Ongkos Haji 2009 Diperkirakan Naik

Daftar Tunggu Calhaj Sudah Sampai 2015

Senin, 09 Maret 2009 – 20:41 WIB

JAKARTA – Turunnya harga minyak dunia ternyata tak akan berpengaruh banyak pada Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) taun 2009Pasalya, para pengusaha hotel dan apartemen di Arab Saudi justru berencana menaikkan harga sewa pemondokan jemaah

BACA JUGA: Lagi, MD90 Milik Lion Air Naas



Direktur BPIH (biaya penyelenggaraan ibadah haji) Abdul Ghofur Djawahir, kepada JPNN, Senin (9/3) mengatakan, Departemen Agama (Depag) RI sudah mengirimkan tim untuk meninjau langsung pemondokan di Tanah Suci
“Tim Depag yang dipimpin Pak Zakaria (Direktur Haji) sedang berada di Arab Saudi

BACA JUGA: KPU Tak Kreatif Sosialisasikan Pemilu

Mereka mencari rumah, melaksanakan hasil Rakornas Depag, juga berusaha memenuhi rekomendasi DPR
Informasi sementara harga pemondokan rencananya naik,” terang Ghofur.

Hanya saja, lanjut Ghofur, tim Depag belum bisa memastikan perkirakan besaran kenaikan

BACA JUGA: KPK Kantongi Nama Penerima Uang Hontjo

”April nanti saya akan buat laporan ke Menteri Agama (Maftuh Basyuni)Laporan Menag akan disampaikan kepada DPR, setelah itu DPR akan lakukan pengawasan ke Tanah Suci,” paparnya.


Dalam laporan April 2009, lanjut Ghofur, juga akan diusulkan besaran BPIH musim haji 1430 hijriah”Besaran BPIH belum bisa ditotal, soalnya harga pemondokan belum ada yang dipastikan, juga biaya transportasi penerbangan belum finalMemang harga sedang melambung, kita berharap ketika pelunasan nanti nilai tukar rupiah (kurs rupiah terhadap dolar) berpihak kepada jemaah, meski diperkirakan harga bisa naik,” cetusnya.

Menurutnya, rencana pengusaha Arab menaikkan harga rumah karena alasan meningkatnya permintaan hunian oleh jamaah dari berbagai negara dari seluruh penjuru duniaSelain itu, pengusaha Arab juga melakukan pembongkaran dan perbaikan permondokan“Otomatis (kenaikan) bisa terjadi, karena supply dan demand (permintaan dan penawaran) tidak seimbangKita belum diberitahu besarannya, itu akan dibahas duluNanti akan diumumkan, kok,” terang dia.

Waiting List Haji Sudah Sampai 2015

Pada kesempatan sama, Ghofur juga mengatakan bahwa umat muslim Indonesia yang berencana menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci setiap tahunnya terus meningkatPerangkat Siskohat (sistem informasi komuniasi haji terpadu) Departemen Agama (Depag) RI mencatat sekitar 700 ribu jemaah calon haji Indonesia sudah bertengger di waiting list (daftar tunggu)

“Hitungan Depag, ada beberapa daerah yang jemaah calon hajinya harus antre hingga enam tahun lagi (2015), baru bisa menunaikan rukun Islam kelima itu,” ucapnya.

Ghofur menambahkan, Indonesia merupakan negara yang paling banyak memberangkatkan jemaah calon haji (JCH) pada setiap tahunnya“Permintaan dari kita sangat banyakTahun kemarin (2008) saja sebanyak 565 gedung/apartemenKan orangnya memang banyak, 207 ribu jemaahBila dalam satu hotel saja berisi seribu orang, berarti kita butuh 500 hotelJemaah kita ada 207 ribu, coba hitung sendiri, apalagi kapasitas gedung tidak sama,” ungkap dia.

Musim haji 2009 ini, terang Ghodur, Indonesia hanya bisa memberangkatkan 207 ribu JCH, jumlah yang sama seperti tahun laluKuota tersebut merupakan keputusan pemerintah Arab Saudi berdasarkan jumlah penduduk muslim di Indonesia”Kouta 2009 ini tetap 207 ribu jemaahTapi waiting list kita sudah sangat banyak, capai 700 ribuanDi beberapa daerah, jemaah yang tercatat dalam daftar tunggu baru kebagian giliran naik haji hingga enam tahun ke depan, meski di beberapa daerah hanya dua tahunan.”

Sementara catatan waiting list yang tertera pada Siskohat Depag, lanjut Ghofur, adalah jemaah yang sudah mendapatkan nomor porsi”Setoran awal untuk mendapatkan nomor porsi minimal Rp20 juta, dan itu sudah didaftar sebagai penabung jemaah calon hajiNanti mereka tinggal melakukan pelunasanKalau yang cuma menabung, saya kira lebih banyak lagiTapi itu tidak dihitung, ya terserah mereka; apakah mau menabung dulu atau langsung melakukan setoran haji,” pungkasnya.(gus/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Muhammadiyah Desak Rangkap Jabatan Diakhiri


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler