Dalam usia 69 tahun, penyanyi dan pencipta lagu Is Haryanto pergi Selasa (26/5) laluSelain istri dan lima anak, dia meninggalkan ribuan lagu yang diciptakan semasa hidup
BACA JUGA: Keluh Kesah Manohara Selama Jadi Istri Pangeran Kesultanan Kelantan
Almarhum berpesan agar anak-anaknya menyelamatkan semua lagu itu.---------------------------------------------------------
AGUNG PUTU - ANGGIT SATRIYO, Jakarta
---------------------------------------------------------
SEBUAH foto Is Haryanto ukuran 10R diletakkan di meja ruang tamu kediamannya di Jalan Haji Nawi Dalam No 19, Jakarta Selatan, kemarin siang (31/5)
BACA JUGA: Gabung Tim Sukses Pilpres, Menteri-Menteri pun Ikut Terbagi (1)
Dua lilin putih mengapit foto lelaki pencipta lagu dan penyanyi itu.Enam hari sudah Is Haryanto meninggal dunia, tepatnya sejak Selasa (26/5) lalu
BACA JUGA: Ribetnya Para Hakim Mahkamah Konstitusi Tangani Sengketa Pemilu
"Kami menyiapkan tujuh hari PapaMakanya masih ramai," kata putri pertama Haryanto, Vien Adiyanti, saat ditemui Jawa Pos di rumahnya.Is Haryanto adalah maestro pencipta lagu yang sangat populer pada 1970-1980-anBahkan, sampai sekarang lagu-lagunya dinyanyikan ulangLagu-lagunya yang banyak didengar dulu adalah Sepanjang Jalan Kenangan, Hilang Permataku, dan Tanpamu
Di luar itu, ada ribuan lagu yang sudah diciptakan lelaki asli Solo tersebut"Papa sih dulu pernah bilang, katanya, ada kalau 3 ribu lagu yang sudah diciptakan," ujar Vien
Is Haryanto dikenal sebagai pencipta lagu yang nyentrikDia tampak lekat dengan kacamata hitamSetiap kali tampil di depan publik, dia selalu mengenakan kacamata hitamBahkan, menemui tamu di ruang tamu saja dia enggan mencopot kacamatanyaBegitu pula berfoto dengan keluarga, dia juga mengenakan kacamata hitamAda rahasia di balik kacamata itu
"Papa itu orangnya sebenarnya pemaluTiap kali ketemu orang, dia selalu takut untuk menatap mata lawan bicaraMakanya dia pakai kacamata hitam biar bisa berani sama orang," ujar Vien lantas terkekeh mengenang ayah tercintanya itu
Lagu yang diciptakan Haryanto beragamMulai langgam Jawa hingga popBahkan, lagu Rek Ayo Rek yang identik dengan masyarakat Surabaya pun lahir dari kepiawaiannya mencipta laguBeberapa orang barangkali sempat mengira tembang yang dipopulerkan Mus Mulyadi itu diciptakan oleh arek Suroboyo asliTernyata, lagu itu justru diciptakan cah Solo yang pintar memainkan diksi khas daerah setempat.
Dalam lagu Rek Ayo Rek, misalnyaHaryanto menggunakan kata-kata Surabaya yang khasMisalnya, Tunjungan (salah satu tempat perbelanjaan di Surabaya), Rujak Cingur (makanan khas), dan kata Rek sebagai sapaan akrab untuk pemuda Surabaya"Apalagi, dulu yang nyanyiin Om Mus (Mus Mulyadi, Red)Dia kan logatnya Surabaya banget," ujar Vien.
Vien mengaku tak tahu asal-usul lagu ituNamun, Haryanto memiliki adik kandung yang pernah tinggal di Kota Pahlawan ituNamanya Bambang RiyantoHaryanto pun sempat berkunjung ke rumah Bambang beberapa kali sebelum akhirnya adiknya pindah ke Bali"Barangkali, karena sering main ke sana, Papa punya inspirasi menciptakan lagu ituTapi, ini barangkali lho yaSaya takut salah ngomong," ujar wanita yang menyemir cokelat rambutnya ituKarena cukup identik dengan Surabaya, karena lagu itu, Haryanto pernah mendapat penghargaan dari wali Kota Surabaya
Sebagai anak pertama, hubungan Vien cukup dekat dengan ayahnyaWanita berkulit putih itu cukup hafal perilaku ayahnya yang kadang nyeleneh saat menciptakan lagu"Pernah, Papa di kamar kecil lama bangetTernyata, Papa mendapat inspirasi lagu di situNah, dia langsung menuliskan lirk-lirik lagu itu di kertas koran," ujarnya
Ibu satu anak itu menuturkan, ayahnya memang tak secara langsung mengarahkan anaknya untuk bermusikSemua keinginan anak dibebaskanDari semua anak Haryanto, yang paling kentara mewarisi darah seni adalah Vien sendiri"Adik saya yang terakhir juga sihDia sudah siap mengeluarkan albumTapi sampai sekarang masih belum," katanya
Vien dulu pun sempat menjadi penyanyi cilikDia sempat tenar bersama penyanyi cilik lainnya, Adi Bing Slamet dan Chicha Koeswoyo"Itu sudah lama bangetWaktu saya masih umur enam tahunan," katanyaApa saja lagunya" "Yang sempat terkenal dulu itu ya Bebek-Bebekku," ujarnya lantas tersenyum
Namun, seperti rekan seangkatannya, karir musik Vien tidak dilanjutkan ketika dia dewasaDia lebih memilih jalan menjadi orang kantoranYakni, bekerja sebagai karyawan kantor sebuah perusahaan asuransiVien menuturkan, sebelum meninggal, Haryanto sempat meninggalkan wasiatSaat itu, sekitar sepuluh hari sebelum masuk rumah sakit, Haryanto meminta istrinya, Ida Rusdawati, dan kelima anaknya berkumpul di kamar
Kamar tersebut merupakan ruang istirahat sekaligus ruang kerja HaryantoKamar itu juga menjadi tempat penyimpanan ribuan karyanyaPaling tidak, ada tiga lemari besar yang digunakan untuk menyimpan karyanyaIsinya bermacam-macamMulai master lagu-lagunya hingga teks-teks dan ratusan kaset
Haryanto sudah merasa bahwa garis kematiannya sudah dekatDi depan tumpukan karyanya, Haryanto berpesan agar anak-anaknya menyelamatkan semua lagu yang pernah diciptakan Haryanto
"Papa bilang, semua lagu itu harus diselamatkanTerutama untuk royaltinyaHarus diurusSemuanya diserahkan kepada anak-anak," katanyaAcara itu adalah acara terakhir kumpul-kumpul keluargaSejak itu, kondisi Haryanto memburuk hingga berkali-kali masuk rumah sakit.
Mengurusi lagu-lagu itu tidak gampangSebab, lagu yang diciptakan Haryanto mencapai ribuanSemuanya tersimpan dalam tiga lemari di kamar HaryantoVien mengatakan, keluarga akan mendata semua lagu ituLemari itu bakal dibongkar dan semua master dan lagu di dalamnya akan diinventarisasi"Sekarang kondisinya masih kacauTumpukannya tinggi banget," katanyaBukan hanya ituDi kamar tersebut ada lagu-lagu Haryanto yang belum dirilis.
Semasa hidup, Haryanto memang mengalami masalah soal royaltiKontribusi yang dia dapat dari penggunaan lagu-lagunya tidak optimalSebab, mereka yang mengurusi royalti sering bertindak tidak profesionalPendapatan yang diterima tidak sesuai dengan yang diharapkan"Papa tidak pernah menjual lepas lagunyaSemuanya dengan royalti yang harus dibayar tiap lagu digunakan," katanya.
Padahal, lagu-lagu Haryanto digunakan di mana-manaTak semuanya memberi kontribusi kepada keluarga HaryantoUntuk mengatur royalti itu, keluarga Haryanto akan dibantu begawan musik Bens LeoMulai penghitungan hingga hak dan kewajiban penggunaan lagu-lagu Haryanto"Kami kan tidak seberapa paham dengan royaltiBarangkali Mas Bens Leo bisa bantu," katanya
Haryanto meninggal karena serangan kanker rectumKanker itu menunjukkan tanda-tandanya sejak empat tahun laluVien menuturkan, saat itu Haryanto mengeluhkan sakit yang melilit perutnyaNamun, Haryanto tak pernah mau disebut sedang sakit"Papa selalu bilang kalau dia sehat-sehat saja," katanya.
Setelah perayaan Natal 2008, keluarga membawanya untuk bertemu salah seorang pejabat Rumah Sakit Karyadi, Semarang, yang kebetulan dekat dengannyaSejak itu Haryanto mau diperiksaTim dokter langsung melakukan pemeriksaan menyeluruhDari situ, baru ketahuan kalau terdapat kanker di bagian rectum"Kami sempat menawarkan operasiTapi, Papa menolakMemang, sih operasi tak menjamin kesembuhan," katanya.
Haryanto hanya mau pengobatan alternatif dan menjalani perawatan di rumahNamun, itu pun tak menjamin kondisinya membaikKondisinya semakin parahKarena kehilangan banyak darah, Haryanto sampai harus transfusi hingga beberapa kali"Enam kali Papa masuk rumah sakit untuk tranfusi," katanya
Terakhir Haryanto kembali masuk RSPP pada Rabu (20/5) pekan laluKondisinya tak juga membaikAkhirnya, pada Senin malam (25/5) Haryanto memaksa pulangKeluarga pun menurut"Begitu sampai di rumah, Papa langsung nyenyak sekali tidurnyaPapa bilang senang sampai di rumah," katanyaRupanya, tidur itu adalah penanda istirahat panjang bagi HaryantoDia kemudian koma dan akhirnya meninggal esok harinya(iro)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Perjuangan Istri Prabangsa AA Sagung Mas Prihantini Menghidupi Kedua Anaknya
Redaktur : Tim Redaksi