jpnn.com, FREETOWN - Sedikitnya 312 orang tewas dan lebih dari 2.000 orang kehilangan tempat tinggal setelah banjir besar dan tanah longsor melanda ibu kota Sierra Leone, Freetown, Senin (14/8) siang waktu setempat.
AFP melansir, hingga kini banyak rumah terendam dan jenazah korban masih mengambang di air. Juru bicara Palang Merah Patrick Massaquoi mengatakan, jumlah korban tewas adalah 312 tapi bisa meningkat lebih jauh. Tim survei masih terus menghitung jumlah korban di ibu kota dari salah satu negara termiskin di dunia ini.
BACA JUGA: Tujuh Jam Baku Tembak di Restoran, 18 Nyawa Melayang
"Saya menghitung lebih dari 300 mayat dan lebih banyak lagi yang akan datang," kata Mohamed Sinneh, seorang petugas di kamar mayat Rumah Sakit Connaught Freetown.
Dia mengatakan, fasilitas atau tempat untuk meletakkan tubuh tak bernyawa itu sudah penuh, tak ada tempat lagi.
BACA JUGA: Amanda Pengin Begituan Terus, Kasihan Cowok Tunangannya
Dalam sebuah pidato resmi, Senin malam, Presiden Ernest Bai Koroma mengatakan pemerintah sedang mendirikan pusat-pusat tangap darurat secepat mungkin. Dia juga memohon persatuan dari warganya, yang di sisi lain masih berjuang keluar dari wabah Ebola dan perang sipil yang berkepanjangan.
"Sekali lagi, kesedihan datang. Banyak yang telah kehilangan nyawa, banyak yang terluka parah dan miliaran harta Leones hancur dalam banjir dan tanah longsor. Mari bersatu," katanya. (adk/jpnn)
BACA JUGA: Waktunya Big Ben Tidur, Empat Tahun Setop Berbunyi
BACA ARTIKEL LAINNYA... Dihukum Netizen, Demonstran Rasis Kehilangan Pekerjaan...Rasain!!
Redaktur & Reporter : Adek