Orang Indonesia Sedikit Makan Telur Ayam, Kenapa?

Selasa, 02 Maret 2021 – 16:53 WIB
Telur Ayam Negeri. Foto : Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Konsumsi telur ayam di kalangan masyarakat Indonesia dinilai masih cukup rendah dibandingkan dengan negara tetangga.

Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia (Pinsar) bahkan menyebutkan tidak hanya telur, tetapi konsumsi daging ayam per kapita pun masih cukup rendah ketimbang negara tetangga seperti Malaysia dan Thailand.

BACA JUGA: Ingin Turunkan Berat Badan, Konsumsi Saja Telur Saat Sarapan

Ketua Bidang Kesehatan Masyarakat Veteriner Pinsar Drh. Rakhmat Nuriyanto mengatakan konsumsi daging ayam penduduk Indonesia baru sekitar 10-12 kilogram per kapita per tahun atau tidak lebih dari 1 kilogram per bulan.

"Contohnya untuk ayam pedaging baru 10-12 kilogram per kapita. Sementara di Thailand sudah 20 kilogram ke atas, Malaysia 30-40 kilogram, masyarakat Indonesia masih sepertiganya dari negara tetangga," kata dia, dalam acara diskusi daring yang dipantau di Jakarta, Selasa (2/3).

BACA JUGA: Atasi Tekanan Darah Tinggi, Ini 8 Manfaat Telur Asin untuk Kesehatan Tubuh

Menurut Rakhmat, rendahnya konsumsi daging dan telur ayam bukan akibat dari lemahnya daya beli masyarakat.

"Namun, dari sisi pemahaman penduduk yang belum teredukasi dengan baik," ucap dia.

BACA JUGA: Hati-hati, Ini Lho Bahaya Konsumsi Telur Setengah Matang

Rakhmat memaparkan, saat ini harga telur ayam hanya Rp 1.300 per butir dan relatif murah. Bahkan, lanjut dia, lebih mahal dari harga sebuah kerupuk yang dijual di warung-warung, namun gizi telur jauh lebih tinggi daripada kerupuk.

"Harga kerupuk sekitar Rp 1.000-Rp 1.500 per buah, sedangkan telur yang penuh gizi kurang lebih satu butir Rp 1.300," kata Rakhmat.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) lanjut dia, pada Maret 2020, pengeluaran masyarakat untuk membeli rokok sekitar Rp 73 ribu per kapita per bulan. Di sisi lain pengeluaran untuk membeli pangan seperti daging, ikan, kacang-kacangan, maupun telur dan susu lebih rendah.

"Pengeluaran untuk rokok Rp73 ribu itu untuk ayahnya saja, sementara kalau dibelikan telur itu Rp23 ribu bisa untuk satu keluarga. Padahal nilai gizinya luar biasa," kata Rakhmat. (antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Elvi Robia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler