Opsi Ganti Hati Masih Mahal

Jumat, 17 September 2010 – 05:05 WIB

KELAINAN saluran empedu pada bayi atau atresia bilier menjadi salah satu faktor penyebab kematian bayi yang cukup tinggi di IndonesiaPenyebabnya, orang tua masih minim informasi terhadap gejala dan antisipasi kelainan ini.
     
"Gejalanya pun sering tak diindahkan

BACA JUGA: Orang Pendek Susah Jodoh?

Kalau ketemu bayi lebih dari dua minggu kulit dan matanya kuning, kencing gelap, dan kotorannya putih, bawalah bayi itu segera ke rumah sakit," ujar anggota tim Gastroentero-Hepatology Consultant Rumah Sakit Ciptomangunkusumo (RSCM) Dr dr
Hanifah Oswari, Sp.A (K) di kantor Kemenkes, Kamis(16/9).
     
Hanifah mengatakan, masyarakat harus mengawasi munculnya gejala kelainan ini

BACA JUGA: Waspadai Penyakit Paskalebaran

Sebab, gejala awal ini mirip dengan kebiasaan bayi baru lahir pada umumnya yang lazim berwarna kuning
Perawatan yang diberikan orang tua lebih sering tidak efektif yakni dengan menjemur sesuai tradisi menjaga bayi sehari-hari

BACA JUGA: Pilah Sampah ke Lima Wadah, Jadikan Pendapatan



"Jika bayi lebih dari dua minggu kulit dan matanya kuning, kencing gelap dan kotorannya putih, bawalah bayi itu segera ke rumah sakit," imbaunya.

Menurut Hanifah, tindakan pertama harus dilakukan, yaitu operasi kasaiOperasi ini harus dilakukan sebelum bayi berumur dua bulanKarena biasanya ketika dua bulan itu, dokter sudah mendapati sirosis pada hati si anak"Istilahnya, saluran yang rusak itu lama-lama habis dan merusak hati," katanya.

Sekjen Kemenkes Ratna Rosita mengatakan, penyakit atresia bilier terjadi pada 1 banding 10 ribu hingga 15 ribu bayi lahir hidupDengan angka kelahiran hidup di Indonesia 4,5 juta pertahun, dari jumlah tersebut diprediksi bayi yang menderita penyakit tersebut mencapai 300-450 bayi setiap tahunnya

"Bayi yang menderita atresia bilier harus segera ditangani, bila tidak segera dilakukan akan mengalami kerusakan hati yang sangat berat (sirosis hati) dalam waktu dua bulan saja," tegasnya.

Kerusakan hati tersebut, kata dia, akan sangat hebat dan cepat sehingga bayi yang menderita atresia bilier jika tidak mendapatkan pertolongan medis pada umumnya akan meninggal pada usia 1-2 tahunBila cepat didiagnosis, operasi pasien dengan penyakit tersebut dapat segera dilakukan

Operasi kasai lazim dilakukan dengan bypass, yaitu membuat saluran empedu langsung ke usus 12 jariDengan operasi tersebut diharapkan 70-80 persen bayi dapat mengalirkan cairannya ke usus.

"Jika hasilnya baik diharapkan sampai dengan 50 persen bayi dapat mencapai umur 5 tahun dan 30-40 persen diantaranya masih dapat menggunakan hatinya sendiri setelah berusia 10 tahun," kata Ratna Rosita.
     
Dijelaskannya, bila terlambat dioperasi setelah dua bulan, keberhasilan operasi Kasai akan menurun drastisOleh sebab itu bayi pengidap atresia bilier perlu segera ditolong sebelum melewati usia optimal dua bulanBila bayi tidak dapat dipertahankan fungsi hatinya lagi, maka bayi tersebut memerlukan transplantasi hati
"Upaya transplantasi hati juga perawatannya memerlukan biaya yang sangat tinggi," ujarnya.

Penyakit atresia bilier adalah suatu keadaan dimana saluran empedu tidak terbentuk atau tidak berkembang secara normalHal ini mengakibatkan hambatan aliran empedu dari hati kedalam usus  12 jari, sehingga banyak cairan empedu yang menumpuk di hati

Ratna berharap, peresmian Yayasan Bilqis Sehati dapat menjadi wadah bagi penderita Atresia Bilier dan orangtua penderita untuk saling berbagi pengalaman, sekaligus menumbuhkan rasa sayang dan cinta pada sesama penderita penyakit tersebut(zul/agm)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Meski Macet, Jangan Tahan Kencing Kelamaan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler