jpnn.com, MEKAH - Resolusi damai AS bakal sulit dijalankan. Sabtu (1/6) Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) mengeluarkan pernyataan bersama. Intinya, mereka mendukung Palestina dan mengecam langkah AS yang memindahkan kantor kedutaan besarnya ke Jerusalem. OKI juga menolak pengakuan AS bahwa Dataran Tinggi Golan adalah wilayah Israel.
"Kami menegaskan kembali penolakan tegas terhadap segala hal yang merugikan status historis dan hukum di Al Quds (Jerusalem)." Demikian bunyi pernyataan bersama yang dibacakan di Makkah, Arab Saudi, itu.
BACA JUGA: Amerika Serikat: Penembakan Massal Melonjak di Abad ke-21
OKI juga menyerukan agar 57 negara anggotanya memboikot negara-negara yang mengikuti langkah AS. Yaitu, mengakui Jerusalem sebagai ibu kota Israel dan memindahkan kedutaan besarnya. Washington mengakui Jerusalem sebagai ibu kota Israel pada Desember 2017. Pada Mei 2018, mereka memindahkan kedutaan besarnya dari Tel Aviv ke Jerusalem. Langkah itu diikuti Guatemala.
BACA JUGA: Sohib Prabowo Tolak Usul Menantu Trump soal Israel - Palestina
BACA JUGA: Pembantaian di Hari Terakhir Kerja, 12 Pegawai Negeri Tewas Bersimbah Darah
Pernyataan OKI itu menjadi pukulan bagi rencana perdamaian Israel-Palestina yang akan digulirkan AS di Bahrain bulan ini. Jared Kushner, penasihat Presiden AS Donald Trump, bahkan berkeliling negara-negara Arab untuk promosi. AS tidak berniat menjadikan Palestina sebagai sebuah negara dalam rencana tersebut. Jika tidak menjadi negara, Palestina tidak bisa mengklaim Jerusalem Timur sebagai wilayahnya.
OKI juga mengeluarkan pernyataan dukungan untuk Arab Saudi terkait konflik dengan Iran. Pernyataan tersebut keluar setelah pemberontak Yaman menyerang jaringan pipa minyak Saudi. Selama ini pemberontak Yaman dikenal mendapatkan dukungan dari Iran. Tanker minyak milik Saudi juga diserang.
BACA JUGA: Negosiasi dengan AS Berantakan, Kim Jong Un Hukum Mati Lima Pejabat
"Kami mengonfirmasi bahwa tindakan terorisme tidak hanya menyasar kerajaan (Arab Saudi) dan wilayah Teluk, tapi juga keselamatan navigasi serta suplai minyak dunia," ujar Raja Salman dari Arab Saudi di KTT OKI. (sha/c10/sof)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Donald Trump Kembali Terancam Pemakzulan
Redaktur & Reporter : Adil