BOGOR - Polemik rumah ibadah GKI Yasmin terus berlanjutBahkan, ormas Islam mulai terpecah menyikapi keberadaan rumah ibadah di Jalan Abdullah bin Nuh itu
BACA JUGA: Proyek MRT Dipastikan Tak Merusak Lingkungan
GP Anshor misalnya, secara tegas menyatakan mendukung GKI Yasmin dan meminta pemerintah daerah dan pemerintah pusat melaksanakan putusan Mahkamah Agung (MA)BACA JUGA: Pemberangkatan Dibatalkan, Penumpang KRL Cemas
GP Anshor menggalang dukungan organisasi kepemudaan berbasis Islam untuk mendukung keberadaan GKI Yasmin dengan mengundang aktivis HMI dan PMII dalam deklarasi Gerakan Nasional Hidup bersama Pancasila, di Pesantren Al-Ghozaly, Kota Bogor, Minggu (2/10)
:TERKAIT Berbeda dengan GP Anshor, sejumlah ormas Islam di Bogor, seperti secara tegas menyatakan menolak keberadaan GKI Yasmin karena menganggap pendirian rumah ibadah itu cacat hukum
BACA JUGA: Jakarta Perang Melawan Sampah
Itu terbukti dengan adanya rekayasa dan manipulasi data administrasi IMB GKI Yasmin dan sudah dibuktikan dengan putusan Pengadilan Negeri Bogor.Dua kelompok massa kembali mendatangi GKI Yasmin, kemarinMassa yang menolak keberadaan GKI Yasmin datang lebih awal“Kami datang ke sini karena ada informasi bahwa menteri Agama mau datangKami khawatir menteri Agama tidak mendapatkan data berimbang kalau dia datangMakanya kami siapkan data lengkapTapi, ternyata dia tidak datang,” ujar Ketua Forkami Kota Bogor, Ahmad Iman.
Ia menambahkan, GKI hendak mendirikan rumah ibadah di Yasmin, tetapi cacat hukumIMB terbukti cacat hukum karena sudah jatuh vonis atas pemalsuan tandatangan wargaAlasan walikota Bogor mencabut IMB GKI sudah sangat jelas, yakni alasan penolakan warga, stabilitas keamanan dan vonis pemalsuan tandatangan“Kami dianggap melanggar HAM, tetapi sebetulnya yang melanggar HAM itu adalah mereka yang memalsukan dan memanipulasi tandatangan warga,” tegas Iman.
Aksi damai yang diikuti warga Kelurahan Curugmekar berakhir sekitar pukul 13:00Setelah mereka membubarkan diri, giliran massa yang mendukung pembangunan GKI Yasmin tiba di lokasi. Sejumlah tokoh agama dan tokoh pemuda pun tampak hadirDi antaranya, anggota DPR dari Fraksi PDI Perjuangan Maruarar Sirait, Romo Benny Susetyo, Ketua Umum Gerakan Pemuda Ansor Nusron Wahid, putri Gus Dur Alissa Wahid, aktivis PMI dan beberapa tokoh lintas agama.
Saat tiba di lokasi, situasi sempat memanasPara aktivis GP Anshor emosi karena tak diperkenankan masuk ke wilayah GKI YasminAksi dorong dan adu mulut antara aparat keamanan dan rombongan GP Anshor pun tak terelakkanBeruntung, aksi itu tak berlangsung lama karena Kapolres Bogor Kota AKBP Hilman langsung mempersilakan lima orang perwakilan tokoh agama dan GP Anshor naik ke trotoar GKI Yasmin untuk menggelar orasi
Dalam orasinya, Nusron Wahid menegaskan, saat ini yang terjadi banyak pejabat yang mengkhianati arti Pancasila, dengan mengesampingkan toleransi antarumat beragama“Dalam kasus GKI Yasmin jelas menggambarkan adanya pemikiran dan gerakan anti keberagaman,” tegasnya.
Dia menambahkan, hidup berpancasila juga diperjuangkan tokoh nasionalis, seperti Kiai Abdullah bin Nuh, yang kebetulan juga ditetapkan sebagai nama jalan, di mana GKI Yasmin berada“Namun yang terjadi sebaliknyaNama tokoh tersebut justru digunakan untuk melarang keberadaan rumah ibadah,” sindir Nusron seraya menambahkan, pelarangan dan penolakan GKI Yasmin merupakan bentuk intoleransi antara umat beragama dan inkonsistensi nilai-nilai Pancasila
Sementara itu, Maruarar Sirait berpendapat, seluruh masyarakat dan aparat pemerintahan harus mematuhi hukum“Ini negara hukumKarenanya, apa yang sudah diputuskan MA sudah tetap dan harus dijalankan,” tegasnya
Maruarar bertekad akan terus memperjuangkan GKI Yasmin“Saya sebagai anggota DPR sudah datang ke sini, sudah bicara dengan kapolres, serta melihat langsung di lapanganSaya akan laporkan ini kepada Ibu Megawati,” imbuhnya
Selain itu, kata dia, pihaknya akan menyurat langsung ke Presiden Susilo Bambang Yudhoyono“Saya yakin perjuangan itu tidak langsung tercapaiPerjuangan itu memang tidak mudah, tetapi kita akan terus berjuang,” lanjutnya.
Maruarar berharap pemerintah pusat bisa tegas dalam bertindak“Apalagi pemerintah SBY menyatakan hukum sebagai panglimaSudah ada keputusan Ombudsman dan MAKita tinggal menunggu ketegasan sikap dari pemerintah pusat,” tukasnya.
Hal senada dikatakan putri Gus Dur Alissa WahidMenurut dia, penolakan GKI Yasmin merupakan bukti bahwa Pancasila belum hidup sepenuhnya di IndonesiaPenolakan itu merupakan bentuk kesewenang-wenangan sekelompok orang dan kesewenang-wenangan penolakan hukum yang berlaku di IndonesiaPemimpin negera ini, kata dia, dipilih oleh rakyat baik di tingkat pusat maupun di tingkat daerah untuk menjamin agar semua hak warga negara terlaksana dengan baik
“Di tempat ini kita melihat UUD Pasal 29 tidak terlaksanaJadi, sebetulnya apalagi yang ditunggu? Putusan hukumnya sudah sampai di MA yang kita akui sebagai lembaga paling tinggiKami berharap presiden dan menteri segera mengambil tindakan tugas untuk menjamim pelaksanaan UUD dan menjamin terlaksananya Pancasila sebagai panduan kita dalam hidup sehari-hari,” ujarnya.
Kunjungan GP Anshor dan tokoh agama di GKI Yasmin membuat arus lalulintas di Jalan Abdullah bin Nuh sempat tersendatRatusan aparat keamanan dari Polres Bogor Kota, Brimob, Satpol PP tampak berjaga-jaga di sekitar lokasi“Sebanyak 400 aparat dikerahkan untuk menjadi keamanan, termasuk personel dari Brimob,” ujar Kapolres Bogor Kota AKBP Hilman(mia/rid)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pangkostrad Bersih-Bersih Istiqlal dan Kathedral
Redaktur : Tim Redaksi