, tentu sangat sulit menikmati layanan itu. Terutama di Kecamatan Krayan," tuturnya.

Secara terpisah, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Nunukan dr Meinstar Tololiu mengakui, selama ini warga di perbatasan masih sering dirujuk ke negara tetangga untuk mendapatkan layanan kesehatan.

''Persoalan tersebut tetap menjadi perhatian serius bagi Pemkab Nunukan, khususnya Dinkes Nunukan," kata Meinstar.

Jika masyarakat ingin dirawat di negara tetangga, pihak puskesmas atau RSUD Nunukan tidak akan menghalangi.

Sebab, itu menyangkut keinginan pasien atau keluarga pasien.

Jika memilih dirawat ke Malaysia, tentu keputusan berada di tangan keluarga pasien.

''Terkadang ada masyarakat yang meminta dirawat ke negara tetangga seperti Tawau, Malaysia. Mungkin aman dan lebih mudah dijangkau," ujarnya.

Meinstar menambahkan, sebagai bentuk perhatian Pemkab Nunukan, saat ini ada delapan puskesmas di perbatasan yang mendapat bantuan dari pemerintah pusat. (nal/eza/c17/ami/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Program Ini Dukung Tugas TNI di Perbatasan dan Pulau Terluar


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler