JAKARTA – Penyelesaian dan keputusan mengenai Donggi-Senora hendaknya tidak didasarkan atas pertimbangan politis dan populisNamun, hendaknya lebih mengedepankan objektifitas dengan mempertimbangkan kepentingan nasional dan kepentingan stakeholders lain terkait.
Hal tersebut dikemukan Direktur Eksekutif Reforminer Institute, Pri Agung Rakhmanto pada acara seminar sehari dengan tema ‘’ Menanti Keputusan dan Transparansi Proyek Gas Donggi-Senoro di Gedung DPD RI, Selasa (11/5)
BACA JUGA: SBY Dinilai Tak Tegas Urus Gas Donggi Senoro
Dia mengungkapkan bahwa dalam memutuskan proyek ladang gas ini betul-betul untuk kepentingan nasional"Kombinasi antara aspek ketahanan energi yakni pasokan gas untuk domestik, aspek kelayakan tekno-ekonomi, pengembangan perekonomian nasional dan daerah, kepentingan stakeholders yang terkait, kronologis pengembangan proyek, konsistensi sikap pemerintah dan iklim investasi migas nasional, hendaknya menjadi faktor-faktor yang diperhitungkan dalam mengambil keputusan Donggi-Senoro tersebut,’’ ujarnya.
Oleh karena itu, dengan mempertimbangkan aspek-aspek tersebut, menurut Rakhmanto, skenario kombinasi ekspor dan domestik 75 persen- 25 persen, dari berbagai kajian dinyatakan sebagai skenario terbaik
BACA JUGA: Diresmikan, Pasar Tradisional Percontohan Wameo
Alasannya, pilihan itu paling objektif dan paling realistis dan semestinya segera dijadikan sebagai sebuah keputusan oleh pemerintah.Dalam konteks ketahanan energi, skenario itu tetap mengalokasikan sejumlah gas untuk kebutuhan gas domestik
BACA JUGA: HPP Gula Ditetapkan Rp 6.350 per Kg
"Saya rasa tidak ada alasan lagi bagi pemerintah untuk terus menunda keputusan Donggi Senoro,’’ pungkasnya(yud/jpnn)BACA ARTIKEL LAINNYA... Kegiatan Politik Sepi, Belanja Pemerintah Turun
Redaktur : Tim Redaksi