jpnn.com - SURABAYA - M. Hoirul Abdul Aziz tewas tertembak saat subuh di kawasan Jembatan Suramadu kemarin (22/12).
Pistol polisi menyalak setelah bandit asal Burneh, Bangkalan, tersebut menabrak dua polisi, Bripka Hendro dan Bripka Rianto. Selain itu, Hoirul mengeluarkan sebilah celurit.
BACA JUGA: Hmm..Dimas Kanjeng Kok Enggan Disumpah
"Dia malah tancap gas saat kami akan memeriksanya," kata Kasatreskrim Polrestabes Surabaya AKBP Shinto Silitonga.
Dini hari kemarin, secara bergiliran, anggota korps seragam cokelat menyekat Jembatan Suramadu. Penyekatan itu dilakukan mulai pukul 03.00.
BACA JUGA: Terdakwa Kasus Narkoba Gantung Diri Sebelum Sidang Putusan
Semua motor yang melintas distop. Nah, di situlah tampak Hoirul yang mokong.
Saat harus berhenti untuk menunjukkan surat-surat, dia tancap gas.
BACA JUGA: Ngeri! Pengepul Obat Bekas Kena OTT, 12 Ribu Antibiotik Disita
Hendro dan Rianto yang menghalangi ditabrak. Namun, Hoirul ikut jatuh. Polisi lain yang bertugas langsung menghampiri.
Tapi, kata Shinto, Hoirul tetap menyerang dengan sebilah celurit. Karena itu, polisi menembak.
Dua pelor menembus ulu hati dan pinggang lelaki 33 tahun tersebut. Hoirul tewas di tempat. Sepak terjangnya tamat.
"Setelah itu, kami lacak nopol motor yang dibawa pelaku," tambah polisi asal Medan tersebut.
Ternyata, pemilik motor adalah Nurhayati yang tinggal di Bronggalan Sawah IV F. Perempuan 45 tahun itu juga baru tahu motornya hilang sekitar pukul 05.00.
Dia tidak mengira kalau polisi berhasil menyelamatkan motor yang dipakai anaknya untuk kuliah.
"Terima kasih, motornya bisa kembali," ucap Nurhayati yang kemarin juga hadir di Polrestabes Surabaya.
Berdasar penyelidikan satreskrim, Hoirul diduga pernah terlibat dalam aksi pencurian L300.
Dia bekerja sama dengan Sadeng, dalang utama pencurian yang sudah tewas ditembak pada September.
Shinto memaparkan, Hoirul diketahui tetap berhubungan dengan Aziz.
Aziz adalah buron pencurian L300 yang juga direkrut Sadeng.
"Setelah Sadeng ditembak, Hoirul memilih untuk menyasar sepeda motor," ungkap alumnus Akademi Kepolisian (Akpol) 1999 itu.
Meski demikian, pihaknya akan tetap mendalami keterlibatan Hoirul di jaringan Sadeng.
Mereka belum tahu TKP mana yang pernah menjadi wilayah operasi Hoirul tersebut.
Yang jelas, polisi mengaku mendapat informasi tambahan setelah menembak Hoirul.
Informasi itu berkaitan dengan keberadaan Aziz.
"Kami masih fokus memburu Aziz. Sekarang dia jadi buruan utama pencurian L300," tegas Shinto.
Sementara itu, kemarin polisi juga menangkap dua maling motor dalam operasi pagi tersebut.
Mereka adalah Edi Sunaryo dan Sugianto. Bukan hanya itu.
Urine keduanya juga sudah diperiksa Urdokkes Polrestabes Surabaya.
Edi Sunaryo positif memakai sabu-sabu, sedangkan Sugianto mengonsumsi ekstasi. (did/c10/dos/flo/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Menegangkan! Tiga Penjahat Dicegat di Jembatan Suramadu, Dor!
Redaktur : Tim Redaksi