Pak Levi Zulu, Pria Afrika Sesepuh bagi WNI di Zambia

Sabtu, 26 Maret 2016 – 07:47 WIB
Konsul Kehormatan RI di Zambia, Levi Zulu (duduk di tengah) bersama warga negara Indonesia yang tinggal di Lusaka. Foto: Ayatollah Antoni/JPNN.Com

jpnn.com - Zambia merupakan salah satu negara di pedalaman Afrika. Bagi Indonesia, urusan tentang negara yang beribu kota di Lusaka itu masih di bawah kendali KBRI di Harare, Zimbabwe. Namun, Indonesia punya sosok istimewa di Zambia.

Ayatollah Antoni, Lusaka

BACA JUGA: Isyana Sarasvati, Makin Semangat saat Dengar Jeritan-jeritan

ZAMBIA merupakan negara yang terkurung di tengah Benua Afrika. Negeri yang kini di pimpin Presiden Edgar Chagwa Lungu itu tak punya wilayah lautan.

Posisi Zambia dikurung oleh negara tetangganya. Di sebelah utara ada Republik Timur Kongo. Di timur laut ada Tanzania. Sedangkan di sebelah timur ada Malawi dan Mozambik.

BACA JUGA: AKBP Sumy Hastry Purwanti, Polwan Berkeahlian Unik di Polri

Di timur laut dan selatan, Zambia berbatasan dengan  Zimbabwe. Sebelah selatan Zambia juga ada Botswana dan Namibia. Sedangkan di sebelah barat ada Angola. Istilahnya negara landlocked karena memang tak punya laut.

Sejak 2011 lalu, Indonesia punya konsul kehormatan di Zambia. Namanya Levi Zulu. Pak Levi -sapaannya di kalangan WNI di Zambia- resmi menjadi konsul kehormatan RI sejak 14 Juli 2011.

BACA JUGA: Kampung Wisata tanpa Listrik, Terang Tunggu Ada Pernikahan

“Mestinya sudah habis masanya. Tapi kami usulkan lagi,” kata Stephanus Yuwono, Duta Besar RI untuk Zimbabwe merangkap Zambia dan Malawi.

Bagi warga negara Indonesia (WNI) di Zambia, Levi bukan sekedar konsul. Sebab, pria asli Zambia itu juga menjadi sosok yang dituakan.

“Dia sangat helpful,” kata Arsyanti, warga Depok, Jawa Barat yang kurang lebih sudah 3 tahun tinggal di Lusaka.

Menurutnya, selama ini Levi juga sangat proaktif membagi informasi penting kepada WNI di Zambia. Tak hanya itu, Levi jika sehabis berkunjung ke Jakarta atau bertemu Dubes RI di Zimbabwe juga tak lupa menenteng oleh-oleh bagi WNI di Zambia.

“Biasanya dia membawa oleh-oleh. Dan kami selalu kebagian,” ujar Arsyanti yang bersuamikan Kozo Sunada, seorang diplomat Jepang yang ditempatkan di Lusaka.

Kesan istimewa tentang sosok Levi juga datang dari Nina Johnson. Perempuan asal Pluit, Jakarta Utara itu menyebut Levi sebagai sosok mengayomi dan informatif.

“Kalau ada informasi yang penting bagi kami, Pak Levi selalu segera mengabarinya. Biasanya lewat WhatsApp,” tutur Nina yang suaminya seorang warga negara Inggris.

Karenanya, meski waswas karena tinggal di negara lain, Nina tetap merasa terayomi dengan keberadaan Levi. “Kalau ada apa-apa yang mengadunya ke dia,” ucap istri Wayne Johnson itu.

Kiprah Levi bukan hanya itu. Pada 26 April 2015 ada acara International Food Fair di Lusaka. Levi pun menfasilitasi WNI untuk ikut tampil di ajang itu.

Jadilah WNI di Lusaka yang jumlahnya kurang dari 15 orang ikut menyemarakkan pameran makanan internasional itu. Berbagai makanan khas Indonesia pun disajikan di ajang itu.

“Kami sediakan bakso dan makanana khas Indonesia lainnya. Yang cepat ludes ternyata gorengan,” kata Nina sembari terbahak.

Levi tidak hanya dikenal aktif soal urusan Indonesia di Zambia. Apapun persoalan dan keluhan WNI di Zambia yang sampai ke Levi, pria kelahiran 22 Januari 1955 itu akan berupaya menyelesaikannya. “Orangnya memang humble,” ujar Tri Broto Kusumo, kepala urusan politik KBRI Zimbabwe.

Dipercaya menjadi Konsul Kehormatan RI membuat Levi merasa sangat terhormat. Ia pun mengaku punya ikatan batin dengan Indonesia.

Setidaknya sudah empat kali ia berkunjung ke Indonesia. “Saya suka Bali,” kata pria penyandang status duda itu.

Saking cintanya pada Indonesia, Levi pun mengoleksi batik. “Saya punya sepuluh batik,” tutur pria berlatar belakang pengusaha itu.

Ia adalah bos Zulu Burrow Consulting Engineers. Sebagai pengusaha, Levi memang kondang di Zambia.

Ia pernah mengerjakan proyek landas pacu di Kenneth Kaunda International Airport, bandara andalan di Zambia. Dan orang Indonesia yang istimewa bagi Levi adalah Eddy Poerwana, mantan Duta Besar RI di Zimbabwe. “Beliau (Eddy, red) orang baik dan membuat saya mengerti Indonesia,” ujarnya.

Beberapa kata dalam bahasa Indonesia pun sudah akrab bagi Levi. Selamat malam, semalam makan dan beberapa kata lainnya biasa terucap oleh Levi.

Tapi ada kata yang selalu diucapkannya saat menemui orang Indonesia. “Apa kaba?” katanya saat gagal lidah meyebut huruf 'r' untuk mengucapkan apa kabar.(ara/JPNN)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Dokter Lo Siauw Ging Kerap Menolak Uang dari Pasien


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler