Pak Sabam Jadi Sosok di Balik Keputusan Megawati Terjun ke Politik

Sabtu, 15 Oktober 2016 – 22:22 WIB
Politikus senior PDIP Sabam Sirait saat merayakan ulang tahunnya yang ke-80 di Jakarta, Sabtu (15/10). Foto: dokumentasi pribadi for JPNN.Com

jpnn.com - JAKARTA - Politikus senior PDI Perjuangan, Sabam Sirait pada Kamis lalu (13/10) genap berusia 80 tahun. Namun, perayaan ulang tahun tokoh yang menjadi mentor politik bagi banyak politikus itu baru digelar Sabtu (15/10) di Balai Kartini, Jakarta Selatan.

Sejumlah tokoh penting hadir pada perayaan ultah Sabam kali ini. Ada Gubernur DKI Jakarta Basuki T Purnama, Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly, Menteri Perdagangan Engartiasto Lukita, Pangkostrad Letjen Edy Rahmayadi, Wakapolri Komjen Syafrudin, eks Ketua Umum Golkar Akbar Tanjung, hingga mantan Ibu Negara Shinta Nuriyah Wahid.

BACA JUGA: Gelar OTT di Kebumen, KPK Tangkap Lima Orang

Sedangkan Ketua Umum Megawati Soekarnputri terpaksa mengutus sekretaris jenderalnya, Hasto Kristiyanto. Pasalnya, Presiden RI Kelima itu sedang dalam perjalanan menuju Aljazair.

“Beliau mengucapkan selamat ulang tahun ke-80 untuk Pak Sabam,” kata Hasto menyampaikan salam dari Megawati pada pesta perayaan ultah Sabam yang dihadiri ribuan orang itu.

BACA JUGA: Ombudsman Sebut Institusi Penegak Hukum Paling Mandul Adalah...

Hasto lantas menuturkan cerita tentang hubungan emosional antara Sabam dengan Megawati. Sebab, Sabam adalah sosok yang gigih membujuk Megawati agar terjun ke politik dengan bergabung ke PDI.

Padahal, awalnya putri Proklamator RI Soekarno itu tak mau terjun ke politik. “Pak Sabam yang membujuk terus,” kata Hasto. “Bujukan terakhir di salah satu airport di Jakarta dan akhirnya mau.”

BACA JUGA: Bereskan Pungli, ORI: Bersihkan Dulu Internal Sendiri

PDIP pun tak lepas dari peran Sabam. Sebab, pria kelahiran Tanjung Balai, Sumatera Utara pada 13 Oktober 1936 itu ikut membidangi kelahiran PDI pada saat fusi partai politik tahun 1973.

Sabam juga menjadi tokoh yang paling lama menempati posisi sekretaris jenderal PDI. Dan yang tak kalah penting, kata Hasto, ayah politikus PDIP Maruarar Sirait itu rajin memompa semangat generasi muda tentang panggilan politik sebagai pengabdian.

Karenanya, Hasto selalu teringat petuah dari Sabam. “Meyakinkan kami di tengah arus pragmatisme politik sekarang bahwa politik itu suci,” kata Hasto.

Pada kesempatan sama Akbar mengaku mengagumi Sabam. Mantan ketua DPR itu menganggap Sabam sebagai seniornya di politik sekaligus mentor sesama aktivis mahasiswa. “Saya  belajar dari pengalaman yang Bang Sabam lakukan,” katanya.

Yang tak lepas dari catatan Akbar adalah peran besar Sabam dalam menyatukan partai berhaluan nasionalis menjadi PDI pada era fusi partai tahun 1973. Selain itu, kata Akbar menambahkan, Sabam juga berperan penting  untuk menjadikan Megawati sebagai Presiden RI kelima menggantikan Abdurrahman Wahid pada 2001.

“Saat itu Ibu Megawati menjadi presiden tidak lepas dari kiprah Bang Sabam Sirait,” kata Akbar di acara yang juga dihadiri politikus Partai Demokrat (PD) Ruhut Sitompul itu, bos Lippo Group James Riady dan mantan Menko Perekonomian Chairul Tanjung itu.(jpg/ara/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Dalam Dua Tahun, Hampir 1000 PNS yang Dipecat


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler