Pabrik Mobil Wajib Geser ke Jatim

Jumat, 19 September 2014 – 05:27 WIB

jpnn.com - JAKARTA - Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menargetkan penjualan mobil sebanyak 1,25 juta unit hingga akhir tahun ini. Sementara Pemerintah mewanti-wanti agar pabrik otomotif digeser ke Jawa Tengah atau Jawa Timur jika penjualan sudah tembus 1,5 juta-2juta unit.

"Penjualan akan terus terpacu karena kepemilikan mobil masih sangat kecil, hitungannya per 1000 orang kalau di Amerika ada 1.200 unit, artinya dari satu orang punya lebih satu mobil. Di Jepang per 1000 orang ada 582 mobil, Thailand 129 mobil, di Indonesia baru 37 unit jadi potensi pasarnya masih sangat besar," ujar Menteri Perdagangan Muhamad Lutfi saat membuka pameran Indonesia International Motor Show (IIMS) 2014 di JIExpo Kemayoran, Kamis (18/9).

BACA JUGA: Dahlan Belum Menyerah Cari Solusi untuk Merpati

Dia mengaku pada tahun 2009 pernah memprediksi secara tepat bahwa penjualan mobil di Indonesia perlu empat tahun untuk mencapai 1 juta unit di tahun 2013. Padahal, saat itu penjualan mobil baru mencapai 483 unit.

Diperkirakan dalam 10 tahun kedepan penjualan mobil bias mencapai 3 juta unit, dan terus berkembang menjadi 5 juta unit 10-15 tahun lagi. "Kita perkirakan penjualan akan terus tumbuh terutama di Indonesia timur," ungkapnya.
      
Lutfi pun mengingatkan para prinsipal otomotif di Indonesia untuk tidak memusatkan lokasi pabriknya di sekitaran Jakarta saja supaya lebih merata.

BACA JUGA: BRI Menarik Diri untuk Beli Bank Mutiara

"Nanti kalau penjualan sudah tembus 1,5-2 juta (unit) seharusnya tidak lagi di Jakarta, pabriknya harus ada juga diluar, seperti Semarang, atau sekitar Surabaya seperti Pasuruan atau Banyuwangi. Terus kalau sudah lewat 3 juta bisa ke Balikpapan di Kalimantan Selatan atau di Sulawesi Selatan yang menjadi basis industri metal," terangnya.

Selain itu, Lutfi juga meminta agar raksasa otomotif tidak melupakan industry kecil dan menengah (IKM) karena produksi mobil memerlukan pasokan ribuan item. "Saya mohon jangan lupakan industri kecil menengah karena akan jadi tonggak utama kedepan. Gaikindo saya ingatkan agar membngun IKM kita lebih maju. Jangan lupa, boleh mobilnya Jepang, investasi Jepang, merek Jepang, tapi suatu hari trennya harus menjadi mobil Indonesia," katanya.
      
Lutfi menambahkan, karena mobil-mobil asing itu diproduksi di Indonesia, maka masalah perdagangan luar negeri maupun perdagangan bebas (free trade) merupakan tanggung jawab Pemerintah Indoensia. "Neraca perdagangan otomotif kita tercatat surplus di tahun 2013, ekspornya USD 4,5 miliar, impor USD 2,5 miliar. Kita perkirakan lima tahun kedepan ekspor bisa mencapai USD 11 miliar dan menjadi penyumbang terbesar ketiga setelah sawit dan alas kaki," "lanjutnya.
      
Ketua Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), Sudirman MR, mengatakan pertumbuhan industri otomotif nasional mengalami kemajuan yang dapat dibanggakan sejak 2006 hingga sekarang. Pertumbuhannya rata-rata 23,4 persen meski menghadapi berbagai hambatan dan persoalan.

BACA JUGA: Dahlan Pastikan BUMN Siap Terapkan Hedging

"Misalnya harga minyak, tarif listrik, harga gas dan kebijakan moneter yang kurang kondusif. Tapi industri otomotif masih tetap tumbuh," lanjutnya.

Gaikindo mencatat pada 2006 total penjualan mencapai 318.000 unit. Sementara itu, pada 2007 angka ini naik 35,9 persen menjadi 433.000 unit. Grafik kembali naik sebesar 39,3 persen pada 2008 menjadi 603.000 unit. Namun dia mengakui bahwa pada tahun 2009 industri otomotif sempat melemah karena turunnya daya beli masyarakat akibat krisis global. "Pada 2009 totalnya menjadi 483.000 unit atau turun 19 persen karena krisis," tukasnya.
      
Dirjen Industri Unggul Berbasis Teknologi Tinggi Kementerian Perindustrian Budi Darmadi menilai pergeseran industry otomotif ke daerah lain sudah seharusnya dilakukan supaya terjadi pemerataan pembangunan ekonomi. Dia memprediksi dalam tiga tahun kedepan angka penjualan 2 juta unit dapat tercapai.

"Penjualan mobil akan meningkat pesat setelah pendapatan per kapita USD 5.000 , yang kami perkirakan tercapai tahun 2014 ini, jadi tahun 2017 saya perkirakan bisa 2 juta unit," sebutnya.
 
Pada 2010, angkanya kembali naik lebih dari 50 persen menjadi 764.000, dan terus naik pada 2011 ke angka 894.000 atau meningkat 19 persen. Kemudian, pada 2012 menyentuh angka 1,16 juta atau naik 24 persen. Hingga 2013 penjualan mobil mencapai 1,2 juta unit atau naik 10,2 persen dan menjadi penjualan tertinggi sepanjang sejarah.

Sedangkan periode Januari-Agustus 2014 penjualan sudah mencapai 830.398 unit atau naik 4,8 persen dibandingkan periode sama tahun lalu. "Hingga akhir tahun nanti kita proyeksikan penjualan naik 1,2 juta atau naik sedikit 1,25 juta unit," tandasnya.

Menurut Sudirman, dengan kehadiran produk mobil murah ramah lingkungan atau low cost green car (LCGC) yang langsung mendapat perhatian, diprediksi dapat meningkatkan jumlah penjualan mobil secara nasional. Namun begitu, pihaknya tidak hanya mengandalkan penjualan di dalam negeri.

"Ekspor kita tinggi, dari Januari hingga Agustus sudah mencapai 126.936 unit, dan proyeksi hingga akhir tahun sebanyak 200.000 unit," jelasnya.(wir)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Indonesia Harus Punya Bank Syariah yang Kuat


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler