jpnn.com - JAKARTA - Pakar Ilmu Kesehatan Prof Tjandra Yoga Aditama angkat bicara terkait penggunaan gas air mata pada tragedi Kanjuruhan, Sabtu (1/10) kemarin.
Direktur Pascasarjana Universitas YARSI ini mengajak semua pihak tidak buru-buru menyimpulkan banyaknya korban jiwa karena penggunaan gas air mata.
BACA JUGA: Detik-Detik Tragedi Kanjuruhan, Dahlan Iskan: Ini Bukan Aremania Lawan Bonek
"Akan baik ditunggu hasil analisis mendalam tentang sebab kematian para korban, yang mungkin beberapa faktor saling memengaruhi," ujar Tjandra Yoga Aditama di Jakarta, Senin (3/10).
Dia mengatakan gas air mata yang menyeruak di sekitar area tribun penonton saat berlangsungnya kejadian belum tentu menjadi penyebab kematian korban.
BACA JUGA: Sosiolog Soroti Berbagai Konten Kritikan Terkait Tragedi Kanjuruhan
"Poin tentang kemungkinan dampak gas air mata sebagaimana saya sampaikan, walaupun memang belum tentu hal ini yang jadi penyebab kematian."
"Pengaruh paparan gas air mata pada manusia ditentukan oleh seberapa besar dosis gas yang mengontaminasi seseorang."
BACA JUGA: Anies Merespons Soal Tragedi Kanjuruhan, Simak
"Makin besar paparannya tentu akan makin buruk akibatnya," kata Tjandra.
Selain itu, dampak pada kesehatan juga akan tergantung dari kepekaan seseorang terhadap bahan di gas tersebut, serta kemungkinan ada gangguan kesehatan tertentu pada mereka yang terpapar.
"Dampak akan tergantung dari apakah paparan ada di ruang tertutup atau ruang terbuka, demikian juga bagaimana aliran udara yang membawa gas beterbangan," katanya.
Sehubungan dengan tragedi di Stadion Kanjuruhan, Guru Besar Paru Universitas Indonesia itu menyampaikan rasa duka mendalam dengan wafatnya para korban seraya mendoakan tempat terbaik di sisi Tuhan Yang Maha Esa.
"Semua tentu berharap agar jangan sampai ada kejadian serupa lagi, jangan di Indonesia dan jangan pula di mana pun di dunia ini," katanya.
Sementara itu, berdasarkan hasil rekapitulasi jumlah korban tragedi Kanjuruhan yang dilaporkan Kemenkes RI hingga Minggu (2/10) pukul 14.53 WIB, pasien dengan luka ringan hingga sedang 253 orang dan luka berat 31 orang.
Jumlah korban meninggal dunia yang dilaporkan dari Dinas Kesehatan Kota Malang sebanyak 131 jiwa, sementara menurut Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo 125 orang.
Rekapitulasi laporan tersebut disampaikan dari 25 fasilitas pelayanan kesehatan yang menangani korban di wilayah setempat.
Tragedi di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang berlangsung setelah pertandingan antara Arema FC kontra Persebaya Surabaya berakhir dengan skor 2-3.
Kejadian itu masih dalam proses penyelidikan pihak kepolisian dan pihak terkait. (Antara/jpnn)
Simak! Video Pilihan Redaksi:
BACA ARTIKEL LAINNYA... Hanindhito: Tragedi di Stadion Kanjuruhan Jangan Terjadi Lagi
Redaktur & Reporter : Kennorton Girsang