One Way di Tol Trans Jawa, Khawatir Bus Menuju Jakarta Telat Tiba

Jumat, 24 Mei 2019 – 00:34 WIB
Bus di terminal. Ilustrasi Foto: dok.JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Tol Trans Jawa, yang menyambungkan Jakarta hingga Probolinggo, diperkirakan menjadi primadona pada musim mudik Lebaran tahun ini. Pemudik akan memilih lewat tol daripada jalan nasional. Pemerintah menyiapkan sejumlah skenario untuk mengantisipasi kepadatan.

---

BACA JUGA: Tol Satu Arah, Intan Sepakat dengan Kemenhub

SALAH satu persiapan angkutan Lebaran di tol adalah rencana penerapan sistem one way (satu arah) pada ruas Cikampek hingga Brebes Barat. Rencananya, kebijakan itu diberlakukan pada 30 Mei hingga 2 Juni.

Saat arus balik, sistem one way kembali diberlakukan di ruas tol Palimanan Km 189–Cikarang Utama Km 29 pada 8–10 Juni. Namun, opsi tersebut masih tentatif. Jika di lapangan nanti ada kendala, rencana one way bisa diganti.

BACA JUGA: Bus Trans Jawa Siap Beroperasi, Dilarang Naik Turunkan Penumpang di Rest Area

Pada musim tahun ini, kendaraan yang lewat tol trans Jawa diperkirakan mencapai lebih dari 300 ribu unit. Sebanyak 55 persen di antaranya mengarah ke Cirebon atau Semarang. Sisanya ke jalur selatan seperti Bandung dan Purbaleunyi.

BACA JUGA: Fakta Mengejutkan tentang Ambulans Gerindra Berisi Batu saat Kerusuhan

BACA JUGA: Asosiasi Bus Keberatan Penerapan Sistem One Way, ini Respons Menhub

Dirjen Perhubungan Darat Kemenhub Budi Setiyadi mengungkapkan, dampak penerapan one way adalah bus menuju Jakarta harus keluar tol. Mereka keluar dari Brebes Barat sampai Cikampek.

”Tidak ada hambatan di ruas ini. Hambatannya hanya di Cikampek sampai Bekasi karena ada truk,” ujarnya.

Saat meninjau gerbang tol Cikarang Utama (19/5), Menhub Budi Karya Sumadi memastikan bahwa jalur keluar masuk tol akan lancar. Bedanya, jalan yang digunakan hanya satu jalur.

Namun, tidak berarti seluruh pemudik hanya bisa keluar di pintu tol yang berada di Cirebon. Dia mencontohkan, pemudik dengan tujuan Majalengka, Palimanan, dan Indramayu bisa keluar di gerbang tol Plumbon. Begitu pula pemudik yang mengarah ke Tasik, Kuningan, Ciamis, dan Banjar, mereka bisa keluar di gerbang tol Ciperna Utama.

Sekjen DPP Organisasi Angkutan Darat (Organda) Ateng Aryono mengaku khawatir dengan penerapan one way di tol Cikampek hingga Brebes Barat. Meski telah disiapkan jalur khusus di luar tol, misalnya jalan negara, pihaknya cemas dengan potensi terjadinya kemacetan.

Akibatnya, bus yang menuju Jakarta tidak bisa tepat waktu sampai di tujuan. Penumpukan penumpang pun bisa terjadi di ibu kota. ”Sopir juga akan kelelahan karena macet,” tuturnya. Untuk itu, pihaknya meminta agar ada jalur khusus bus di tol.

Di luar persoalan itu, dia menyatakan bahwa seluruh armada dipastikan dalam kondisi prima. ”Kami juga berterima kasih kepada Kemenkes karena sudah memeriksa SDM (sumber daya manusia) kami,” katanya.

Ateng menambahkan, untuk rute jauh, dipastikan ada dua pengemudi. Dengan begitu, mereka bisa bergantian dan tidak mengalami kelelahan. Untuk pengawasan, akan ada log book bagi sopir bus.

Budi Setiyadi menjelaskan, selain sistem satu arah, opsi lain yang bisa dilakukan adalah contraflow. Kebijakan pengaturan jalan nanti diserahkan kepada Korlantas. ”Lihat sikon (situasi dan kondisi),” ucapnya.

Selain itu, untuk mengatasi kemacetan, beberapa proyek di tol Jakarta–Cikampek dihentikan. Ketika proyek tersebut berhenti, empat lajur diharapkan bisa digunakan. Selama ini hanya tiga lajur yang dipakai.

Rencana lainnya adalah pembatasan kendaraan barang. Truk sumbu tiga atau lebih diminta tidak beroperasi saat puncak arus mudik.

Namun, Kemenhub akan membahas dengan berbagai sektor untuk durasi pembatasannya. ”Pengecualian untuk truk yang mengangkut bahan pokok dan BBM,” ungkap Budi. (lyn/c10/fal)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Terapkan One Way di Tol Trans-Jawa, Menhub Pastikan Arus Mudik 2019 Lancar


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler