Oso Dukung Silatnas Raja-Sultan Nusantara Indonesia

Kamis, 22 Juni 2017 – 13:49 WIB
Oso bersama Raja Samu Samu VI. Foto: Humas DPD

jpnn.com, JAKARTA - Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Oesman Sapta Odang (OSO) menerima audiensi jajaran Badan Pengurus Silaturahmi Nasional (BP Silatnas) Raja-Sultan Nusantara Indonesia yang dipimpin Raja Samu Samu VI, De Laatste Van Koning Stamboom di Maluku Upu Latu ML Benny Ahmad Samu Samu, di ruang kerjanya, Rabu (21/6) kemarin.

BP Silatnas Raja-Sultan Nusantara Indonesia adalah perhimpunan raja dan sultan, ratu dan sultanah, termasuk pewaris dan penerus, permaisuri, putra dan puteri mahkota serta pangeran kerajaan dan kesultanan nusantara di Indonesia.

BACA JUGA: Ketika Oso dan Jimly Santap Durian Jawi, Hhmmm Enaknya...

Benny menjelaskan agenda Silatnas Raja-Sultan Nusantara Indonesia kelima tahun 2017 yang akan diselenggarakan 26-28 Juli 2017 di gedung Nusantara IV, Kompleks MPR/DPR/DPD, Jakarta.

Benny yang juga Sekjen BP Silatnas Raja-Sultan Nusantara menjelaskan acara akan dihadiri 500 tamu. Terdiri dari raja, sultan, datu, ratu, permaisuri, putra-putri, pangeran kerajaan dan kesultanan serta kedatuan nusantara Indonesia.

BACA JUGA: OSO: Saya Lebih Bangga jadi Orang Indonesia

Selain itu, ada 38 bangsawan internasional, pejabat tinggi, pejabat kementerian/lembaga negara, duta besar negara sahabat, sejarawan, budayawan, akademisi, mahasiswa, dan pelajar.

Benny juga menjelaskan, maksud dan tujuan silatnas sejak penyelenggaraan kesatu 7 Agustus 2009 di Istana Merdeka, Jakarta hingga yang kelima nanti adalah mengembalikan jatidiri (identitas) para raja dan sultan nusantara Indonesia. Melibatkan para raja dan sultan nusantara Indonesia dalam proses penyusunan, pembuatan dan pengesahan Rencana Undang-undang (RUU) tentang Hukum Adat.

BACA JUGA: Kubu Gusti Kanjeng Ratu Hemas Belum Pikirkan Ajukan PK

Sebab, raja dan ratu yang mempunyai adat istiadat tersebut. Kemudian, mengembalikan sejarah kerajaan dan kesultanan dalam pelajaran di sekolah-sekolah. Karena, saat ini masyarakat lebih banyak mengenal sejarah atau budaya bangsa lain ketimbang mengenal bangsanya sendiri. Berikutnya adalah memberdayakan ekonomi kreatif kerajaan dan kesultanan nusantara Indonesia melalui alokasi anggaran belanja di Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Menjadikan para raja dan sultan nusantara Indonesia sebagai mitra pemerintah baik di tingkat pusat, provinsi, maupun kabupaten/kota. Benny menjelaskan, setelah silatnas kesatu, dia bersama seluruh raja dan sultan nusantara Indonesia memiliki beberapa rencana kerja.

Yakni, mempersiapkan pembangunan museum atau galeri nasional yang merekam jejak peradaban kerajaan dan kesultanan nusantara. Galeri akan dibangun di atas lahan seluas 300 ha di Kabupaten Karawang, Jawa Barat.

Selain itu, BP Silatnas juga berencana mempersiapkan pemanfaatan lahan 50 ha di Kabupaten Buleleng, Bali.

Dalam catatan BP Silatnas Raja-Sultan Nusantara Indonesia, sejak abad kesatu hingga 18 dan menjelang proklamasi kemerdekaan RI, kesultanan dan kerajaan termasuk kedaulatan berjumlah sebanyak 372. Dari jumlah itu, 202 di antaranya masih eksis. "Dari 202 itu ada yang memiliki istana atau keraton, ada pula yang tidak,” ujar Benny.

Oesman menyambut baik penyelenggaraan Silatnas Raja-Sultan Nusantara Indonesia kelima ini. Pria yang karib disapa Oso itu berharap dari silatnas bisa diambil manfaatnya, ditindaklanjuti program dan kegiatannya khususnya di lingkungan raja dan sultan serta kerajaan dan kesultanan nusantara Indonesia.

“Selain payung hukum eksistensi kerajaan dan kesultanan, pemerintah juga harus menunjukkan keberpihakannya dalam membiayai kegiatan mereka,” ujar Senator asal Kalimantan Barat (Kalbar) itu. (boy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... PTUN Tolak Permohonan Ratu Hemas Soal Pelantikan Oso


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler