jpnn.com - JAKARTA - Praktisi informasi teknologi (IT) yang menggeluti keamanan cyber, Pratama Persada mengingatkan Badan Intelijen Negara (BIN) di bawah komando Letjen (Purn) Sutiyoso agar benar-benar melek soal teknologi dalam rangka mengumpulkan informasi. Menurutnya, seiring pesatnya kemajuan zaman maka sudah semestinya para telik memadukan teknologi dengan kemampuan personal.
“Mau tidak mau memang harus beralih dari human intelligence ke cyber intelligence. Artinya harus memanfaatkan teknologi modern untuk mengumpulkan informasi," katanya di Jakarta, Senin (13/7).
BACA JUGA: Santai Dicecar dalam Kasus KY, Kabareskrim: Ya Itu kan Kata Pengamat...
Mantan Kepala IT Kepresidenan itu menambahkan, mengumpulkan informasi dari dunia maya akan sulit dilakukan jika dengan pola konvensional. Karenanya BIN harus menggunakan teknologi yang mumpuni untuk mengumpulkan informasi intelijennya.
Pratama menambahkan, harus ada kombinasi peralatan dengan kemampuan individual di kalangan intelijen. Sebab, teknologi canggih tak ada artinya jika tidak dibarengi oleh sumber daya manusia yang mumpuni.
BACA JUGA: Buya Syafii Minta Jokowi Turun Tangan Copot Kabareskrim Buwas
“Intelijen itu butuh intuisi. Alat canggih juga harus didukung intuisi untuk mendukung pekerjaan," tegasnya.
Karenanya ia menegaskan, kombinasi antara manual dan teknologi cyber sangat diperlukan oleh BIN. Sebab, lanjut dia, banyak juga pelaku kejahatan yang melakukan cara-cara manual.
BACA JUGA: Bareskrim Jerat Bupati Barru sebagai Tersangka Pemerasan
Pratama lantas mencontohkan, biasanya untuk menghindari kecurigaan maka pelaku kejahatan menggunakan sandi-sandi khusus atau mengirim pesan melalui kurir. “Jadi manual tidak harus dihilangkan," kata Chairman Communication & Information System Security Research Center (CISSReC) itu.(boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ini Saran Pak Buwas agar Dua Komisioner KY Tak Diproses Hukum
Redaktur : Tim Redaksi