Operasi Penggagalan Prabowo Nyapres Sedang Berlangsung

Minggu, 13 April 2014 – 22:18 WIB
Diduga ada operasi yang berupaya menggagalkan pencalonan Prabowo Subianto. Foto: JPNN.com

jpnn.com - JAKARTA – Pengamat politik dari Universitas Paramadina Herdi Syahrasad menyerukan kepada seluruh elemen masyarakat untuk mengawasi transaksi politik dalam bentuk uang dan bentuk lainnya yang sedang dilakukan para pendukung capres PDIP Joko Widodo alias Jokowi.

Herdi menegaskan, pihaknya sudah banyak mendengar informasi dari berbagai pihak dan layak dipercaya kalau saat ini ada ”operasi intelijen” yang dilakukan para pendukung Jokowi khususnya dari para konglomerat yang tidak menghendaki Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto menjadi presiden di negara ini.

BACA JUGA: 27 DPW PPP Kecewa SDA Ikut Kampanye Gerindra

Diungkap Herdi, nyaris semua konglomerat dari ras tertentu berupaya semaksimal mungkin agar Prabowo tak berhasil mendapatkan ”boarding pass” alias tiket untuk melaju dalam Pemilu Presiden (Pilpres) 9 Juli nanti. Caranya, beber Herdi, para pimpinan parpol diiming-imingi sejumlah imbalan agar menolak kalau diajak berkoaliasi oleh Partai Gerindra.

”Sehingga Gerindra yang hanya memperoleh suara 12 persen dalam Pileg 9 April lalu tak mampu mengajukan capresnya karena tak berhasil memenuhi syarat presidential threshold 25 persen suara nasional atau 20 persen kursi di DPR,” ungkap Herdi gamblang dalam sebuah diskusi politik yang digelar Freedom Foundation di Hotel Atlet Century Senayan Jakarta Pusat, Minggu (13/4).

BACA JUGA: Sembuh, Emir Moeis Siap Hadapi Vonis

Ia menilai, kalau operasi penggagalan Prabowo sukses, maka bisa dipastikan kalau capres yang akan berlaga dalam Pilpres 9 Juli nanti hanya dua orang, yakni pasangan Jokowi dari PDIP dan pasangan Aburizal Bakrie atau ARB alias Ical dari Partai Golkar.

”Kalau itu yang terjadi, yaitu hanya Jokowi dan Ical yang maju dalam Pilpres nanti. Maka sama saja pilpres itu adalah pilpres badut-badutan, pilpres acting sandiwara yang menjadi anti klimaks dalam sebuah pesta demokrasi yang membohongi rakyat. Karena sudah pasti yang menang Jokowi, karena Ical cukup diserang soal kasus Lumpur Lapindo saja selesai dia,” tutur Herdi.                 

BACA JUGA: PKB Diminta Tetap Usung Mahfud MD

Herdi menyarankan agar Prabowo segera menemui Ketum DPP Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) untuk membicarakan masalah tersebut. Sebab koalisi Partai Gerindra dan Partai Demokrat akan mengamankan tiket Prabowo untuk maju menjadi capres. Selain itu, semua pimpinan parpol dari eks militer seperti Ketum DPP Partai Hanura Wiranto dan Ketum DPP PKPI Sutiyoso sebaiknya merapatkan barisan dengan Prabowo dan SBY.

”Terus terang bangsa ini perlu pemimpin yang visioner, konsepsional dan punya program yang jelas untuk bangsa ini dalam lima tahun ke depan. Dan saya menilai Prabowo sudah menjawab itu semua,” pungkas Herdi. (ind/indopos.com)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Alat Vital Caleg Stres Bisa tak Bangun


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler