BOGOR - Pembatalan 20 keberangkatan kereta rel listik (KRL) jurusan Bogor-Jakarta pada Oktober nanti dinilai sangat merugikan masyarakat, khususnya pengguna KRLPasalnya, sebagian besar penumpang KRL yang bekerja di ibukota harus mencari alat transportasi alternatif tujuan Bogor-Jakarta
BACA JUGA: Jakarta Perang Melawan Sampah
20 pemberangkatan KRL ini akan dibatalkan selama satu setengah bulan akibat adanya penambahan pasokan listrik atas (LAA) dan pembangunan gardu LAA
BACA JUGA: Pangkostrad Bersih-Bersih Istiqlal dan Kathedral
Keputusan itu membuat para penumpang KRL cemas dan khawatirBACA JUGA: Anak Jalanan Dapat Apresiasi Dewan
“Sekarang saya harus bangun lebih pagi agar tidak terlambat sampai ke kantorNggak ada pembatasan saja kereta selalu penuh, gimana kalo sudah ada pembatasan, pasti banyak yang kecewa karena tidak terangkut,” ujar salah satu pengguna KRL, Lestari (26) kepada Radar Bogor (JPNN Grup)
Menurut dia, pembatalan beberapa keberangkatan tentu saja akan menuai protes dari berbagai kalanganPasalnya, pelayanan PT Kereta Api Indonesia (PT KAI) saat ini masih kurang baik dibandingkan harga tiket yang harus dibayarApalagi, KRL juga selalu mogok dan pendingin ruangan KRL komuter matiBelum lagi lemahnya petugas stasiun dalam mengamankan areal hingga memberikan celah bagi maling dalam menjalankan aksinya
“Seharusnya pelayanan juga ditingkatkan agar calon penumpang aman dan nyaman saat bepergian dengan KRLApalagi, transportasi kereta masih menjadi favorit bagi masyarakat,” imbuhnya.
Sementara itu, Sekretaris Perusahaan PT Kereta Api Indonesia Commuter Jabodetabek (KCJ), Makmur Syaheran, menyambut baik kegiatan perbaikan daya listrik di tujuh gardu listrik aliran atas (LAA) dan penambahan enam gardu baru
Menurut dia, hal itu berguna untuk mendongkrak pasokan daya sejumlah armada KRL yang dioperasikan di wilayah JabotabekIa mengatakan, penambahan itu akan menjadikan pasokan listrik terpenuhi sesuai permintaan"Kami berencana menambah perjalanan kereta dari 460 perjalanan KRL yang ada saat iniPenambahan daya akan membuat armada kereta jauh lebih awet," ujarnya.
Menurut Makmur, selama ini, naik turunnya tegangan membuat gangguan pengoperasian armada kereta di lapanganAkibatnya, sebanyak 80 persen kereta yang rusak diakibatkan pasokan listrik yang naik turun"Naik turunnya listrik juga membuat AC sering mati, pintu tidak bisa tertutup, dan yang terparah adalah kereta mogok," ucapnya.
Seperti diketahui, pengoperasian KRL di wilayah Jabodetabek mendapat suplai dari 39 gardu dari 29 lokasi dengan tegangan mencapai 1.500 Vdc dan total daya 105.500 kwDari 39 gardu tersebut, sebanyak tiga gardu LAA harus dipadamkan yakni gardu Citayam, Cilebut dan Kedungbadak.
Kepala Stasiun Bogor, Rohman, mengaku siap melaksanakan pembatalan beberapa keberangkatan KRL selama proses pemeliharaan dan pembangunan gardu LAA berlangsung. Apalagi, pelaksanaannya hanya berlangsung sementara, mulai 19-31 Oktober dan dilanjutkan pada 1-29 November.
“Mulai hari ini (kemarin, red) surat edaran dari Ditjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan telah disebar ke setiap perintasan KRLSehingga, calon penumpang diharapkan mengetahui dan memahaminya,” katanya
Untuk mengantisipasinya, calon penumpang perlu melihat jadwal keberangkatan dulu yang tertera pada papan pengumuman, serta nomor kereta yang tidak melayani rute hingga JakartaHal ini bertujuan untuk memudahkan pengguna jasa KRL agar tidak kebingunganKarena, kereta yang ditumpanginya tak beroperasi sepenuhnya“Nanti, di seluruh stasiun akan dipasang spanduk yang menginformasikan kegiatan PT KAI,” tukas Rohman(rur)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Feeder Busway Harus Jangkau Daerah Elite
Redaktur : Tim Redaksi