Oh, 17 Persen Masyarakat Indonesia Masih Yakin Tidak akan Terinfeksi COVID-19

Kamis, 08 Oktober 2020 – 12:00 WIB
Ketua Satgas Penanganan COVID-19, Doni Monardo. Foto: dok. Humas Setkab

jpnn.com, JAKARTA - Ketua Satgas Penanganan COVID-19, Doni Monardo mengatakan, sebanyak 17 persen masyarakat yakin tidak akan terinfeksi COVID-19.

Data tersebut merupakan hasil survei yang dilakukan Badan Pusat Statistik (BPS) periode 14-21 September 2020.

BACA JUGA: Satgas Covid-19 Klaim Tingkat Kesembuhan di 10 Provinsi Ini Stabil

"Jumlah responden sebanyak 90.967 orang, angka yang besar untuk sebuah survei," katanya saat melakukan kunjungan kerja ke Sulawesi Utara (Sulut), Rabu.

Besaran angka 17 persen itu dari jumlah penduduk Indonesia sebanyak 270 juta jiwa setara dengan 44,9 juta jiwa.

BACA JUGA: Pastikan Keamanan Vaksin Covid-19 sebelum Disuntikkan ke Masyarakat

BACA JUGA: Iman, Aman dan Imun jadi Vaksin Covid-19

"Bayangkan ada sebanyak 44,9 juta masyarakat yang merasa yakin tidak akan terjangkiti COVID-19," ujarnya.

Sulut menempati nomor dua secara nasional dengan angka persentase sebesar 27 persen.

Sebanyak 27 persen dari jumlah penduduk yang mencapai 2,6 juta jiwa diperkirakan sebanyak 700 ribu lebih warga Sulut yang yakin tidak akan terjangkiti COVID-19.

Inilah yang menurut Doni Monardo menjadi tantangan sehingga harus ada strategi yang efektif untuk mempengaruhi masyarakat agar mematuhi protokol kesehatan COVID-19.

"Presiden dalam setiap kesempatan mengatakan perubahan perilaku adalah keniscayaan. Kita tidak tahu kapan COVID-19 akan berakhir. Karena itu, semua harus mampu beradaptasi dengan COVID-19 ini," ujarnya.

Dia berharap, setiap daerah mengedepankan kearifan lokal sehingga tokoh-tokoh daerah hingga tingkat RT/RW diikutsertakan.

"Makin besar pelibatan masyarakat, maka makin efektif dalam penanganan COVID-19," katanya.

COVID-19, menurut dia, menular bukan melalui hewan seperti flu babi atau flu burung, tetapi virus ini melalui manusia.

Dari manusia kemudian menular ke orang-orang di sekitar termasuk orang-orang terdekat.

"Karena itu, dengan penjelasan yang lebih merakyat, bahasa yang lebih mudah dipahami, bahasa yang mudah dicerna, saya yakin kalau sekarang 27 persen, ke depan pasti akan berkurang," pungkasnya. (ant/jpnn)

Jangan Lewatkan Video Terbaru:


Redaktur & Reporter : Adek

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler