jpnn.com, JAKARTA - Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Heru Kristiyana menyatakan pertumbuhan kredit berpotensi berada di kisaran 4-4,5 persen jika program vaksinasi berjalan lambat. Hal ini akan berimplikasi pada lemahnya permintaan.
“Kalau semuanya lambat dan tidak bisa kita mitigasi dampak Covid-19, permintaan belum baik, sektor riil belum pulih kami perkirakan pertumbuhan kredit 4 persen hingga 4,5 persen,” kata dia dalam Launching dan Konferensi Pers RP2I 2020-2025 di Jakarta, Kamis (18/2).
BACA JUGA: BI Turunkan Suku Bunga Acuan 25 Basis Poin Jadi 3,5 Persen
Di sisi lain, Heru menuturkan apabila vaksinasi dan permintaan berjalan cepat pada semester I maka pihaknya optimis bahwa pertumbuhan kredit akan mampu mencapai 7 persen.
Kendati demikian dia menyebut bisa saja kredit mencapai level yang tinggi, mencapai 9 persen hingga 9,8 persen. Asalkan, kata dia penanganan Covid-19 dilakukan dengan baik dan pemulihan ekonomi lebih kuat.
BACA JUGA: BI: Utang Luar Negeri Capai USD417,5 Miliar, Masih Sehat?
“Kalau semua berjalan baik, vaksinasi, Covid-19, demand kredit dan likuiditas masih ample seperti akhir-akhir ini,” ujar Heru.
Heru juga mengatakan industri perbankan sangat serius mengentaskan intermediasi yang terlihat pada Rencana Bisnis Bank (RBB) yakni menargetkan kredit tumbuh di level 7,13 persen.
BACA JUGA: BI: Suku Bunga Acuan Masih Punya Ruang untuk Turun, Tetapi...
“Kami perhatikan keadaan dan perbankan serius mengentaskan intermediasi ke depan jadi lebih baik. Itu perlu kita dukung agar fungsi intermediasi perbankan lebih baik ke depan,” tegasnya.(antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Elvi Robia