SURABAYA - Dinas Pendidikan (Dispendik) Surabaya sudah membuka pendaftaran untuk tiga jalur khusus penerimaan pendaftaran siswa baru. Yakni, mitra warga, inklusi, dan satu lokasi. Itu sudah dilakukan meski pendaftaran penerimaan peserta didik baru (PPDB) jalur prestasi masih berlangsung.
Berdasar pantauan Jawa Pos, mitra warga adalah jalur khusus yang paling laris jika dibandingkan dengan inklusi dan satu lokasi. Sebab, jumlah pendaftar jalur mitra warga hari pertama di sejumlah sekolah telah melebihi kuota. Padahal, pendaftaran dibuka hingga 25 Juni.
Misalnya, di SMPN 13 Surabaya. Jumlah siswa yang mendaftar melalui jalur mitra warga mencapai 43 orang. Padahal, kuotanya hanya 19 bangku. Kepala SMPN 13 Juwari mengatakan, kuota jalur mitra warga adalah lima persen dari total pagu. Tahun ini total pagu SMPN 13 sebanyak 380 bangku.
"Lima persennya ada 19 bangku dan itu untuk mitra warga," katanya.
Tahun lalu, lanjut Juwari, siswa yang mendaftar jalur mitra warga mencapai 50 siswa. Kuota yang tersedia sama dengan tahun ini, yakni 19 bangku. Juwari memprediksi, tahun ini jumlah siswa yang mendaftar jalur mitra warga mencapai 100 orang. Sebab, hari pertama saja telah tembus 43 orang.
BACA JUGA: Lebih dari 9 Ribu Guru di Jatim Dilatih Program B3
Karena pendaftar melebihi kuota, Juwari menyebutkan, panitia SMPN 13 melakukan seleksi ketat. Biasanya tahap dalam seleksi mitra warga meliputi ranking nilai ujian sekolah (US), selanjutnya data Badan Pemberdayaan Masyarakat (Bapemas) dan KB Surabaya.
Ya, selain nilai, warga yang mendaftar jalur mitra warga harus memiliki surat keterangan tidak mampu (SKTS) atau kartu keluarga sehat (KKS).
Selain itu, kata dia, mitra warga SMPN 13 diproyeksikan untuk warga tidak mampu yang berdomisili di Kecamatan Wonocolo. Meski begitu, warga dari daerah lain juga berpeluang mendaftar. "Tapi, kedekatan antara tempat tinggal dan sekolah tetap diperhitungkan," jelasnya.
Setelah mempertimbangkan tiga indikator tersebut, panitia PPDB SMPN 13 memeringkat siswa 1 sampai 25. Nah, tahap terakhir seleksi adalah menyurvei 25 siswa tersebut.
BACA JUGA: Sempurnakan Kurikulum SMK agar Lulusan Lebih Bersaing di Dunia Usaha
Panitia telah menyediakan tim khusus. Mereka bertugas mendatangi rumah siswa, mengecek kondisi ekonomi keluarga, hingga mewawancarai tetangga siswa yang bersangkutan. Langkah tersebut dilakukan untuk mengantisipasi adanya manipulasi data.
"Jangan sampai jalur mitra warga salah sasaran," ucapnya.
BACA JUGA: Hebat! 24 Siswa Harumkan Nama Indonesia di Kompetisi Internasional
Sebab, tambah Juwari, ada banyak kasus warga yang memanipulasi data ekonomi keluarga saat PPDB mitra warga berlangsung.
"Tahun lalu, kasus pura-pura miskin juga ada. Punya SKTM, tapi setelah disurvei, ternyata punya mobil," imbuhnya.
Sementara itu, Kepala Dispendik Surabaya Ikhsan mengungkapkan, mitra warga tidak hanya berlaku untuk sekolah negeri. Dispendik juga mengimbau semua sekolah untuk membuka jalur mitra warga. Kuotanya 5 persen dari total pagu. Selain itu, lanjut dia, jalur mitra warga hanya diperuntukkan warga asli Surabaya yang tidak mampu.
Ikhsan menyebutkan, siswa mitra warga tidak hanya mendapat pendidikan gratis. Tapi, awal pembelajaran, mereka juga mendapat seragam, sepatu, dan alat tulis gratis. Meski begitu, Ikhsan mengimbau warga Surabaya agar tidak berpura-pura miskin demi mendapatkan fasilitas gratis.
Alumnus Universitas Airlangga itu menyebutkan, manipulasi data juga biasa dilakukan orang tua yang merasa anaknya tidak bisa bersaing di PPDB jalur reguler dan sekolah kawasan. (rst/puj/c7/oni/flo/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Alhamdullilah, Kemendikbud Dapat WTP, Menteri Anies Makin PeDe
Redaktur : Tim Redaksi