jpnn.com - ANGGOTA Bhayangkara Pembinaan Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Bhabinkamtibmas) Polres Mamuju, Polda Sulawesi Selatan dan Barat, Brigadir Piether Paembonan, menjadi salah satu penerima Polisi Masyarakat (Polmas) Award dari Plt Kapolri melalui Kabaharkam Polri, Kamis (5/3).
Prestasinya bukan menangkap koruptor, menjadikan pimpinan KPK tersangka, mengobrak-abrik persembunyian teroris atau memberantas kejahatan-kejahatan lainnya. Namun, ayah tiga anak ini berhasil menyelamatkan anak-anak yang putus sekolah. Bujukan dan upayanya telah membuat ratusan anak kembali bersekolah.
BACA JUGA: Mengapa Harus Eksis Merebut Pasar di Messe Berlin?
M. Kusdharmadi, Jakarta
Suatu kebanggan bagi Piether yang datang jauh-jauh dari Mamuju, untuk menerima penghargaan Polisi Masyarakat (Polmas) Award.
BACA JUGA: Awalnya Ketakutan dan Dicemburui Anak, Kini Berbuah Penghargaan
Wajah Piether terlihat semringah memegang sebuah trofi dan piagam penghargaan yang baru diserahkan Kepala Baharkam Polri kepadanya di PTIK Jakarta.
Pria yang punya tiga anak itu diganjar award karena berhasil menjalankan tugas kemanusiaan. Di samping melaksanakan kewajibannya sebagai seorang Anggota Polri, Piether mampu mengajak dan mengembalikan anak putus sekolah untuk dapat bersekolah lagi. Ada sebanyak 178 anak yang berhasil dibujuknya untuk kembali bersekolah.
BACA JUGA: Cara Diena Haryana Melawan Bullying di Sekolah
Tak cuma itu, Piether juga menjadi pengajar bebas pada sejumlah sekolah di Kecamatan Kalukku, Kabupaten Mamuju. Antara lain, SMA 1 Kalukku, SMP serta SMA Budi Mulya. Bahkan, SMP maupun SD di sana.
Pria yang memulai karirnya sebagai tamtama di Brimob Sulawesi Selatan itu, prihatin karena banyak anak-anak putus sekolah.
Piether pun berupaya melakukan pendekatan kepada orang tua maupun sang anak. Mengendarai sepeda motor pinjaman dari pemerintah daerah setempat, Piether berkeliling menempuh medan berat.
Piether punya trik tersendiri. Dia tak langsung berbicara soal anak putus sekolah kepada orang tua yang didatangani.
Ia pun tetap mengikuti isu yang lagi booming di negeri ini. Salah satunya demam batu akik. Nah, tema batu akik menjadi awal jalinan komunikasi yang dibangun pria asal Toraja itu.
"Kami tidak langsung tanya tentang soal sekolah anak-anak. Kami melihat orang yang bersangkutan senangnya apa? Misalnya sekarang yang lagi ramai itu masalah batu cincin," katanya.
Piether pun menguasai seluk beluk batu akik. Ketika obrolan sudah larut, Piether pun masuk pada topik pembicaraan sebenarnya. Yakni, soal sekolah anak-anak.
"Kita rayu mereka, misalnya dengan mengatakan sekarang ini pemerintah lagi menggalakkan wajib belajar 12 tahun," ujarnya.
Selain itu, Piether juga memberikan penjelasan mengenai Undang-undang Perlindungan Anak. Kata Piether, kalau masyarakat di kampung mendengar kata Undang-undang saja sudah cukup takut.
"Saya katakan bahwa anak dilindungi Undang-undang untuk mendapatkan pendidikan yang layak," imbuhnya.
Setelah topik utama direspon, Piether pun terus membujuk orang tua. Kebanyakan, kata Piether, anak-anak yang putus sekolah itu berusia sembilan hingga 13 tahun. Terbanyak itu di tiga kecamatan. Yakni, Kalukku, Mamuju, dan Tappalang.
Dengan segala jerih upaya keras, Piether berhasil meyakinkan para orang tua sehingga bisa kembali membawa anak-anak untuk bersekolah.
Setelah anak-anak berhasil kembali ke sekolah, tidak dilepas begitu saja. Piether pun rutin melakukan pemantauan. "Setiap dua minggu sekali kami datang ke sekolah menanyakan perkembangan anak-anak," katanya.
Orang tua para anak-anak itu sangat mendukung Piether. Sebab, anak yang tidak bisa membaca, jadi pandai. "Sekolah tanpa mengeluarkan sepeserpun biaya," katanya.
Menurut Piether, 178 anak yang berhasil kembali ke sekolah itu dibiayai dengan dana patungan anggota Polres Mamuju. "Itu murni patungan dari anggota Polres Mamuju," kata Piether.
Kegiatan Piether pun tak sampai di situ. Selain sebagai Bhabinkamtibmas, Piether pun punya jiwa pendidik. Ia berkeliling dengan sepeda motor untuk menjadi pengajar lepas. Mulai dari SD, SMP hingga SMA. "Ketika jam kosong saya masuk, saya bina mereka," katanya.
Biasanya, Piether memberikan materi tentang bagaimana mencegah kenakalan remaja. Selain itu sosialisasi UU juga dilakukan. Misalnya, tentang UU Lalu Lintas. Piether tak ingin anak-anak menjadi korban kenakalan remaja dan kecelakaan lalu lintas.
Satu kenangan manis masih tertanam di benak Piether. Ceritanya, pada 7 November 2014, Piether mendatangi sebuah sekolah. Dia yang berulang tahun pada 9 November 2015, mendapat kejutan. Para murid merayakan ultahnya itu dengan membuat kue.
Piether terharu. "Saat itu 7 November dirayakan, meski ulang tahun saya yang ke 43 itu 9 November," katanya.
Permintaan anak-anak saat ultah itu antara lain Piether berhenti merokok. "Sampai sekarang sejak saat itu saya tidak merokok lagi," ujar suami Ester Patras itu. (boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Aku Wajib Sembuh demi Orang yang Menyayangiku
Redaktur : Tim Redaksi