Okupansi Hotel Diprediksi Capai 80 Persen

Rabu, 29 Mei 2019 – 05:15 WIB
Ilustrasi hotel. Foto: Kaltim Post/JPNN

jpnn.com, SAMARINDA - Bisnis perhotelan di Samarinda, Kalimantan Timur, semakin menggeliat seiring kehadiran Bandara Aji Pangeran Tumenggung (APT) Pranoto.

Pada 2019, para pengusaha perhotelan memprediksi okupansi mencapai 80 persen dari total kamar yang tersedia di Samarinda.

BACA JUGA: Ketika Kartini Berdiri Ada Kunci Jatuh, Oh Ternyata

Ketua Indonesian Hotel General Manager Association (IHGMA) Samarinda Wied Paramartha mengatakan, secara umum tingkat okupansi perhotelan di Samarinda lebih baik ketimbang tahun lalu.

BACA JUGA: Strategi Hotel Siasati Penurunan Okupansi saat Ramadan

BACA JUGA: Remaja Putri di Rumah Pria Paruh Baya Beberapa Jam, Terjadi 3 Kali

Dia mengakui hal itu tak lepas dari hadirnya Bandara APT Pranoto Samarinda.

Apalagi Samarinda sudah terhubung dengan ke kota-kota yang memiliki destinasi wisata dan bisnis di tanah air.

BACA JUGA: Pengendara Motor Tewas Mengenaskan Digilas Truk Molen, Begini Kondisinya

“Rata-rata keterisian hotel tahun ini saya prediksi bisa mencapai 75-80 persen dari total kamar yang tersedia,” ujarnya, Senin (27/5).

Menurutnya, target itu tidaklah ambisius. Sebab, pada triwulan pertama tahun ini saja keterisian sudah mencapai 75 persen dari total kamar yang tersedia.

Okupansi hotel di Kota Tepian memang masih didominasi kegiatan pemerintah yang berasal dari meeting, incentive, convention, and exhibition (MICE).

Sementara itu, untuk keterisian dari segmen pasar para traveler atau wisatawan masih sedikit.

Dia menjelaskan, market leisure yang masih kurang ini diharapkan bisa berkembang dengan adanya bandara di Samarinda.

Pihak IHGMA juga terus bekerja sama dengan Association of the Indonesian Tours & Travel Agencies (Asita), dan Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) untuk fokus menjual tourism destination sehingga membuka market baru untuk leisure di Kota Tepian.

“Selain membuka market baru, para pengelola hotel juga harus mahir mencari inovasi saat okupansi sedang menurun,” tuturnya.

Saat ini, tambahnya, pada momen Ramadan okupansi di Samarinda cenderung menurun, tetapi bergeser ke bisnis food and beverages (F&B).

Revenue F&B hampir semua hotel lebih baik dari kamar. Di hotel besar sekitar 70 persen.

“Setelah Ramadan okupansi bisa merangkak naik lagi, apalagi selesainya Pemilu 2019 akan kembali menggeliatkan aktivitas bisnis di Kota Tepian. Dampak itu juga akan mendongkrak okupansi,” pungkasnya. (*/ctr/ndu/k15)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Tekan Harga Bawang Putih dengan Intervensi


Redaktur & Reporter : Ragil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler