jpnn.com, JAKARTA - Bea Cukai menggelar diskusi bersama instansi dan pemerintah daerah (pemda) di berbagai wilayah, salah satunya dengan Wali Kota terpilih Surakarta Gibran Rakabuming Raka.
Ini merupakan upaya Bea Cukai memacu geliat ekspor produk dalam negeri.
BACA JUGA: Bea Cukai Beri Fasilitas Kepabeanan untuk Perusahaan Beriorientasi Ekspor
Bea Cukai Surakarta bersama Bea Cukai Wilayah Jawa Tengah dan DIY menggelar rakor untuk mewujudkan Rumah Solusi Ekspor (RSE) dengan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI), Kanwil Pajak Jawa Tengah II, serta Wali Kota terpilih Surakarta Gibran Rakabuming Raka.
Kepala Kanwil Bea Cukai Jawa Tengah dan DIY Tri Wikanto menyampaikan bahwa pembangunan RSE ini merupakan kolaborasi Kementerian Keuangan dengan special mission vehicle-nya yaitu LPEI, dalam rangka mendukung program pemulihan ekonomi nasional (PEN).
BACA JUGA: Bea Cukai dan Polri Gagalkan Penyelundupan Rokok Ilegal Terbesar di Sumatera Barat
“Pembangunan RSE ini diharapkan dapat mengembangkan potensi usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) dan industri kecil menengah (IKM) berpotensi ekspor yang ada di Solo Raya pada khususnya dan provinsi Jawa Tengah pada umumnya untuk menjangkau pasar global," katanya.
Ia berharap RSE ini menjadi tempat rendezvous bagi para pengusaha UMKM dan IKM yang berorientasi ekspor.
BACA JUGA: Bersinergi Mendukung Ekspor Berbagai Daerah, Bea Cukai juga Temui Gibran Rakabuming Raka
Gibran Rakabuming Raka menyambut baik inisiatif RSE. “Kami akan mendukung penuh pendirian RSE ini," kata Gibran.
Putra Presiden Jokowi ini berjanji akan segera mendata UMKM berpotensi ekspor agar mau belajar di RSE tersebut.
"Sejalan dengan tujuan RSE membantu para eksportir dan calon eksportir mengatasi berbagai permasalahan dalam menjangkau pasar global, saya akan segera mendata UMKM yang berpotensi ekspor agar mau belajar bersama di RSE Surakarta," kata Gibran.
Sementara itu, Bea Cukai Madura menggandeng pemda setempat menggelar FGD bertajuk Gali Potensi Ekspor IKM Madura.
“IKM memiliki peran yang dominan pada perekonomian nasional yang diharapkan mampu bersaing di perdagangan internasional,” ungkap Kepala Kantor Bea Cukai Madura Yanuar Calliandra.
Bea Cukai Tegal menemui Sekretaris Daerah Brebes Djoko Gunawan.
Salah satu pembahasan utama mengenai penggalian potensi ekspor di ranah UMKM Kabupaten Brebes.
Djoko menjelaskan Kabupaten Brebes memiliki banyak komoditas yang identik dan terkenal di seluruh wilayah Indonesia, antara lain produk bawang dan olahannya hingga telur asin.
Menurut Djoko, perlu adanya pemetaan UMKM yang memiliki potensi ekspor, dan selanjutnya ditindaklanjuti dengan edukasi.
Menyambut baik niat tersebut, Kepala Kantor Bea Cukai Tegal Niko Budhi Darma mengusulkan agar UMKM yang memiliki potensi ekspor tersebut agar diperkenalkan dengan LPEI agar diberikan edukasi mengenai bagaimana dapat mendanai ekspor, hingga mencari pasar yang sesuai di luar negeri.
Tidak ketinggalan Bea Cukai Cirebon juga bersinergi dengan Stasiun Karantina Ikan untuk mendorong ekspor dari Ciayumajakuning.
Bea Cukai Cirebon dan Stasiun Karantina Ikan Kelas II Cirebon akan selalu melakukan koordinasi serta akan sering turun ke lapangan memberikan asistensi kepada para pelaku usaha.
Upaya ini diharapkan dapat meningkatkan sinergi dan kerja sama antara kedua pihak sehingga dapat bersama-sama meningkatkan perekonomian masyarakat khususnya di wilayah Ciayumajakuning.
Bea Cukai Tual mengadakan pertemuan dengan Wali Kota Tual Adam Rahaayan membahas program PEN.
Bea Cukai Tual juga memaparkan tentang Kawasan Pabean serta pelabuhan Tual sebagai Entry dan Exit Point kapal wisata asing Yacht berdasarkan Perpres No 105 Tahun 2015.
Diperlukan sinergi yang saling menguatkan khususnya dengan Pemerintah kota Tual dalam membangun pertumbuhan ekonomi
Bea Cukai Ambon juga menggelar diskusi dan rakor untuk mendorong ekspor perikanan dari maluku bersama denga Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Maluku Elvis Pattiselano, Kepala BKIPM Ashari Syarief, dan Asisten Tiga Gubernur Provinsi Maluku serta beberapa pejabat daerah lainnya.
Terdapat dua garis besar pembahasan rapat yakni tentang Perkembangan Ekonomi Indonesia dan Perkembangan Ekonomi Maluku.
Pada paparan yang disampaikan ada beberapa negara yang menjadi tujuan ekspor dari Maluku seperti Tiongkok, Jepang, Hong Kong, Amerika Serikat dan lainnya namun yang memiliki persentase impor tertinggi adalah Tiongkok.
Sementara komoditas utama ekspor maluku yakni udang segar, diikuti mutiara dan ikan segar.
Potensi sektor perikanan yang dimiliki Maluku sangat besar.
Berdasarkan data dari Dinas Kelautan dan Perikanan Maluku, total potensi sumber daya perikanan mencapai 3,7 juta ton per tahun.
Namun hingga saat ini pemanfaatannya tercatat hanya sekitar 610.500 ton per tahun.
Sinergi Bea Cukai dengan berbagai instansi dan pemda di berbagai wilayah dalam mendorong ekspor.
Upaya tersebut sebagai bentuk nyata pelaksanaan program PEN (PEN) yang digagas pemerintah untuk menstimulus perekonomian dalam negeri yang sempat turun akibat pandemi Covid-19. (*/jpnn)
Jangan Lewatkan Video Terbaru:
Redaktur & Reporter : Boy