jpnn.com, JAKARTA - Anggota Komisi I DPR RI Andreas Hugo Pareira geram dengan gerakan Tentara Nasional Pembebasan Papua Barat - Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM). Selain menewaskan warga sipil, dan prajurit TNI/Polri, mereka sudah berani memproklamirkan perang terhadap Pemerintah Indonesia.
“Kalau Panglima TNI masih tidak bereaksi, sebaiknya Presiden yang selama ini selalu memperhatikan penderitaan prajurit dan rakyat Indonesia, perlu segera bertindak. Mereka sudah menewaskan rakyat sipil, prajurit TNI/Polri, bahkan berani merendahkan martabat bangsa,” ujar Andreas kepada wartawan kemarin.
BACA JUGA: DPR: Masyarakat Anggap Pilpres Lebih Penting Dibanding Pileg
BACA JUGA: KKSB Minta Kondisi Saat Ini Dinyatakan sebagai Perang
Politikus PDI Perjuangan ini menilai sudah saatnya Panglima TNI bersikap tegas. Selama ini, menurut Andrea Operasi TNI di Papua melibatkan Prajurit terbaik, bahkan korban prajurit adalah Prajurit Kopassus yang dilatih secara terus-menerus. Sangat disayangkan sumber daya TNI harus dikorbankan.
BACA JUGA: Fadli Zon: Apa Dasar Hukum Wiranto Memidana Penganjur Golput?
Pada sisi lain, menurut Andreas, misi menghadapi separatis bersenjata yang telah memakan waktu hampir 4 bulan sampai sekarang belum juga membuahkan hasil.
Menurutnya, Panglima TNI sebaiknya lebih fokus pada upaya penumpasan gerakan separatis bersenjata di Papua. Karena selama ini Panglima TNI hanya disibukkan untuk hal yang berkaitan dengan urusan politik praktis seperti Pemilihan Presiden bahkan mengampanyekan agar seluruh masyarakat ikut mencoblos dengan slogan “Mencoblos itu Keren“.
BACA JUGA: Irjen Kementerian Harus Bekerja Keras Mencegah Praktik Jual Beli Jabatan
Urusan pencoblosan adalah urusan Pemilu yang merupakan tugas Komisi Pemilihan Umum, bukan urusannya seorang Panglima TNI.
Untuk diketahui Kelompok Kriminal Separatis Bersenjata (KKSB) makin berani melawan tim gabungan TNI/Polri, setelah pekan lalu membuat tiga anggota Brimob terluka dan salah satunya gugur. Kelompok yang menamai diri sebagai Tentara Nasional Pembebasan Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM), menyatakan bertanggung jawab atas insiden tersebut.
“Kami siap bertanggung jawab atas penembakan itu,” ujar Kogeya dalam keterangan tertulisnya kepada media, Senin (25/3/2019). Bahkan, dia menolak kelompoknya disebut kelompok kriminal separatis bersenjata.(jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bamsoet: Pemilu 2019 Jangan Membuat Luka Baru di Masyarakat
Redaktur & Reporter : Friederich