jpnn.com - JAKARTA - Kabar politik beberapa hari terakhir ini diramaikan dengan kritik dari Ketua Umum Partai Demokrat (PD) Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) terhadap pemerintahan Presiden Joko Widodo alias Jokowi. SBY yang juga pendahulu Jokowi di kursi kepresidenan memicu polemik karena kritiknya tentang kebijakan pemerintahan saat ini di bidang ekonomi dan infrastruktur.
Namun, pengamat politik dari Developing Countries Studies Center (DCSC) Zaenal A Budiyono mengatakan, sebenarnya kritik dari SBY ke Jokowi merupakan hal wajar. Sebab, kata Zaenal, kritikan SBY sama halnya dengan yang dilakukan elite partai politik lainnya atau pun pengamat.
BACA JUGA: Wuih, Perpustakaan Terbesar Asia Tenggara Bakal ada di Parlemen
“Jadi SBY sebagai ketua umum PD justru wajar bila menyampaikan pandangan lain termasuk kritik terhadap satu kebijakan pemerintah. Itu sesuai fungsi parpol dalam sistem demokrasi sebagai alat pendidikan politik rakyat,” ujar Zainal di Jakarta, Selasa (22/3)
Pengajar di Universitas Al Azhar Jakarta itu justru merasa heran dengan reaksi yang ditunjukkan Jokowi atas kritik dari SBY. Sebab, Jokowi tiba-tiba mengunjungi proyek pusat olahraga Hambalang di saat SBY berkeliling menemui kader-kadernya di Pulau Jawa.
BACA JUGA: KPK juga Pasang Mata di Kasus La Nyalla
“Jangan-jangan Jokowi benar-benar terganggu dengan kritik SBY, sehingga sampai harus mengunjungi Hambalang yang kelihatannya tidak terjadwal sebelumnya. Kritik akan datang dan pergi setiap hari, sebagaimana SBY menjadi presiden selama 10 tahun,” tegasnya.
Lebih lanjut Zaenal mengatakan, SBY sebagai Presiden RI selama dua periode tentu memiliki banyak pengalaman yang bisa dibagikan ke penerusnya termasuk Jokowi. Menurut Zaenal, hal itu normal karena bekas presiden di negara lain pun juga melakukannya.
BACA JUGA: Arti dan Hoki Nama Cucu Jokowi di Mata Mbah Mijan
Oleh karenan itu Zaenal mengingatkan para elite politik termasuk Presiden Jokowi agar tetap mengedepankan sikap demokratis terhadap kritik. “Misalnya melihat kritik sebagai sesuatu yang positif demi perbaikan. Kritik ibarat obat atau jamu, yang meskipun rasanya pahit, namun menyehatkan di kemudian hari,” pungkasnya.(ara/JPNN)
BACA ARTIKEL LAINNYA... SIAGA! 3 Kapal Perang TNI AL Siap Gempur Wilayah Ini
Redaktur : Tim Redaksi