jpnn.com - Sejumlah kalangan menyesalkan dan prihatin dengan aksi kekerasan, pembakaran rumah warga hingga memakan korban jiwa di Desa Sukamakmur, Kecamatan Gunung Meriah, Kabupaten Aceh Singkil, Aceh, yang dilakukan oknum warga setempat, Selasa siang (13/10).
Keprihatinan itu disampaikan terpisah, Rabu dan Kamis (14-15/10) oleh Direktur Eksekutif Nusantara One Institute, Agustinus Tamo Mbapa; Ketua Pemuda Katolik Komisariat Daerah (Komda) Aceh, Kikin P. Tarigan S; Senator atau Anggota DPD RI dari Provinsi Papua Barat, Mervin Sadipun Komber; Anggota Komisi III DPR, Nasir Djamil; dan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj.
BACA JUGA: Warga Desa Selok Awar Awar Berebut Minta Maaf ke Tosan yang Kebal Itu, Alasanya...
Menurut Agustinus Tamo Mbapa, peristiwa pembakaran rumah (ibadah) tidak saja melukai perasaan umat Kristiani tetapi merusak rumah Pancasila dan kebangsaan yang telah tumbuh dan menyatu dalam potret kebhinekaan Indonesia.
“Karena itu, Pemerintahan Jokowi dan Kapolri segera bertindak untuk membuktikan bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang bermartabat dan tegas dalam urusan kebangsaan. Ini penting agar rumah bersama kita sebagai bangsa dalam bingkai empat konsensus dasar kebangsaan yakni Pancasila, UUD 1945, NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia, red) dan Bhineka Tunggal Ika dapat diselamatkan,” kata Gustaf sapaan Agustinus Tamo Mbapa kepada JPNN.com, Kamis (15/10) dini hari.
BACA JUGA: Tosan, Penolak Tambang yang Kebal itu Akhirnya Pulang, Dielukan Bak Pahlawan
Gustaf juga mengimbau kepada umat Kristiani agar tetap tenang dan jangan terprovokasi atas peristiwa Aceh Singkil.
Senada dengan Gustaf, Ketua Pemuda Katolik Komisariat Daerah (Komda) Aceh, Kikin P. Tarigan S, juga menyampaikan keprihatinan atas peristiwa di Aceh Singkil.
BACA JUGA: Inilah Sederet Peristiwa 2012-2015 yang Menodai Kerukunan Beragama
Menurut Kikin, sebagai bangsa yang memegang teguh nilai-nilai Pancasila, tidak boleh ada aksi kekerasan atas nama apapun terjadi di Indonesia.
“Jangan menodai Aceh yang damai dengan aksi kekerasan dan intoleran,” tegas Kikin Tarigan dalam pesan singkatnya kepada JPNN.com.
Terpisah, Senator atau Anggota DPD RI dari Provinsi Papua Barat, Mervin Sadipun Komber menegaskan apapun alasan yang melatar belakangi, aksi main hakim sendiri terlebih dilakukan dengan cara kekerasan tidak bisa dibenarkan oleh hukum di NKRI.
Mervin juga meminta pihak-pihak yang bersengketa agar menahan diri dan menjaga suasana agar tetap tenang dan kondusif.
“Saya meminta aparat bertindak persuasif dengan sesegera mungkin memediasi pihak-pihak terkait dengan tetap mengedepankan prinsip-prinsip Bhineka Tunggal Ika dalam penyelesaian kasus ini,” tegas Mervin.
Mervin juga meminta Kementerian Sosial agar segera memberikan bantuan terutama bahan makan dan pakai kepada korban dalam peristiwa tersebut.
“Kementrian Sosial segera memberika perhatian dengan memberikan bantuan serupa bahan makanan dan kebutuhan lainnya di tempat pengungsian,” kata Mervin.
Sebelumnya, Anggota Komisi III DPR, Nasir Djamil juga menyesalkan peristiwa bentrokan yang terjadi di Aceh Singkil, Selasa siang (13/10). Ia pun meminta agar kasus tersebut disikapi secara dewasa.
“Saya menyesalkan peristiwa tersebut. Tentu peristiwa ini harus disikapi secara dewasa dan mendengarkan aspirasi warga dan tetap mengacu kepada aturan main yang berlaku. Selesaikan secara damai,” kata Nasir Djamil, Rabu (14/10).
Sementara itu, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj menegaskan tindakan kekerasan dan aksi main hakim sendiri sama sekali tidak dibenarkan.
“Apapun alasan yang melatarbelakangi peristiwa Aceh Singkil, aksi main hakim sendiri terlebih dilakukan dengan cara kekerasan tidak bisa dibenarkan oleh hukum,” tegas Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj.
Menurut Kiai Said, Islam bukan agama yang mengajarkan kekerasan. Islam adalah agama akhak. Islam agama yang diturunkan untuk menjadi rahmat bagi sekalian alam.
“Karena itu, Rasulullah Muhammad SAW meneledankan dakwah bil hikmah wal mauidzatil hasanah,” katanya.
Kiai Said kemudian mengutip QS. An-Nahl 125) yang artinya “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik…”.
PBNU, menurut Kiai Said menyerukan agar pihak-pihak yang bersengketa saling menahan diri. Perlu sikap teduh untuk menjaga suasana tetap tenang dan kondusif.
“Itu sangat dibutuhkan di Aceh Singkil, khususnya di lokasi kejadian untuk saat-saat sekarang ini,” kata Kiai Said.(fri/fat/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Gara-gara Ini Sandal Bertulisan Allah Makin Laris
Redaktur : Tim Redaksi