Pemerintah Tetap Pertahankan Asumsi Makro

Kamis, 10 Februari 2011 – 15:58 WIB

JAKARTA - Meski fluktuasi harga minyak dunia kian meroket dan berbagai dampak iklim ekstrem pada mekanisme pangan di seluruh dunia ikut mempengaruhi, namun pemerintah Indonesia kembali memastikan belum berniat merubah asumsi makro APBN 2011Dengan kata lain, asumsi makro APBN 2011 masih tetap dipertahankan, di antaranya yakni Product Domestic Bruto (PDB) Rp 7.019,7 triliun, pertumbuhan ekonomi 6,4 persen, inflasi 5,3 persen, nilai tukar rupiah Rp 9.250 per USD, SBI 3 bulan 6,5 persen, harga minyak Indonesia (ICP) sebesar USD 80 per barel, dan lifting minyak 0,970 juta barel per hari.

"Kita masih menggunakan asumsi seperti inflasi 5,3 persen, ICP USD 80 per barel dan nilai tukar Rp 9.250 per USD

BACA JUGA: Bidik 41 Lokasi Percontohan Minapolitan

Kita belum merencanakan mengubah atau merevisi anggaran," tegas Menteri Keuangan (Menkeu) Agus Martowardojo, kepada wartawan di Jakarta, Kamis (10/2).

Kalaupun terjadi tekanan inflasi berdasarkan pengaruh dari banyak faktor yang dihadapi dunia saat ini, Agus mengatakan bahwa perubahan baru akan dibuat pada pertengahan tahun, serta akan masuk dalam asumsi makro berdasarkan APBN-P 2011
Namun pemerintah pun katanya, akan berupaya agar asumsi makro APBN 2011 tidak mengalami tekanan.

"Kalau mau revisi, mungkin tengah tahun

BACA JUGA: BP Migas Hemat Rp 870 M

Inflasi akan coba kami atasi, dan diharapkan balance of trade akan lebih baik
Kita juga melihat neraca pembayaran pertumbuhan bagus sekali

BACA JUGA: Tahun Ini, 9 Juta Tabung Gas 3 Kg Didistribusikan

Jadi ini kita akan coba lebih baik lagi," kata Agus.

Meski saat ini BI mulai memperpanjang tenor SBI (menjadi) 9 bulan, Agus mengaku yakin bahwa kebijakan BI akan tetap sejalan dengan asumsi makro yang telah disusun sebelumnyaApapun kebijakan BI menurutnya, tentunya adalah yang terbaik demi menjaga stabilitas ekonomi dalam negeri.

"Kalaupun BI merencanakan menurunkan SBI kurang dari 9 bulan, sehingga tidak diterbitkan, maka pemerintah menyambut baik karena kita juga ada SBN 1 tahunJadi seandainya investor ingin membeli SBI, sebaiknya membeli SBN yang 1 tahun," saran Agus pula.

Sementara itu, terkait perkiraan dari Bank Dunia mengenai bergesernya perkiraan pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi 6,2 persen atau lebih rendah dari asumsi 6,4 persen yang ditetapkan dalam APBN 2011, Agus enggan berkomentar lebih jauhBaginya, yang penting adalah pembuktian di akhir tahun"Kita buktikan saja, bahwa kita bisa 6,4 persenPada kuartal IV 2009 saja, pertumbuhan kita 6,9 persenJadi tentunya kita harus optimis akan lebih baik lagi, dan harus bisa 6,4 persen," tegasnya(afz/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Realisasi Pembatasan BBM Subsidi Tidak Jelas


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler