PANGANDARAN – Nelayan asal Cilacap dan Pemalang, Jawa Tengah sudah dua hari ini melabuhkan kapal mereka di Pantai Barat Pangandaran, CiamisOmbak besar dan angin kencang yang ada di selatan Pantai Jawa membuat mereka urung melaut.
Berdasarkan pengamatan Radar Tasikmalaya (Grup JPNN), kapal yang berlabuh berjumlah 21 buah
BACA JUGA: Bonaran Diminta Akhiri Konflik Tapteng-Sibolga
Kapal-kapal itu berjenis kapal comprengBACA JUGA: Tanpa Usulan Gubernur, Mendagri Copot Bupati Mamasa
Lebih baik menunggu sampai cuaca membaik,” tutur Yudi, salah seorang ABK kepada Radar, kemarinUntuk itu, hampir sebagian besar kapal jenis compreng, kata dia, memilih berlindung di beberapa tempat yang dirasakan aman, seperti wilayah pesisir Pantai Pangandaran
BACA JUGA: Rp20 Triliun untuk Pertanian Aceh
Lalu bagaimana dengan jenis kapal lainnya? Untuk kapal jenis longline, kata dia masih banyak yang bertahan melaut“Kalau longline (kapal penangkap ikan tuna dan cakalang) ukurannya kapalnya lebih besarMereka lebih kuat jadi masih banyak yang tetap berada di tengah laut,” tuturnya
Yono, ABK lainnya mengatakan, selain membahayakan, gelombang tinggi dan angin kencang juga menghambat proes penangkapan ikan yang mengakibatkan pendapatan mereka menurun“Kami sulit sekali mau nangkap ikan,” ungkap warga asal Sentolo, Cilacap, Jawa Tengah itu.
Banyaknya kapal yang berlindung di kawasan Pantai Barat Pangandaran menjadi daya tarik bagi wisatawanMereka yang ingin melihat dari dekat kapal-kapal kayu penangkap ikan tersebut bisa berwisata menggunakan perahu pesiarSeperti yang dilakukan Diana (28), wisatawan asal Bandung bersama teman-temannya menggunakan perahu pesiar melihat 21 kapal compreng.
“Biasanya kami cuma lihat pantai, lalu berhenti di pasir putihKebetulan sekarang banyak kapal, kami diajak keliling-keliling lihat kapal dari dekat sama abang yang punya perahu, seru banget,” tuturnya(nay)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Enam Daerah di Aceh Wilayah Transmigrasi
Redaktur : Tim Redaksi