Dua tokoh berbeda latar belakang budaya besananTokoh asal Palembang, Hatta Rajasa, menikahkan putra sulungnya, Reza Ihsan Rajasa, dengan Oktiniwati Ulfadariah, cucu BRA Mooryati Soedibyo, keluarga Keraton Surakarta
BACA JUGA: Kisah Sedih Penderita Komplikasi Penyakit Hyper-IgE yang Langka (2)
Upacara campuran pun digelar untuk prosesi pernikahan hingga resepsi.------------------------------
Inge Beatrix, Jakarta
------------------------------
SABTU (6/6) siang, wajah Hatta Rajasa terlihat semringah
BACA JUGA: Kisah Sedih Penderita Komplikasi Penyakit Hyper-IgE yang Langka (1)
Dia selalu mengumbar senyum kepada setiap tamu yang menghadiri resepsi pernikahan putranya, Mohammad Reza Ihsan Rajasa, dengan Drg Oktiniwati Ulfadariah
BACA JUGA: Keluarga Is Haryanto setelah Sang Maestro Pencipta Lagu Itu Pergi
Terima kasih atas dukungan semua pihak," kata pria berambut putih iniBesan Hatta adalah pasangan KPH Djoko Ramiadji MSc CE dan Merinda Rubiyanti SE, anak pengusaha kosmetik Mooryati SoedibyoMalam itu resepsi digelar dengan tradisi Keraton Surakarta komplet.
Rangkaian prosesi pernikahannya sendiri tidak cukup digelar sehari, tetapi 10 hariBerbagai ritual budaya dan upacara adat harus dilalui"Melelahkan, tetapi saya bersama keluarga sangat bahagia," aku Hatta yang asli Palembang itu
Rangkaian upacara adat pernikahan Reza dan Ninik (panggilan Oktiniwati Ulfadariah) digelar sejak 28 Mei hingga 6 Juni 2009Acaranya meliputi Rasulan pembacaan Alquran, yang intinya mendoakan leluhur dan berdoa agar pernikahan berjalan lancar serta langgengSetelah itu dilanjutkan selametan, pemasangan bleketepe atau tuwuhan pengiriman air, siraman, malam midodareni, majemukan, dan akad nikah plus upacara panggih.
Saat melakukan akad nikah pada Sabtu lalu, Reza dan Ninik mengenakan busana dodot ampuh bangau butakYakni, batik kuno dan antik yang berusia ratusan tahun dari Keraton SurakartaPakaian ini selalu dikenakan pengantin putra-putri keratonKeduanya berada di tempat terpisah
Pengantin pria tidak didampingi orang tuaSedangkan pengantin wanita didampingi wali nikah.
Saat akad nikah, Presiden SBY yang hadir bersama Ny Ani Yudhoyono menjadi saksi pernikahan bersama Ketua MPR Hidayat Nur WahidSBY didaulat menjadi saksi mempelai pria, sedangkan Hidayat Nur Wahid untuk mempelai wanitaAkad nikah dilangsungkan di kediaman keluarga mempelai wanita, Jalan Mangunsarkoro No 69, Menteng, Jakarta Pusat
SBY dan Ny Ani tiba pukul 15.05 WIB dan langsung mengisi buku tamuSesaat setelah SBY tiba, kereta kencana Keraton Surakarta tiba dengan mengangkut mempelai priaKereta ini dikawal 30 prajurit berkudaTampak dalam rombongan mempelai pria, antara lain, Hatta Rajasa beserta istri, Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Aburizal Bakrie, Ketua Majelis Pertimbangan DPP PAN Amien Rais, dan anggota Dewan Penasihat Partai Gerindra, Permadi
Rombongan mempelai pria membawa seserahan berupa 46 pasang barang dengan nuansa adat Palembang"Ini hasil percampuran budaya Jawa dan Palembang," ujar KPH AdpPrapto Kusumo yang juga ketua panitia pernikahan Ninik dan Reza.
Sebelum akad nikah, calon mempelai pria mendatangi rumah calon mempelai wanita dengan menunggang kuda diiringi 30 prajurit Keraton Surakarta berpakaian lengkap, termasuk pembawa payung, tambur, peniup terompet, pembawa panah, dan pawang kudaSeluruh perlengkapan tersebut langsung didatangkan dari Keraton Solo.
Seusai akad nikah, ada upacara panggihYakni, pertemuan pengantin pria dan wanita dalam upacara resepsiUpacara ini berupa penyerahan pisang sanggan atau tebusan dari pengantin pria ke pengantin wanita, dilanjutkan balangan gantal, yakni saling melempar gantal yang diarahkan ke dada.
Lalu ada upacara injak telur (injak wiji dadi) dan pemasangan kain sindur oleh ayah Ninik, KPH Djoko Ramiadji dan Merinda Rubiyanti, ke punak kedua mempelaiSelanjutnya, sindur binayang, yaitu kedua mempelai menuju pelaminan yang tidak dilengkapi kursi
Acara dilanjutkan upacara timbang/pangkonMempelai pria duduk di paha kanan mertuanya, Djoko Ramiadji, sedangkan mempelai wanita duduk di paha kiriKetika kedua mempelai di pelaminan, orang tua pengantin pria datang dan bergabung bersama orang tua mempelai wanitaMomen kedatangan orang tua pengantin pria ini disebut tilik pitik.
Yang juga istimewa adalah saat upacara siraman (sebelum akad nikah)Air yang digunakan untuk siraman berasal dari tujuh sumber mata airYakni, dari gua Ratu, Jawa Barat; Kebun Raya Bogor; Istana Raja di Pelabuhan Ratu; Sekar Kedaton, Jawa Barat; pemandian Pengging, Boyolali; Langen Harjo, Solo; dan air zamzamTujuan didatangkannya air dari tujuh mata air ini bisa diartikan sebagai sumber kehidupan dari tujuh arah mata anginTujuannya untuk mendatangkan kesehatan, keselamatan, dan rezeki
Orang yang melakukan siraman berjumlah ganjilSeusai siraman, Djoko Ramiadji menggunting sedikit rambut putrinya, kemudian menggendongnyaSetelah itu dilanjutkan malam midodareni atau malam kedatangan para bidadari.
Pada malam ini calon pengantin pria bersama keluarga datang ke rumah calon pengantin wanita membawa seserahanOleh keluarga calon pengantin wanita, seserahan dibalas dengan kancing gelung berupa kerisKeris inilah yang dipakai pengantin pria saat upacara pernikahanKeris ini terbuat dari emas 22 karat yang konon berusia ratusan tahun
Sebelum calon pengantin pria dan keluarga pulang, ayah calon pengantin wanita memberikan seperangkat kancing gelung (keris pusaka) dan seserahanSalah satunya berisi pakaian yang akan digunakan calon pengantin pria pada upacara panggihSelanjutnya, ibu calon pengantin wanita memberikan angsul-angsul (balasan serah-serahan) yang berisi pakaian resmi, aksesoris, pakaian untuk ibadah, alat ibadah, dan makanan untuk calon pengantin pria.
Setelah pengantin bersanding di pelaminan dan sungkem kepada orang tua serta pemakaian cincin kawin, disuguhkan tarian serimpi gondokusumo yang dibawakan empat penariTarian ini merupakan warisan adat keraton yang melambangkan penyambutan tamu-tamu agung dengan durasi 12 menit
Pernikahan dengan adat keraton lengkap seperti itu memang langka dilakukan di ibu kota Jakarta"Kami hanya ingin menampilkan budaya yang adiluhung dari para leluhur kami," kata KPH Adp Padmo Kusumo(jpnn/nw)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Keluh Kesah Manohara Selama Jadi Istri Pangeran Kesultanan Kelantan
Redaktur : Tim Redaksi