Pak Ko Sudah Tobat, Bandar Judi Terkenal di Klaten Itu Kini Jualan Kopi

Kamis, 05 November 2020 – 15:14 WIB
Pak Ko membuatkan minuman bagi pelanggan angkringannya di Alun-Alun Klaten, Senin malam (3/11). Foto: ANGGA PURENDA/RADAR SOLO

jpnn.com, KLATEN - Seorang pria paruh baya duduk di sebuah kafe sekaligus angkringan, tak jauh dari Alun-Alun Klaten. Mengenakan kaus, jaket dan topi, sesekali dia menghisap puntung rokoknya.

Pada bagian tangannya yang tidak tertutup oleh jaket, tampak sejumlah tato.

BACA JUGA: Bukannya Rajin Ibadah, Kakek 72 Tahun Malah Senang jadi Bandar Judi

Dia adalah Aditya Kristiawan, 55, atau akrab dipanggil Pak Ko.

Sebelumnya pria ini dikenal sebagai bandar judi ternama di Klaten. Namanya tak asing lagi dalam dunia perjudian, khususnya jenis togel.

BACA JUGA: 4 Pelajar Bisnis Judi Togel, Omzetnya Sampai Miliaran Rupiah, MA jadi Bandar

Judi yang pernah dikelolanya itu beromzet hingga Rp 80 juta, per hari!

Namun, kini Pak Ko telah bertobat dengan mengakhiri kegiatan dari dunia hitam yang pernah dijalani puluhan tahun itu.

BACA JUGA: Kampung Kuliner Klaten, Solusi Bisnis di Tengah Pandemi COVID-19

Dia memilih untuk mendapatkan penghasilan halal dari usaha mengelola objek wisata Batu Putih di Kecamatan Bayat.

Termasuk usaha kuliner kedai kopi dan angkringan di seputaran Alun-Alun Klaten.

Pak Ko terjun ke dunia hitam pada awal 1990-an saat dia mengalami broken home dalam keluarganya.

Dia terjun ke dunia kriminal. Mulai dari penjambretan hingga perampokan. Hingga akhirnya pada 1998-an dia berkenalan dengan dunia perjudian togel lewat temannya.

Pak Ko juga pernah keluar masuk penjara sebanyak tiga kali dalam kasus yang sama, yakni perjudian.

Tahun pertama dibui pada 2006 dengan menjalani tahanan selama dua bulan.

Kemudian, pada 2015 masuk penjara lagi dengan menjalani selama enam bulan. Terakhir pada 2019 menjalani hukuman satu tahun empat bulan, tetapi mendapatkan program asimilasi usai menjalani setengah masa penahanannya.

“Saya tergugahnya sebenarnya sudah sejak dua tahun lalu. Setiap kali di penjara pasti berdekatan dengan Hari Raya (Idulfitri) terdengar suara takbir. Ketika hendak tidur pun saya berpikiran, apakah selamanya akan seperti ini. Apalagi anak saya meminta untuk berhenti dan ini yang terakhir,” ucap Pak Ko saat ditemui Radar Solo.

Pak Ko mengakui, sang anak selama masa pertumbuhan dari SD hingga kuliah selalu melihat dia terjerat kasus hukum dan masuk penjara.

Hal ini yang membuat psikologis anaknya terganggu setiap kali berkumpul dengan keluarga besar maupun teman-temannya. Mengingat ada rasa malu karena ayahnya berulang kali berurusan dengan kepolisian terkait perjudian.

“Selain memang ada niat dari diri sendiri untuk hijrah, ada permintaan dari anak saya untuk mengakhiri yang membuat saya tergugah. Saya ingin kembali ke masyarakat dengan menggeluti usaha halal. Ingin kembali ke asal-usul saya mengikuti agama saya, bisa umrah dan naik haji bersama keluarga. Namun, tidak asal naik haji, hatiku harus benar-benar bersih dahulu sebelum pergi ke Tanah Suci,” ucap Pak Ko yang merupakan warga Kelurahan Klaten, Kecamatan Klaten Tengah ini.

Dalam proses hijrahnya itu, dia ingin mendalami ilmu agamanya. Apalagi keluarga besarnya dari kalangan pesantren dengan nilai-nilai agama yang kuat.

Dia ingin dibimbing untuk menyiapkan diri sehingga pantas untuk menjalani ibadah umrah maupun haji nantinya.

Selain itu, Pak Ko juga ingin mengisi hari tuanya untuk bisa menolong sesama, sekalipun tidak ada kaitannya dengan masa lalunya.

Menolong dengan memberikan modal usaha hingga bersedekah kepada anak yatim. Tentunya bersumber dari usaha yang digelutinya saat ini karena dirinya ingin menolong sesama.

“Saya ingin mengembalikan ke masyarakat, terutama mereka yang susah sebagai bentuk sedekah saya. Semoga dosa saya terkurangi. Kini saya memilih untuk mengelola objek wisata dan kuliner saja,” ucapnya.

Sementara itu, sang istri, Yeni Imelda, 46, mengaku bahagia karena sang suami secara ikhlas tanpa ada pemaksaaan telah melakukan hijrah.

Apalagi ada dorongan dan dukungan dari pihak keluarga atas keputusan Pak Ko tersebut.

“Memang beberapa kali saya sempat ngobrol-ngobrol dengan suami. Saya tetap mendukung apa yang menjadi keputusan suami. Apalagi setiap malam pun saya mendoakan agar suami berhenti dari aktivitas sebelumnya,"katanya.

"Harapan saya untuk ke depannya agar keinginan suami untuk umrah bersama keluarga kesampaian,” pungkasnya. (anggapurenda/radarsolo/bun/ria)


Redaktur & Reporter : Adek

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
Bandar Judi   Klaten   judi   Tobat   angkringan  

Terpopuler