jpnn.com - SURABAYA – Pemerintah Provinsi Jawa Timur optimistis, perekonomian akan bertumbuh 5,5 hingga 5,9 persen tahun depan.
Berbagai cara pun dilakukan untuk mewujudkan target tersebut.
BACA JUGA: Genjot Premi dan Jumlah Nasabah Dengan Asuransi Dwiguna
Di antaranya adalah mengandalkan penyerapan konsumsi dan investasi.
Kepala Biro Administrasi Perekonomian Pemprov Jatim Jumadi menyatakan, pihaknya mengandalkan konsumsi dalam negeri dengan kontribusi sekitar 60,3 persen.
BACA JUGA: Tarif 900 VA Naik, Pemerintah Hemat Rp 22,1 Triliun
Alasannya, pasar ekspor pada tahun depan diperkirakan masih lambat, terutama di pasar Tiongkok, Amerika Serikat, dan Eropa.
’’Jadi, tahun depan kami masih bertumpu pada perdagangan domestik,’’ kata Jumadi kemarin (5/12).
BACA JUGA: Genjot Pemanfaatan EBT, PLN Beli Listrik PLTSA 100 Mw
Total perdagangan dalam negeri tahun ini diprediksi mencapai angka Rp 120 triliun.
Diperkirakan, kontribusi perdagangan domestik dan antarpulau tumbuh menjadi Rp 140 triliun pada tahun depan.
’’Kami akan menyiasati hal tersebut dengan memaksimalkan perdagangan antarpulau. Kami akan menggerakkan KPD (kantor perwakilan dagang) untuk mencari informasi substitusi bahan baku di daerah-daerah lain,’’ jelas Jumadi.
Sementara itu, ketergantungan industri manufaktur terhadap bahan baku impor berperan terhadap defisit perdagangan Jatim dengan luar negeri.
Selama ini, bahan baku impor menyumbang sekitar 70 persen bahan baku untuk industri manufaktur di Jatim.
Untuk menurunkan impor bahan baku, pemprov mendorong bahan substitusi dari daerah lain. Dengan demikian, logistik menjadi lebih efisien.
’’Selama ini, kalau kirim ke daerah lain di luar Jawa, tingkat keterisian bisa sampai seratus persen. Namun, kalau kembali ke sini, tingkat keterisiannya hanya sekitar 15 persen,’’ ungkap Jumadi.
Jika mampu menemukan substitusi bahan baku impor, diharapkan tingkat keterisian kapal ke Jawa Timur bisa lebih tinggi dan logistik lebih efisien.
Setelah itu, dana segar dari investasi yang masuk ke Jatim masih menjadi andalan untuk menopang pertumbuhan ekonomi.
Pihaknya membidik target realisasi investasi Rp 100 triliun tahun depan.
Nilai tersebut masih sama jika dibandingkan dengan target realisasi investasi di tahun ini.
’’Kami masih cukup realistis dengan gejolak ekonomi global maupun dalam negeri. Jadi, target tersebut juga dinamis, bisa berubah sesuai dengan kebijakan pemerintahan baru di Amerika Serikat nanti maupun kebijakan pemerintah di dalam negeri,’’ ujarnya.
Dana pihak ketiga (DPK) pun tumbuh 12–13 persen. Angka itu lebih baik daripada DPK nasional yang hanya tumbuh delapan persen.
’’Pemprov juga mengandalkan belanja pemerintah. Meski selama ini porsinya cukup kecil, maksimal hanya 9,16 persen dari PDRB Jatim,’’ terang Jumadi.
Pemprov Jatim pun mengalokasikan dana tersebut untuk sektor pendidikan, kesehatan, infrastruktur, maupun dipinjamkan ke Bank Jatim untuk skema kredit murah bagi UMKM dengan bunga 7–9 persen. (vir/c22/noe)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Perum Damri Luncurkan 30 Unit Bus Baru
Redaktur : Tim Redaksi