OJK Kabarkan Sederet Fakta Tak Enak soal Ekonomi Global 2022

Jumat, 29 Oktober 2021 – 18:03 WIB
OJK mengabarkan sejumlah peristiwa yang diprediksi bakal mempengaruhi ekonomi global pada 2022. Ilustrasi Foto: dok.JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Direktur Pemeriksaan Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Edi Broto Suwarno mengabarkan sejumlah peristiwa yang diprediksi bakal mempengaruhi ekonomi global pada 2022.

Menurut dia, kondisi ekonomi global tahun depan akan menghadapi ketidakpastian dalam proses pemulihan dan perbaikan, karena krisis energi.

BACA JUGA: Pinjol Laris Manis di Papua, Begini Data OJK

"Krisis energi yang dialami oleh berbagai belahan dunia menyebabkan kenaikan harga komoditas yang diikuti peningkatan harga bahan baku dan logistik," katanya dalam sbeuah diskusi di Jakarta, Jumat (29/10).

OJK menilai krisis energi berpotensi menimbulkan kenaikan harga komoditas, dan pada akhirnya akan diikuti oleh peningkatan harga bahan baku dan logistik.

BACA JUGA: Pinjol Ilegal Merajalela, Sukamta PKS Minta Kebijakan OJK Perbolehkan Akses IMEI Dihapus

"Tentu akan mempengaruhi proyeksi pertumbuhan ekonomi global yang positif pada tahun depan oleh International Monetary Fund (IMF) yaitu sebesar 4,9 persen (yoy)," beber Edi.

Dia juga mengatakan proyeksi pertumbuhan positif itu sebenarnya sudah lebih rendah dibandingkan perkiraan pertumbuhan ekonomi global tahun ini yang sebesar 5,9 persen (yoy) akibat ketidakpastian perkembangan COVID-19.

BACA JUGA: OJK Turun Tangan soal Pinjol Legal, Akankah Suku Bunga Turun?

"Sementara, ekonomi global saat ini sudah mulai kembali pulih setelah sempat mengalami perlambatan akibat penyebaran berbagai varian COVID-19," ungkap Edi.

Edi menjabarkan pemulihan ekonomi didorong masifnya pelaksanaan vaksinasi dan penanganan pandemi di negara maju sehingga mobilitas masyarakat dan aktivitas perekonomian mulai berjalan kembali.

Pertumbuhan ekonomi negara-negara berkembang juga semakin membaik.

Hal itu terlihat dari meningkatkan Indeks Kepercayaan Konsumen (IKK) dan penjualan ritel serta PMI manufaktur yang kembali ke zona ekspansif.

"Dari sisi dalam negeri, perekonomian Indonesia menunjukkan perkembangan cukup positif pada triwulan II-2021 yakni tercatat 7,07 persen (yoy) dan indikator ekonomi lainnya yang juga menunjukkan perkembangan positif," jelas Edi.

Edi menyebutkan berdasarkan tingkat inflasi tahunan meningkat 1,6 persen (yoy) dengan indeks harga konsumen di level 106,53 per September 2021.

Tingginya permintaan terhadap komoditas di pasar global turut menyebabkan kinerja ekspor Indonesia meningkat dan diperkirakan terus menguat hingga semester I-2022.

"Dari berbagai perkembangan indikator makroekonomi Indonesia kami optimis akan terus mengalami perbaikan di 2021 dan 2022 dengan catatan penyebaran pandemi COVID-19 tetap terkendali," tegas Edi. (antara/jpnn)

Jangan Lewatkan Video Terbaru:


Redaktur & Reporter : Elvi Robia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler