Orang-Orang di Balik Berdirinya Jembatan Suramadu

Ismail Bersihkan Ranjau, M. Noer Pindah Makam

Selasa, 09 Juni 2009 – 07:16 WIB

Jembatan Suramadu merupakan hasil dari sebuah proses yang terintegrasiTanpa sentuhan dingin sejumlah pihak, jembatan yang menjadi ikon Surabaya-Madura itu mungkin masih berupa wacana

BACA JUGA: Prosesi Pernikahan Dua Budaya Putra Hatta Rajasa dan Cucu Mooryati Soedibyo

Siapa saja mereka?

--------------------------------------
SURYO E.-ARIS I., Surabaya
--------------------------------------

SATU-SATUNYA akses dari Surabaya ke Madura atau sebaliknya hanya menggunakan penyeberangan feri
Karena pengguna jasa itu makin banyak dan menimbulkan kepadatan di Ujung-Kamal, Mochamad Noer (M

BACA JUGA: Kisah Sedih Penderita Komplikasi Penyakit Hyper-IgE yang Langka (2)

Noer) kala menjabat wakil bupati Bangkalan periode 1950 menangkap perlunya dibangun jembatan
Ketika itu, Angkatan Laut hanya mengizinkan Ujung-Kamal beroperasi pukul 06.00-18.00.

Apalagi moda transportasi darat ketika itu dimonopoli Perusahaan Jawatan Kereta Api (PJKA, sekarang PT Industri Kereta Api/Inka)

BACA JUGA: Kisah Sedih Penderita Komplikasi Penyakit Hyper-IgE yang Langka (1)

Menurut MNoer, sejarah panjang pendirian Suramadu dimulai ketika sejumlah tokoh Madura menyampaikan keluhan tersebut

Setelah menjadi gubernur Jatim pada 1967, gagasan Noer ditangkap pakar konstruksi penggagas fondasi cakar ayam, Prof Dr Sedyatmo (alm)''Keresahan ke­ter­belakangan kondisi sosial dan ekonomi Madura kami sampaikan kepada Presiden Soeharto (alm) ketika itu,'' ungkap Noer setelah menerima sejumlah tokoh Madura, Selasa (2/6)

Gagasan dan konsep pengembangan jembatan antarpulau tersebut, menurut pria berumur 91 tahun itu, secara gigih disampaikan kepada Soeharto pada 1986Empat tahun setelah dikaji, keluar Keputusan Presiden Nomor 55/1990 tentang Proyek Pembangunan Jembatan Suramadu dengan ketua tim pengarah Menristek B.JHabibie

Noer turut dipercaya untuk mendekati masyarakat di pesisir selatan Bangkalan berkaitan dengan pembebasan lahan''Banyak warga yang semula berkeberatanSebab, akibat proyek itu, makam leluhur mereka harus dipindah,'' jelasnya.

Berkat komunikasi persuasif mantan Dubes RI untuk Prancis tersebut, kalangan ulama Madura yang bergabung dalam Badan Silaturahmi Ulama Madura (Bassra) mendukung pembangunan SuramaduKonstruksi megaproyek itu dijadwalkan digarap mulai 10 November 1996.

Namun, rencana tersebut ternyata tidak semulus yang diharapkanAkibat krisis moneter yang menghantam pada 1997, proyek tersebut tertundaSetelah tongkat estafet kepresidenan berpindah ke tangan Habibie, Noer tidak menyerahMantan gubernur kelahiran Sampang itu mendesak agar pemerintah pusat merancang kembali pembangunan Suramadu.

Upaya percepatan dilakukan semasa pemerintahan Abdurrahman WahidKemudian, pada perte­ngah­an pemerintahan Presiden Megawati, 20 Agustus 2003, Suram­adu diresmikan''Setiap masa ke­pe­mimpinan negeri ini punya kon­tribusi besar terbangunnya Jem­batan Suramadu,'' tegas Noer.

Sosok lain yang patut mendapat apresiasi adalah Kepala Balai Besar Jalan dan Jembatan Nasional V A.GIsmailLewat ta­ngan dinginnya, proyek Suramadu akhirnya tuntas jugaPeran Ismail begitu besarLihat saja, dua kali pemerintah menunjuk dia untuk menangani proyek Suramadu dengan status yang berbeda.

Tugas pertamanya adalah saat awal 2003, tepatnya saat proyek jembatan itu mulai berjalanDia ditunjuk menjadi Pimpro SuramaduDi posisi tersebut, tugas Ismail cukup beratDia ditugaskan untuk mengoordinasi dan mengintegrasikan pelaksanaan konstruksi agar tersistemSetelah sistem terbentuk, akhirnya dia ditarik dari SuramaduSebagai gantinya, dia ditunjuk menjadi kepala Balai Besar Jalan dan Jembatan Nasional I Medan pada 2005.

Namun, tangan dingin Ismail kembali dibutuhkan proyek SuramaduSaat proyek sudah memasuki tahap pertengahan akhir, dia pun kembali ditarik pada pertengahan 2008Tapi, kapasitasnya adalah kepala Balai Besar Jalan dan Jembatan Nasional V yang menaungi Jateng, DI Jogjakarta, dan Jatim.

Sosok Ismail memang begitu akrab dengan pembangunan jalan dan jembatanBeberapa jembatan prestisius di Indonesia tidak lepas dari tangan dinginnyaDi antara­nya, Jembatan Mahakam I (Kaltim) dan Jembatan Membrano (Papua)Dianggap prestisius karena dua jembatan tersebut memiliki tingkat kesulitan tinggi.

Beragam pengalaman menarik mengiringi perjalanan Ismail selama menangani proyek tersebutSalah satu yang paling berkesan adalah pada awal-awal proyek berlangsung''Saat itu, kami harus intens berdiskusi dengan warga di pesisir MaduraSebab, mereka menganggap, jika jembatan jadi, mereka akan tersisihSyukur mereka akhirnya mauBahkan, kami sampai bersama-sama ikut membersihkan ranjau di sana.''

Sosok lain yang tidak bisa dilupakan adalah Atyanto BusonoDia adalah kepala Satuan Kerja Sementara Bentang Tengah Proyek SuramaduDia merupakan salah seorang kepala satker terlama dalam proyek Suramadu(iro)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Keluarga Is Haryanto setelah Sang Maestro Pencipta Lagu Itu Pergi


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler