BOGOR--Saat ini jumlah cadangan devisa Indonesia sudah hampir mencapai USD100 miliarAngka ini merupakan rekor tertinggi cadangan devisa RI sepanjang sejarah
BACA JUGA: Konsumsi Listrik di Jawa Tembus Rekor Tertinggi
Kepada wartawan saat ditemui di Istana Bogor, Jumat (11/2) Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan, cadangan devisa Indonesia bahkan ke depan bisa mencapai USD200 miliar."Namun penggunaannya haruslah menggunakan konsep kehati-hatian
Cadangan devisa kata Hatta, hanya akan digunakan untuk hal-hal yang dirasa sangat penting dan mendesak
BACA JUGA: Masih Banyak Perusahaan Nunggak Pajak
Selagi masih bisa menggunakan dari sumber anggaran lain, maka cadangan devisa diusahakan tetap dipertahankanBACA JUGA: Evakuasi WNI dari Mesir Rogoh APBN Rp 5 Miliar
Jadi tidak sembarangan dan perlu pembahasan lebih lanjut,” kata Hatta.Sementara itu, Komite Ekonomi Nasional (KEN) memastikan cadangan devisa Indonesia sebesar USD100 miliar belum digunakan dengan maksimalHal ini dikhawatirkan bisa berdampak pada beban yang harus ditanggung B)Karena cadangan devisa bisa menekan biaya moneter.
Ketua KEN Chairul Tanjung mengatakan, dalam realisasi Anggaran Pendapatan Belanja Pemerintah (APBN), pengawasan dari DPR akan jauh lebih besar dibandingkan pengawasan dari Pemerintah"Bisa-bisa kalau tidak digunakan cadangan devisa yang besar menjadi beban negara karena uang yang masuk ke dalam negeri harus dibayarkan bunganya," kata Chaerul Tanjung dalam acara Retret BUMN tersebut.
Chaerul Tanjung mengatakan, untuk jangka panjang, cadangan devisa negara bisa mencapai USD200 miliar dan itu harus digunakan dengan maksimalSaat ini katanya, cadangan devisa yang akan digunakan untuk pembangunan infrastruktur baru sebesar 5-10 persenSedangkan bila pemerintah mampu melakukan penghematan 10 persen saja dari APBN, maka bisa terjadi penghematan hingga Rp20triliun.
"Jika semua ini bisa diarahkan kepembangunan infrastruktur, otomatis akan menyerap tenaga kerja dalam negeriTapi kita harus tahu dengan jelas berapa besar jumlah tenaga kerja yang terserap dan berapa potensi pengangguran bisa berkurangHal itu sesuai dengan arahan Bapak Presiden," katanya.
Selama ini kata Chaerul, ketersediaan lapangan kerja dinilai masih belum menjadi prioritas PemerintahKarena besarnya modal (kapital ) yang masuk ke dalam investasi, tidak seiring dengan perkiraan berapa besar bisa menyerap tenaga kerja"Kalau semuanya itu dihitung, otomatis akan terlihat proses yang riil dari pertumbuhan ekonomi Indonesia," kata Chaerul(afz/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pemerintah Tetap Pertahankan Asumsi Makro
Redaktur : Tim Redaksi