jpnn.com - TIMIKA - Wakil Kepala Kepolisian Daerah (Wakapolda) Papua, Brigjen Pol Rudolf A Roja mengatakan, situasi di Kabupaten Intan Jaya, Papua, sudah kondusif. Usai pembakaran markas Kepolisian Sektor (Mapolsek) Sugapa, Intan Jaya beberapa waktu lalu, kini aktivitas pelayanan Polsek kembali berjalan normal.
Wakapolda mengatakan, situasi Kamtibas di Kabupaten Intan Jaya pada umumnya dan pada khususnya di sekitar tempat kejadian perkara (TKP) telah aman. “Situasi sampai siang ini (kemarin) tidak ada persoalan lagi. Dan siang ini sedang ada persiapan untuk pemakaman jenazah,” katanya, seperti dikutip dari Radar Timika, Kamis (1/9).
BACA JUGA: Baca! Kerugian tak Perekaman e-KTP Sampai 30 September
Rudolf juga menceritakan kembali kronologis kejadian, yang berujung pada aksi pembakaran Mapolsek Sugapa ini. Menurut dia, kejadian berawal saat sebelum terjadi aksi pembakaran mapolsek, sekitar enam orang warga masyarakat dalam kondisi mabuk akibat dipengaruhi oleh minuman keras (miras) memalangi jalan.
“Ada enam orang pemuda mabuk dan palang jalan. Lalu ada seorang sopir yang dipalang ini lalu memanggil anggota Brimob. Lalu saat anggota Brimob datang ke TKP, malah mereka diserang sama enam pemuda yang mabuk ini. Lalu oknum Brimob membuang tembakan peringatan dan mengejar mereka yang mabuk,”jelas Wakapolda.
BACA JUGA: Duh, Ribuan Pekerja Terancam tak Terima Gaji
Akan tetapi dalam pengejaran, keenam pemuda yang kedapatan mabuk dan melakukan pemalangan jalan ini, ada oknum anggota Brimob membuang tembakan yang tidak sesuai dengan prosedur.
“Ada oknum anggota Brimob yang tidak sesuai prosedur melakukan penembakan, sehingga mengakibatkan korban meninggal dunia si korban (Etinius Sondegau),”kata Rudolf.
BACA JUGA: Pria Ini 2 Tahun Pasok Narkoba ke Penjara
Wakapolda menjelaskan kejadian ini,mengakibatkan keluarga dan kerabat korban marah dan mencoba mendatangi Mapolsek Sugapa untuk mencari oknum Brimob tersebut. Akan tetapi pada saat tiba di Mapolsek, ternyata personel Brimob saat itu tidak berada di Mapolsek Sugapa.
“Mereka (keluarga korban) terutama ibu-ibu datang ke Polsek untuk cari Brimob, ternyata tidak ada di Polsek. Pos Brimob itu ada berjarak sekitar 400 meter dari Polsek, tetapi karena ibu-ibu ini sudah marah, makanya mereka lampiaskan kemarahan mereka dengan memecahkan kaca-kaca lalu membakar Polsek tersebut,” urainya.
Kemudian Wakapolda mengakatan dirinya bersama tim telah berangkat ke Sugapa pada Senin (29/8) lalu dan telah melakukan investigasi di TKP, serta melakukan pertemuan dengan warga setempat.
“Pak Kapolri perintahkan Pak Kapolda, dan Pak Kapolda perintahkan saya bersama tim dari Reserse, Propam, maupun dari Brimob sendiri untuk melakukan investigasi. Dan perintah Pak Kapolri harus transparan, makanya saat ini sementara dilakukan pemeriksaan terhadap saksi-saksi baik itu dari masyarakat, anggota Polsek maupun anggota Brimob,” kata dia.
Selain itu Wakapolda menyampaikan, bahwa ia sendiri telah bertemu langsung dengan warga setempat dan dari hasil pertemuan itu, masyarakat meminta agar kasus penembakan ini diproses sesuai aturan hukum yang berlaku.
“Saya ketemu dengan masyarakat yang ada kumpul di lapangan sepak bola, sekitar 700 orang dan mereka telah sampaikan pernyataan sikap mereka dan tuntutan mereka adalah harus diproses sesuai hukum yang berlaku. Tidak boleh terjadi lagi seperti kasus-kasus yang lainnya, dimana kasus-kasus itu masih ngambang. Makanya saat ini tim lagi bekerja, dan masyarakat juga sangat membantu karena mereka kooperatif. Olah TKP di mana korban itu tertembak, juga sedang berlangsung,” tutur Rudolf. (tns/adk/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Wuih, Semua Lapas Akan Dipasangi CCTV
Redaktur : Tim Redaksi