Open House Ical Dipenuhi Politisi Golkar

Sabtu, 11 September 2010 – 12:26 WIB

JAKARTA - Acara Open House Ketua DPP Partai Golkar Aburizal Bakrie di kediamannya kawasan Menteng Jakarta Pusat berlangsung meriahNamun, tidak seperti open house pejabat lainnya, pada acara yang digelar Ical - begitu Aburizal Bakrie akrab disapa - lebih banyak dihadiri oleh para politisi partai

BACA JUGA: Boediono Kunjungi Mantan-mantan Wapres

Sehingga, tak mengherankan acara open house ini lebih mirip sebagai perhelatan politik partai Golkar.

Pembicaraan yang berkembang di arena ini pun tidak lepas dari isu-isu politik
"Biasalah, kalau politisi sudah ngumpul begini, pastilah yang dibicarakan adalah masalah-masalah negara," kata Fayakhun Andriadi kepada wartawan

BACA JUGA: Joni, Tuna Netra Tewas Terinjak-injak

Sejumlah isu menjadi pembahasan di arena open house ini
Termasuk diantaranya, rencana penggantian Panglima TNI dan Kapolri

BACA JUGA: Akan Tertibkan Perbedaan Lebaran

Termasuk juga seputar isu resufle kabinet yang kini kian santer bertiup ke partai-partai koalisi.

Sebelumnya, di Istana Presiden Aburizal Bakrie sudah menegaskan dirinya tidak terlalu mengkhawatirkan akan adanya resufle kabinet." Resufle Kabinet itu kan hak prerogratifnya Presiden, dan Partai Golkar sebagai partai mitranya Presiden siap-siap saja mendukung ituBagi Golkar resufle itu tidak masalah," kata Aburizal Bakrie kepada wartawan.

Namun, Fayakhun membantah jika dalam open house ini juga akan membahas masalah resufle kabinetIa juga menampik jika acara ini digunakan menyusun kekuatan Partai Golkar menghadapi Resufle"Saya kira, masalah itu tidak dibahas di siniKalaupun ada pembicaraan politik, kami lebih concern menyikapi soal-soal percepatan pembangunan demokrasi, sesuai dengan amanat reformasi maupun tatanan hukum yang sudaha ada," ujarnya.

Fayakhun yang kini juga menjadi anggota Komisi I DPR itu justru menyoroti rencana Presiden SBY yang hanya akan mengajukan calon tunggal pengganti Panglima TNIMenurut Fayakhun, dengan hanya mengajukan calon tunggal untuk posisi-posisi strategis, berarti demokrasi di Indonesia saat ini mengalami kemunduran"Jika begini kan pihak eksekutif hanya menghendaki legislatif menjadi tukang stempelnyaSebaiknya, presiden tidak mengajukan calon tunggal untuk jabatan strategis seperti Kapolri atau Panglima TNI," kata Fayakhun menegaskan(aj/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Generasi Muda Alami Pelemahan Karakter


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler