Berkunjung ke Timika tanpa mampir di Kuala Kencana dan Tembagapura sama saja bohongSebab, inti Timika ya dua kota itu
BACA JUGA: Oleh-Oleh dari Perjalanan ke Papua (5)
Untuk menyempurnakan kunjungan itu, naik ke Grasberg, tambang emas terbesar dunia milik Freeport IndonesiaBACA JUGA: Oleh-Oleh dari Perjalanan ke Papua (4)
Laporan wartawan Jawa Pos NANY WIJAYA yang berhasil mengunjungi tiga lokasi istimewa itu.KESAN bahwa Timika kotanya Freeport terasa sekali sejak langkah pertama memasuki kota itu
BACA JUGA: Oleh-Oleh dari Perjalanan ke Papua (3)
Bukan hanya itu, hotel terbaik di kota tersebut juga milik Freeport sekarangNamanya Hotel Rimba PapuaHotel yang bangunannya didominasi kayu -mulai pilar hingga lantai- itu dulu bernama Sheraton TimikaTetapi, sejak beberapa tahun terakhir sudah diambil alih Freeport dan namanya pun diubah
Saya hanya merencanakan tinggal di Timika selama dua hariMau saya, dalam kurun waktu yang relatif pendek itu, saya bisa mengeksplorasi Timika dan Freeport-nyaSungguh keinginan yang ambisiusPadahal, saya tak punya gambaran apa-apa tentang kota tambang yang dikenal sebagai kota paling maju di Papua itu.
Risiko dari ambisi saya itu adalah saya tak punya waktu untuk beristirahatBegitu tiba di hotel, sarapan sebentar, check in, langsung jalanSasaran pertama saya ialah melihat daerah reklamasi, daerah tailing yang banyak dipersoalkan aktivis lingkungan hidupTailing adalah buangan sisa pengolahan hasil tambang
Agak terkejut saya ketika berkunjung ke situTernyata daerah buangan limbah tambang itu sudah diubah menjadi perkebunan melon, lombok, tomat, sagu, dan hutan alamHutan alam adalah hutan yang tumbuh secara alami
Di areal yang sama, saya melihat kolam-kolam ikan, lahan sagu, dan -ini yang paling menarik- lokasi pembiakan kupu-kupuAda puluhan jenis kupu-kupu yang dibiakkan di tanah buangan limbah ituBegitu banyaknya kupu di lokasi tersebut mengingatkan saya pada taman kupu-kupu yang ada di Pulau Sentosa, Singapura.
Dari situ, di siang yang sangat panas itu, saya dengan ditemani Suyoto (Dirut Cenderawasih Pos), Oktovianus (direktur Radar Timika) dan Teuku Mufizar Mahmud (media relation officer Freeport di Timika) langsung melaju ke Kuala KencanaKota mandiri yang hanya dihuni staf dan karyawan Freeport itu dikenal sebagai Amerika-nya Papua.
Dibandingkan dengan semua kota di republik ini, Kuala Kencana termasuk yang paling modern, indah, dan hijauSepanjang jalan menuju ke pusat kota itu tak ada pemandangan kecuali pohon-pohon besar yang rimbun serta jalan raya yang mulus dan bersihTak ada deretan rumah yang terlihat di pinggir jalanPadahal, desa tersebut berpenduduk lebih dari 7.000 jiwaKok bisa?
Pasti bisa karena rumah-rumah yang semua dihuni oleh karyawan dan staf Freeport itu dibangun di balik pepohonan besar yang mengisi sepanjang jalan menuju ke pusat kota
Begitu tiba di pusat kota -yang ditandai dengan alun-alun besar yang sangat hijau- itu, kesan modern terlihatDi sekitar alun-alun itulah semua fasilitas pendukung kehidupan warga dibangunMulai supermarket, restoran, mini mall, sekolah, bank, kantor pos, gedung bioskop, hingga klinik kesehatan
Dari cara menatanya, yang tak seperti umumnya kota di sini, membuat kita tak menyadari kalau masih di bumi IndonesiaTak mengherankan kalau desa modern itu disebut banyak orang dengan istilah Amerika-nya Papua
Sebutan itu tidak berlebihan sama sekaliSebab, desa ini juga memiliki aturan lalu lintas yang tidak sama dengan daerah mana pun di Papua, kecuali Tembagapura tentunyaAturan lalu lintasnya jauh lebih ketat daripada daerah mana pun di negeri iniSebab, di sana ada polisi lalu lintas khusus yang selalu berpatroli untuk memantau mobil mana yang berjalan melebihi kecepatan, kendaraan mana yang berjalan tanpa menyalakan lampu, dan pengemudi mana yang mengemudi sambil merokokPengemudi dan penumpang yang tidak mengenakan sabuk pengaman juga akan kena tilangBagaimana si polisi tahu itu?
Sangat tidak sulit karena semua mobil di Kuala Kencana dan Tembagapura tak boleh berkaca agak gelapBahkan, kaca depan kotor pun akan kena tilangTilang di kawasan tersebut tentu juga tidak sama dengan di derah lain, apalagi bisa dinego dendanyaYang ditilang akan menerima surat peringatanJika terulang, SIM-nya akan dicabut
Jangan heran kalau mereka punya kewenangan mencabut SIM pengemudi di sanaSebab, mereka jugalah yang mengeluarkan SIMDengan kata lain, SIM mereka bukan keluaran polantas Polri, tapi oleh FreeportItu karena pengemudi yang bukan karyawan perusahaan tersebut dan tidak menggunakan mobil yang terdaftar di kawasan itu tak boleh masuk
Dari Kuala Kencana, kami berempat menelusuri Sungai Ajkwa dan kemudian berhenti di mile 34 untuk menemui para penambang liar di situKetiga pendamping saya agak ragu memenuhi keinginan saya untuk memotret dan berbincang dengan para penambang liar ituSebab, kesan yang ada selama ini, para pendulang liar tak bisa dan tak mau didekati orang di luar komunitas merekaDan, mereka sangat berbahaya
Untung Suyoto, Dirut Cenderawasih Pos, mau meminta Octovianus yang direktur Radar Timika untuk mencoba mendekati para pendulang itu''Cobalah, siapa tahu bisa.'' Ternyata kami bertiga, termasuk Teuku Mahmud yang akrab dipanggil Mufi, pun berkesempatan berbincang dengan para pendulang itu.
Sebelum ke lokasi pendulang liar itu, kami sempat bertandang ke Rumah Sakit Mitra Masyarakat (RSMM) yang dibangun Freeport untuk masyarakat di sekitar daerah tambang merekaRumah sakit yang dikelola Yayasan Charitas itu tidak luasTotal bangunannya hanya sekitar 10 hektareLuas tanahnya juga hanya 15 hektareBangunannya juga sederhana, dari kayu tetapi kukuhKarena itu, sepintas rumah sakit itu lebih menyerupai puskesmas.
Tetapi, cobalah masuk dan bersiaplah untuk terkejutSebab, fasilitas medis yang ada di situ sangat modernMisalnya, inkubatornyaAlat penghangat bayi itu termasuk yang modernIni sebabnya beberapa bayi yang lahir premature, bahkan yang bobotnya hanya 900 gram, bisa hidupKetika kami berkunjung ke situ, seorang bayi yang lahir kurang dari 900 gram baru saja berulang tahun yang ke tigaLuar biasaFasilitas lain di situ yang juga terbilang modern adalah peralatan UGD, ICU, dan NICU (ICU untuk bayi)Ranjang-ranjangnya bisa dinaikturunkan seperti yang ada di ruma sakit-rumah sakit internasional di kota-kota besar.
Rumah sakit yang berdiri pada 1998 itu memiliki bagian gigi, radiologi, dan patologi dengan peralatan modernDi situ juga ada ruang bersalin dan kamar bedah yang fasilitasnya tak kalah dengan rumah sakit internasional di kota besarTak jauh dari bangunan utama rumah sakit, ada sebuah unit khusus penanganan dan penelitian malaria dan TBCPenyakit khas Papua.
Dan, semua fasilitas itu bisa dinikmati oleh tujuh suku asli di Timika (Amungmee, Me, Moni, Nduga, Kamoro, Dani, dan Damai) secara cuma-cumaGratisApa pun jenis pengobatannya, gratisTermasuk obat, operasi, dan ambulans bila diperlukanBahkan jika si pasien terpaksa harus dirujuk ke luar negeri -apalagi cuma ke Makassar, Denpasar, Surabaya, atau Jakarta
''Sampai sekarang sudah lebih dari 120.000 orang pasien yang kami layani dengan cuma-cuma di sini,'' jelas dr Paulus SSugiarto SpB, direktur RSMM, ketika menemui kami berempat.
Menjelang makan malam, kami berempat kembali ke hotelTetapi, ini pun tidak lama karena perut sudah sangat laparDengan didampingi Budiman Moerdijat, corporate communication manager Freeport Indonesia yang baru tiba dari Jakarta, kami makan di warung seafood Surabaya yang cukup terkenal di Timika.
Begitu selesai makan, kami segera pulang karena esoknya harus siap di lobi pada pukul 05.30 WITKalau kami berangkat lebih dari pukul 06.00, bisa dipastikan takkan bisa sampai ke GrasbergApalagi masih mau mampir TembagapuraSebab, cuaca di Tembagapura sampai Grasberg sangat sulit ditebak dan memiliki curah hujan tertinggiDengan kata lain, daerah di dataran tinggi ini selalu mendung dan hujan setelah pukul 14.00.
Dengan menggunakan mobil four wheels drive yang berbendera kecil di bagian atas, menjelang pukul 06.00 kami sudah meluncurMobil yang kami gunakan pada hari kedua itu tidak sama dengan yang kami pakai sehari sebelumnya''Mobil yang boleh naik ke atas hanya yang pakai bendera seperti iniSelain ini, tidak boleh karena berbahayaBisa digilas haul truck-haul truck di atas,'' jelas Budiman yang mantan wartawan the Jakarta Post.
Hingga tiba di Tembagapura, saya belum paham apa yang dimaksud Budiman ituSebab, ketika bertemu dengan Steve yang satu departemen dengan Budiman dan Sinta Sirait, vice president Freeport Indonesia, kami tidak membahas hal itu.
Saya baru ngeh dengan penjelasan itu setelah berada di Grasberg, yang ada di ketinggian 4.285 meter di atas permukaan laut (dpl)Di ketinggian itu, oksigen sudah sangat tipisBahkan, sebelum sampai ke situ pun saya sudah merasa agak sesak dan pusingTak jauh dari Grasberg adalah puncak Cartenz yang terkenal bersalju abadi, dengan ketinggian sekitar 6.000 meter dpl.
Berada di Grasberg adalah pengalaman tersendiriSebab, di areal tambang terbuka (open pit) itu justru banyak truk raksasa yang berkeliaranPadahal, untuk naik ke tempat itu, kami harus menggunakan sky tram yang menaikkan kami sampai di ketinggian lebih dari 700 meter dari permukaan tanahAtau dari ketinggian 2.800 mdpl sampai 3.500 mdpl.
Yang ada di benak saya, bagaimana truk-truk itu bisa dibawa naik? Padahal, bobotnya, ya ampunKemampuan angkutnya saja rata-rata 300 tonBahkan, ada yang sampai 330 tonTerkecil, kapasitasnya 280 ton sekali angkutTinggi truk-truk itu sekitar 10 meter
Begitu berat dan tingginya sehingga tidak mudah untuk melihat ke bawahJarak pandang para pengemudi ke bawah adalah tujuh meterJadi, mobil atau apa pun yang tingginya di bawah itu sudah pasti tak terlihatBelum lagi beratnya kendaraan yang membuat mereka takkan bisa merasakan apa-apa ketika menggilas mobil-mobil kecilMenggilas truk biasa pun, mereka takkan bia merasakanApalagi mobil sekecil jipItulah sebabnya mobil-mobil kecil yang melintasi jalur raksasa-raksasa itu harus berbendera''Supaya terlihat para sopir haul truck,'' tambah Budiman
Tentang Grasberg sendiri, sebagai informasi, itu areal tambang dengan kandungan emas terbanyak di dunia dan kandungan tembaga terbanyak kedua di duniaKeistimewaan Grasberg, kandungan emas dan tembaga berada di permukaan dan di bawahKarena itu, penambangan bisa dilakukan dari atas (open pit) dengan cara menyingkap sedikit permukaan dan melalui bawah tanah (underground).
Penambangan Grasberg yang open pit tak lama lagi berakhir, digantikan dengan bawah tanahTetapi, puncak itu sangat indah meski anginnya sangat kuat dan sangat dinginTetapi, mungkin karena keindahannya, sambil menanti habisnya emas dan tembaga yang di atas, di situ akan dibangun lapangan golf mini 5 holes hanya untuk puttingDi ketinggian seperti itu, dengan angin sekencang itu, tak mungkin pegolf profesional sekali pun bisa nge-chip''Akhir Februari lapangan itu selesai dan siap untuk dipakai,'' kata Nurhadi Sabirin, manajer operasional Grasberg, yang menemui kami di puncak gunung batu itu.
Agak lewat jam makan siang, kami kembali ke TembagapuraMakan siang di Restoran Lupalelah, lantas turun ke Institut Pertambangan NemangkawiSebuah pusat pelatihan yang diperuntukan bagi putra-putri tujuh suku asli di MimikaSesuai namanya, lembaga pendidikan yang kini dikepalai Agus Winarko itu bertugas menyiapkan tenaga-tenaga terampil yang siap untuk dipekerjakan di semua departemen di TimikaTak terkecuali pengemudi kendaraan-kendaraan raksasa pengangkut hasil tambangDan, kini sudah ada beberapa wanita pengemudi truk-truk raksasa yang dihasilkan lembaga itu.
Hebatnya lembaga milik Freeport itu, semua siswa dibayar sejak hari pertama masuk sekolahSeleksi di situ tidak berdasar ijazah, tapi kemauan belajarKarena itu, ada beberapa siswa di situ yang saat masuk belum bisa membaca, apalagi menulisTetapi, yang sarjana lulusan IPB Bogor pun ada.
Pola pengajaran di situ tidak hanya sebatas teori, tetapi lebih banyak praktikKecuali untuk mengemudikan haul truckMereka menggunakan simulator yang computerized sehingga bisa memberikan sensasi dan pengalaman yang sama dengan saat mengemudikan kendaraan yang sebenarnya(Habis)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Oleh-Oleh dari Perjalanan ke Papua (2)
Redaktur : Tim Redaksi