Paedofil Gentayangan, Marzuki Tuding Negara Abaikan Pencegahan

Kamis, 08 Mei 2014 – 23:23 WIB

jpnn.com - JAKARTA - Ketua DPR Marzuki Alie menyatakan terungkapnya kasus kekerasan dan pelecehan seksual terhadap anak-anak telah menimbulkan kesadaran baru bahwa negara tidak mengantisipasi potensi kejahatan itu dengan cara memberikan perlindungan maksimal. Menurutnya, negara selama ini justru menganggap kehidupan anak-anak baik-baik saja.

"Negara tidak mengantisipasi kekerasan dan pelecehan seksual terhadap anak. Padahal kasus seperti ini sudah kerap terjadi di belahan dunia lain. Kita terlalu berprasangka baik bahwa kehidupan anak-anak di lingkungan tempat tinggal maupun sekolah baik-baik saja," kata Marzuki kepada wartawan di gedung DPR, Senayan Jakarta, Kamis (8/5).

BACA JUGA: RY Ditangkap, Kompleks Pemkab Bogor Masih Mencekam

Politisi Partai Demokrat itu justru mengaku heran karena para kasus kejahatan seksual yang menyasar anak-anak di bawah umur itu seolah bermunculan berbarengan. Padahal, kata Marzuki, kasus-kasus paedofilia hampir tidak pernah terdengar.

“Kalau semua terbongkar seperti ini, maraknya kasus kekerasan dan pelecehan anak, apa artinya selama ini tidak ada kejadian? Saya khawatir masih banyak kasus-kasus lain yang belum terbongkar," ujarnya seraya mengharapkan  aparat penegak hukum juga membongkar kasus-kasus paedofilia yang selama ini belum terungkap.

BACA JUGA: Rachmat Yasin Terima Suap 4,5 Miliar

Meski demikian Marzuki juga mengatakan, hal yang tak kalah penting adalah membina pelaku paedofilia dan korban-korbannya. Marzuki menegaskan, perilaku paedofilia hanya mungkin disembuhkan dengan pendidikan agama karena itulah satu-satunya benteng terakhir baggi pelakunya.

"Korban ini akan tertular dan akan menjadi pelaku. Makanya harus dituntaskan. Kalau tidak, akan makin banyak pelaku kejahatan seksual dan kekerasan kepada anak nantinya," tegas dia.

BACA JUGA: Alumni Trisakti Ajak Publik Tolak Prabowo

Marzuki juga mengatakan, harua ada langkah-langkah konkret dari segenap pemangku kepentingan agar anak-anak selalu terlindungi, termasuk dalam lingkungan yang eksklusif sekalipun. Lembaga pendidikan dan tempat bermain anak harus aman dari pelaku tindak kejahatan.

"Bagaimana pun anak itu sangat rentan menjadi korban tindak kejahatan. Jadi harus benar-benar diciptakan tempat yang aman bagi mereka dengan sistem pengawasan berlapis dan ketat. Kasus guru yang menjadi buronan di AS dan bisa mengajar anak-anak di sini menandakan tidak adanya sistem pengawasan, begitu juga guru lokal yang menjadi pelaku pedofilia," ujarnya.(fas/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Sebelum Dipidana, KPU Perlu Minta Presiden Terbitkan Perppu


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler